MASJID TUA WAPAUE KAITETU,MALUKU
Masjid tua "Wapaue" merupakan salah satu peninggalan Islam yang ada di maluku, terletak di Desa Kaitetu, Pulau Ambon, Jasirah Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.Terkenal luas di hampir seluruh pelosok tanah air bahkan mancanegara, masjid itu tidak pernah berhenti "bersyiar" sejak didirikan pada hampir 600 tahun silam, dan sampai saat ini masih berfungsi baik, dan menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan dalam dan luar negeri. Kebanyakan turis yang datang ke Ambon tergerak hatinya untuk mengunjunginya karena penasaran dengan cerita-cerita tentang masjid kecil yang sudah berabad-abad usianya itu.
Juru rawat Masjid Wapauwe, Abdul Majid Iha, mengatakan, banyak wisatawan dalam dan luar negeri yang datang berkunjung terheran-heran melihat kondisi masjid yang dibangun pada 1414 itu masih berdiri kokoh. "Turis yang beragama Islam pasti menyempatkan diri untuk shalat di sini," katanya.
Sejarah Wapaue.
Jazirah Leihitu merupakan satu daerah di Maluku yang menjadi pusat penyebaran agama Islam pertama di Indonesia. Selain di Ternate, Maluku Utara, yang juga merupakan pintu masuk Islam, nama Jazirah Leihitu kala itu sudah termasyhur dan hingga kini tercatat sebagai daerah pertama masuknya Islam di Indonesia. Terletak di utara Pulau Ambon, sekitar 46 kilometer dari pusat kota Ambon, ibukota Provinsi Maluku, daerah itu dapat didatangi dengan kendaraan mobil sekitar 1,5 jam perjalanan. Jalan berkelok dan berbukit harus dilalui serta melewati beberapa perkampungan nelayan di sepanjang jalan, sebelum mencapai jazirah yang tepat menghadap ke Teluk Piru dan Selat Seram tersebut.
Menurut Abdul Majid Iha, berdirinya mesjid Wapaue berawal dari kedatangan perdana Jamilu dari Kerajaan Jailolo, Moloku Kie Raha (sekarang Maluku Utara) ke tanah Hitu sekitar tahun 1400.Jamilu mengajarkan Islam di Negeri Asen, Wawane, Atetu, Tehala, dan Nukuhaly, di pegunungan Wawane yang sebelumnya sudah dibawa oleh mubaligh dari Timur Tengah. Jamilu jugalah yang mengajak masyarakat mendirikan mesjid di atas Bukit Wawane, sekitar 8 km sebelah selatan pesisir pantai. Berukuran 10x10 meter persegi, dinding bangunan dibuat dengan bahan pelepah sagu, atapnya menggunakan daun sagu (rumbia). "Yang sekarang ini sudah mengalami penambahan serambi masjid berukuran 6,35 x 4,75 meter, dan tempat wudhu," kata Abdul Majid Iha.
Saat invasi kolonial Belanda tahun 1580, setelah mengambil alih kekuasaan Portugis di daerah itu pada 1512, masjid ini dipindahkan ke Negeri Tehala, tepatnya pada 1614, untuk menghindari tekanan Belanda.Di lokasinya yang baru, sekitar enam kilometer arah timur Wawane, masjid didirikan di sebuah dataran yang banyak ditumbuhi pohon mangga hutan atau mangga barabu, dalam bahasa Kaitetu disebut "Wapa".
Dari kisah pendiriannya itu, masjid pun diberi nama "Wapaue" yang berarti di bawah pohon mangga barabu.
Setelah menjalani Perang Wawane (1634-1643) dan Perang Kapahaha (1643-1646), Belanda berhasil menguasai seluruh Tanah Hitu. Masyarakat yang tinggal di gunung-gunung dipaksa turun ke pesisir untuk mempermudah pengawasan, tetapi masjid itu masih tetap berada di hutan.
Majid menuturkan, pada satu pagi tahun 1664, masyarakat Kaitetu yang baru bangun dikagetkan oleh kehadiran masjid itu secara gaib, bahkan lengkap dengan seluruh perlengkapan yang ada di dalamnya."Lokasi tempat pertama masjid ini berada di lereng gunung Wawane (delapan kilometer arah selatan lokasi masjid sekarang) sudah menyerupai kuburan, tetapi jika ada daun pepohonan di sekitar tempat itu gugur, secara ajaib tak satu pun daun yang jatuh di atasnya," katanya.
Benar atau tidak penuturan Majid, yang jelas bangunan masjid ini menjadi bukti otentik bahwa penyebaran agama Islam di pulau Ambon sebetulnya telah berlangsung sejak sekitar enam abad lampau. Bahkan, bila dibandingkan dengan Masjid Demak, yang dianggap sebagai pusat penyebaran agama Islam di Jawa, usia Masjid Wapaue jauh lebih tua.
Masjid Demak, sebagaimana tertera pada candrasangkalanya yang terdapat di pintu bledeknya, dibangun pada 1399 Saka atau 1467 M, sedangkan Masjid Wapaue dibangun tahun 1414 M.
Bentuk Bangunan
Tipologi bangunan masjid Wapaue berbentuk empat bujur sangkar, ditupang empat tiang soko guru terbuat dari kayu nani atau kayu hitam yang tahan air, dan 12 tiang lainnya yang membentuk sudut-sudut masjid. Saat ini, dua dari empat tiang soko guru masjid itu telah miring.Uniknya, bangunan ini didirikan tanpa menggunakan paku dan pasak kayu. Sistem sambungannya adalah bagian ujung kayu yang satu masuk ke bagian kayu sambungannya yang lain.
Pada saat pemugaran di tahun 1993, dua tiang itu sempat ditarik untuk ditegakkan kembali. "Saat itu imam mesjid sudah melarangnya, namun petugas pemugar tetap melakukannya. Saat tiang ditarik, beberapa penduduk Desa Kaitetu kesurupan," ujar Abdul Majid.Warga yang kesurupan mengaku melihat seorang `kapitan` berperawakan tinggi besar melompat dan berlari turun dari bukit Wawane kemudian memeluk erat-erat kubah mesjid. Karena banyak warga kesurupan akhirnya upaya menegakkan dua dari empat tiang soko guru itu batal dilakukan dan tiang itu tetap berdiri kokoh dalam posisi miring sampai sekarang.
Hingga kini, Mesjid Tua Wapaue Kaitetu tetap mempertahankan bentuk aslinya, lengkap dengan atap yang terbuat dari rumbia. Hanya tembok dan lantainya yang diperbaharui dari sebelumnya batu karang menjadi lantai semen, tetapi bangunan ini tidak berpondasi.
Abdul Majid menceritakan, proses ibadah setelah mesjid berdiri ditangani Imam pertama yakni Muhamad Ari Kulapessy dan kemudian dilanjutkan imam kedua bernama Rijalli.Hal lain yang unik dari Mesjid Tua Wapaue Kaitetu adalah di sudut-sudut atap mesjid terdapat relief kayu bertuliskan Muhammad (sudut Utara dan Selatan) dan Allah-Muhammad pada sudut Timur dan Barat, sedangkan di pintu mesjid terdapat simbol berbentuk bulus atau kura-kura berbahan kuningan, bertuliskan dua kalimah Syahadat.
Peninggalan Sejarah Hingga kini di dalam mesjid Wapaue masih tersimpan rapih sejumlah benda peninggalan sejarah yang menjadi bukti siar Islam dimulai dari mesjid tua berusia ratusan tahun itu, di antaranya dua buah panji-panji bewarna merah-putih berbentuk segitiga di samping kiri-kanan mimbar layaknya masjid pada desa adat di Maluku.
Selain itu juga tersimpan musyaf Al Quran yang selesai ditulis tangan imam pertama masjid itu Muhammad Ari Kulapessy tahun 1550 dengan menggunakan tinta campuran getah pohon dan pena urat enau. Ada juga timbangan zakat fitrah dari kayu dengan pemberat seberat 2,5 kilogram dari batu karang, tongkat khotbah berbahan kuningan yang diyakini dibawa oleh Tuni Ulama dari Baghdad, lampu minyak kelapa, beduk sepanjang dua meter dan hingga kini masih digunakan serta mimbar khotbah.Sebenarnya terdapat juga Musyaf Al Quran yang ditulis tangan oleh Nur Cahya, cucu perempuan Imam Ari Kulapessy yang selesai ditulis tahun 1590. Namun, Musraf yang belum dilengkapi tanda baca itu disimpan oleh Husein Hatuwe, keturunan ke-13 Muhammad Ari Kulapessy. Ada juga kalender Islam untuk menentukan awal Ramadhan, kitab doa-doa, kitab barzanji (puji-pujian terhadap Nabi Muhammad), dan naskah khotbah pertama Ari Kulapessy yang ditulis pada kertas sepanjang tiga meter. "Isi khotbah pertama itu mengajak umat Islam untuk selalu berbuat baik dan menjaga persaudaraan antarmanusia," ujar Abdul Majid Iha.
Demikian salah satu peninggalan Islam yang berada di Maluku yang telah kami jelaskan mengenai sejarah dan bentuk bangunannya.Dan semoga dapat dijadikan sebagai pemenuhan tugas SNI 1500-1800 M yang semestinya.
Jumat, 15 Januari 2010
Rabu, 13 Januari 2010
Penelitian masalah yang terjadi pada anak
Masalah yang Terjadi pada Anak
(Perceraian Kedua Orang Tua Anak)
Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Oleh :
Wahyu Lumaksono (084284026)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
2009
A. Identifikasi Masalah :
Biodata anak yang dijadikan objek penelitian kasus permasalahan pada anak adalah sebagai berikut :
Nama : Handoko
TTL : Bojonegoro 14 April 1995
Alamat : Jalan Ahmad Yani No : 21 RT/RW 15/05 Sukodadi Bojonegoro
Orang tua : Darjan dan Kustanti
Sekolah : Di salah satu SMA Bojonegoro
Nb : sebagian data di atas telah disamarkan.
1. Data dari wali kelas :
Nama wali kelas : Sri Mastuti (nama samara)
Pengajar Studi : Fisika
Data kepribadian Handoko dalam kelas :
• Muhammad Handoko adalah siswa dari SMAN yang ada di Bojonegoro Tahun Ajaran 2007/2008.
• Sekarang telah menginjak kelas IX semester II.
• Dalam semester pertama kelas IX, Handoko telah tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas selama 7 kali yang terdriri atas : Izin 1 kali, Sakit 2 kali, Tanpa alasan 4 kali.
• Dalam kesehariannya di sekolah Handoko mempunyai kebiasaan sering datang terlambat di sekolah.
• Pada tingkat prestasi belajar Handoko bisa dikatakan kurang menonjol, dikarenakan nilai di dalam raportnya kebanyakan terdapat nilai cukup pada semua mata pelajaran terlebih lagi yang akan digunakan dalam Ujian Nasional nanti.
• Handoko juga sering tidak mengumpulkan tugas yang di berikan guru seperti contoh mengerjakan PR LKS dan tugas-tugas yang lain.
• Mengenai nilai ulangan harian Handoko bisa dikatakan cukup dan kurang berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar dikelas seperti diskusi, tanya jawab dan berpendapat.
• Saat pelajaran kelas sedang dimulai Handoko tidak jarang sering ketiduran sehingga membuat banyak guru kesal akan sikapnya dikelas.
• Handoko termasuk anak yang kurang mematuhi peraturan yang ada disekolah,misalkan ; tidak memakai topi saat upacara rutin hari senin, tidak memakai dasi disekolah yang mana sudah menjadi peraturan, sering tidak memakai sepatu hitam , menggunakan baju dengan tidak rapi, ketahuan merokok di kamar mandi sekolah.
• Handoko juga pernah mendapatkan skorsing dikarenakan berbagai masalah yang dibuatnya.
2. Data dari teman sekolah :
Nama teman sekolah : Imam Maulana
• Handoko adalah anak yang pendiam dikelas,jarang berkumpul dengan temannya dan lebih suka menyendiri di mushola saat istirahat, tetapi Handoko termasuk anak yang dikenal baik oleh teman-temannya.
• Handoko termasuk anak yang pemalas dikelas, bahkan dia sangat malas untuk mengerjakan tugas atau PR yang diberikan guru.
• Handoko juga mempunyai kebiasaan yang buruk yaitu menyontek kepada teman-temannya,saat Ujian Semester pun dia bahkan tidak jarang membuka buku.
• Handoko juga dikenal anak yang mepunyai sifat tempramen, tidak jarang dia bertengkar dengan teman sekelasnya, bahkan dengan anak diluar sekolah.
• Handoko juga mempunyai kebiasaan sering mampir ke warung kopi saat pulang sekolah, dia juga sering bermain Playstation di waktu sore dengan saya.
Nama teman sekolah : Iwan Dwi Santoso
• Handoko adalah anak yang suka bermain sepak bola,dia sering bermain bersama saya baik disekolah ataupun dilapangan dekat rumah.
• Handoko adalah anak yang suka bergurau dengan saya dikarenakan dia teman sebangku saya.
• Handoko termasuk anak yang suka merokok disekolah bahkan tidak jarang dia ditegur oleh banyak guru, dia juga termasuk anak yang berlangganan akan sangsi-sangsi yang ada di peraturan sekolah.
• Handoko juga anak yang hobi merokok.
• Handoko juga sering bermain handphone saat pelajaran dimulai.
Nama teman sepermainan : Eko Heriyanto
• Handoko adalah anak yang mempunyai kesetiawanan tinggi.
• Handoko sering merokok ketika bermain dengan teman-teman di rumah.
• Handoko termasuk anak yang suka menraktir teman-temannya saat makan jajan.
• Handoko jarang sekali pergi ke masjid untuk beribadah, kecuali sholat jum’at.
• Handoko sering pulang malam ketika akhir pekan dikarenakan sering nongkrong dengan teman-temannya diwarung.
3. Data dari Guru BK/BP :
Nama Guru BP/BK : Mashadi
• Handoko termasuk anak yang dikategorikan nakal disekolah.
• Semenjak kedua orang tuanya berpisah, sikap Handoko seperti anak yang kurang mendapatkan perhatian dan arahan dari orang tua.
• Sejak semester 3,orang tua Handoko berkali-kali dipanggil ke BP/BK sehubungan dengan buruknya nilai Hndoko ketika penerimaan raport.
• Handoko jarang mengikuti kegiatan ekstra di sekolah termasuk ekstra yang diwajibkan.
4. Data dari orang tua :
Nama orang tua : Supardi
• Handoko adalah anak terakhir dari tiga bersaudara, dia anak yang dimanja dikarenakan anak bungsu, dan mempunyai watak tidak mau mengalah kepada saudaranya.
• Handoko sering bertengkar dengan kedua kakaknya hanya karena sebab-sebab yabg sepele.
• Handoko termasuk anak yang malas untuk diajak beribadah semenjak keluarga kami banyak mendapat masalah.
• Handoko anak yang susah diatur, bahkan ia sering keluar hingga larut malam.
• Saya pernah mendapatinya sedang merokok dengan teman-temannya sehingga waktu itu saya menempeleng Handoko karena kelakuannya tersebut.
• Handoko juga jarang belajar dirumah, dia hanya menyibukkan dirinya dengan bermain dilapangan dengan teman-temannya.
• Saya selaku orang tuanya juga tidak habis-habishya menegur dan memberikan nasihat kepadanya tetapi selalu ia abaikan.
5. Data dari siswa sendiri :
• Saya memang anak yang suka merokok, itu saya lakukan ketika menjelang masuk kelas 2 SMP dan itu adalah cara saya untuk menghilangkan stress yang saya alami sehari-hari.
• Saya termasuk anak yang tidak suka berlama-lama dirumah dikarenakan tiap saya dirumah maka akan terjadi perdebatan yang tidak ada hentinya antara saya dan kedua orang tua saya. Saya lebih memilih untuk bermain dengan teman-teman saya seperti bermain playstation, sepak bola, nongkrong, memancing, dan masih banyak hal lainnya.
• Saya termasuk anak yang tidak suka orang lain menggangu kehidupan pribadi saya mengenai apa yang terjadi pada keluarga saya, sehingga tidak jarang saya bertengkar dengan teman saya.
• Saya juga menjadi anak yang malas untuk beribadah dan mengurusi sekolah saya.
B. Analisis
Berdasarkan identifikasi data dari wali kelas, teman sekolah, teman sekampung, guru BK, orang tua, serta anak yang bersangkutan maka dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang nampak dalam perilaku Agus sehari-hari baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan rumah adalah sebagai berikut:
• Merupakan type anak yang tidak suka mencari perhatian orang lain, terbukti di sekolah Handoko selalu tidur dan diam bahkan dia juga sering bermain handphone di kelas saat proses belajar mengajar.
• Merupakan type anak yang malas belajar, terbukti dengan kata ayahnya yang katanya Handoko malas belajar saat dirumah. Selain itu nilai sekolahnya juga standart, dan tak jarang pula nilai-nilainya yang jeblok.
• Merupakan type anak yang kurang disiplin waktu, terbukti dengan seringnya dia terlambat ke sekolah maupun sering pulang hingga larut malam.
• Merupakan type anak yang kurang menaati peraturan, terbukti dengan seringnya dia melanggar peraturan tata tertib dari sekolah.
• Merupakan type anak yang kurang patuh terhadap orang tua
• Handoko adalah perokok aktif, dimana dia sering merokok saat pulang sekolah maupun saat di lingkungan rumahnya bahkan dia tak tanggung-tanggung pula untuk merokok di sekolahan.
• Handoko adalah type anak yang mudah emosi, terbukti dia pernah bertengkar dengan teman sekelasnya bahkan dengan teman bermainnya di lingkungan rumahnya.
• Merupakan type anak yang kurang bergaul dengan temannya sekelas tetapi dia mudah bergaul dengan teman-temannya dikampung bahkan di sering menraktir teman-temannya.
• Merupakan type anak malas menjalakan ibadah terbukti dengan perkataan temannya bahwa dia jarang beribadah, serta anak yang pemalas.
C. Diagnosis
Hal-hal yang menyebabkan perilaku Handoko menjadi seperti diatas dapat dikarenakan faktor-faktor sebagai berikut:
• Faktor dari lingkungan keluarga, yaitu keluarga kurang dalam memberi didikan moral dan norma secara berkesinambungan sehingga ketika anak mulai keluar dari jalur lurus norma dan moral, anak tersebut kurang mendapat bimbingan/ teguran/ nasehat secara layak.
• Faktor dari lingkungan tempat tinggal, yaitu meskipun lingkungan keluarga telah mendidik anak secara optimal namun apabila lingkungan sekitar mengajarkan hal-hal yang buruk maka secara otomatis si anak akan terpengaruh juga. Apalagi saat teman sebaya yang mengajarkan hal-hal tersebut, maka akan lebih cepat membawa pengaruh kepada anak yang bersangkutan.
• Faktor dari diri sendiri, maksudnya adalah diri sendiri sebagai penyaring utama dari segala macam hal yang terdapat di lingkungan sekitar, apakah itu baik atau buruk dampaknya. Sehingga apabila diri sendiri kurang menyaring hal-hal yang ada di lingkungan sekitar maka secara otomatis hal-hal buruk yang tidak sesuai norma dan moral dapat masuk dan mempengaruhi perilaku, sifat dan watak seseorang.
• Kurangnya mendapat perhatian dari orang tua secara intensif, sehingga anak lebih condong bersikap egois, emosional serta bertindak diluar norma dan moral.
• Faktor utama yang menyebabkan perilaku Handoko sebenarnya adalah tentang perceraian antara kedua orang tuannya yang telah terjadi ketika dia sudah menginjak kelas 2, serta tidak adanya pengayom hidupnnya pada saat ini.
D. Prognosis
Langkah ke depan dari kebiasaan buruk anak seperti merokok, keluar malam, kurang disiplin dan suka berkelahi dapat berdampak buruk terhadap perkembangan psikologi anak terutama untuk masa depannya. Sehingga perlu dicarikan solusi pemecahannya, seperti apa yang terjadi pada perilaku Handoko tersebut dapat dilakukan dengan cara konsultasi dengan orang tua, konsultasi dengan guru/wali kelas maupun dengan anaknya sendiri.
• Konsultasi dengan orang tua, disini orang tua harus mengerti bagaimana cara mengatasi permasalahan pada anaknya dengan cara musyawarah antara anak dengan orang tua. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
1. Penanaman nilai dan norma secara bertahap dari orang tua kepada anak, dapat dengan cara pemberitahuan melalui kata-kata maupun praktek langsung dari orang tua sehari-hari.
2. Peringatan kepada anak jika terjadi penyimpangan awal perilaku yang tidak sesuai norma dan moral.
3. Pemberian sanksi yang tegas sehingga sang anak tidak akan lagi melakukan hal-hal yang melanggar norma maupun moral.
• Konsultasi dengan wali kelas, disini wali kelas harus mengerti bagaimana mengatasi perilaku anak di sekolah dengan cara musyawarah dengan anak yang bersangkutan. Hal yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemberian perhatian kepada siswa yang bermasalah, dalam arti disini siswa yang bermasalah dibimbing dan dibina secara kooperatif oleh wali kelas.
2. Pengawasan secara konsisten dan konsekuen terhadap anak didik yang bermasalah.
3. Pemberian peringatan bila anak mulai menyimpang dari aturan sekolah
4. Pemberian tindakan tegas, baik melalui skorsing siswa, maupun hukuman lain jika memang anak sudah diluar batas.
• Konseling dengan individu, disini dapat dilakukan dengan cara pemberitahuan kepada individu yang bersangkutan akan bahaya dan dampak dari kenakalan remaja seperti merokok, narkoba, minuman keras maupun tawuran dsb. Sehingga anak yang bersangkutan dapat berfikir, menimbang, apakah hal-hal tersebut berdampak baik terhadap kelangsungan masa depannya.
E. Treatment
Treatment adalah penerapan secara realita dari solusi prognosis atau pemecahan masalah. Dari masalah perilaku Handoko tersebut treatment yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah perilaku Handoko adalah sebagai berikut:
• Konsultasi dengan orang tua. Dimana disini penerapan secara langsungnya adalah sebagai berikut:
1. Orang tua dari anak yang bermasalah, dalam hal ini Handoko harus melakukan bimbingan kepada anaknya dengan melalui kata-kata nasehat tentang mana yang baik dan mana yang buruk sesuai dengan norma moral yang berlaku.
2. Orang tua memberitahukan secara baik-baik tentang bahaya rokok bagi tubuh si perokok, sehingga anak yang perokok dapat berfikir akan dampak rokok terhadap kesehatan tubuhnya.
3. Orang tua harus memberi jam malam kepada anaknya, yaitu maksimal bermain sampai jam 21.00 dan apabila dilanggar, maka orang tua harus memberi sanksi yang tegas seperti mengunci rumah, tidak memberi uang saku, dsb.
4. Orang tua harus memberi pengertian tentang manfaat pendidikan bagi masa depan secara baik-baik dan mudah dipahami anak, sehingga anak terdorong untuk belajar. Selain itu orang tua harus memberi semangat belajar, mengawasi proses belajar, dan selalu melaporkan hasil belajar/ prestasi anak kepada guru BK dengan melalui via telephone. Selain itu orang tua juga bisa memberikan sebuah hadiah agar semangat belajar anak lebih optimal.
5. Orang tua harus mengawasi anaknya agar tidak salah memilih teman dan lingkungan pergaulan, caranya adalah selalu mengawasi pergaulan anak setiap hari tetapi disini tidak berarti mengekang anak. Selain itu orang tua dapat memberikan gambaran perbandingan kehidupan anak yang pergaulannya buruk dengan anak yang pergaulannya baik, sehingga anak dapat berfikir sendiri mana yang baik untuk dirinya.
6. Orang tua harus menanamkan nilai agama pada anak secara konsisten dan konsekuen. Hal ini dilakukan sebagai penyeimbang kehidupan anak. Dalam kasus Handoko orang tua dapat memanfaatkan media mushola yang berada di dekat rumah untuk meningkatkan ilmu agama pada anak.
7. Dalam hal ini sebaiknya kedua orang tuanya yang mana selaku orang tua yang telah merawat dan mendidiknya sejak kecil untuk selalu memperhatikan Handoko dengan rasa kasih sayang serta diharapkan untuk kembali rukun selayaknya keluarga yang harmonis sehingga suasana rumah sangat nyaman untuk dijadikan tempat tinggal.
• Konsultasi dengan wali kelas. Dimana peneerapan secara langsungnya adalah sebagai berikut:
1. Wali kelas harus mengerti kondisi dan perilaku tiap siswa, terutama terhadap siswa seperti Handoko. Kemudian wali kelas harus mampu berbicara empat mata kepada siswa, hal ini dilakukan agar siswa lebih merasa diperhatikan sehingga siswa akan merasa lebih semangat untuk belajar.
2. Wali kelas harus dapat memberi semangat belajar dengan cara pemberian kata-kata motivasi yang dapat membuat siswa terpacu.
3. Wali kelas harus memberi peringatan tegas tetapi secara kooperatif apabila siswa yang bersangkutan mulai keluar dari garis lurus peraturan dan tata tertib sekolah.
4. Namun apabila siswa yang bersangkutan mulai keluar jauh dari peraturan yang ada dan sering melanggar aturan, maka wali kelas harus bertindak tegas dengan cara penerapan skor siswa dan pemberian hukuman.
• Konseling, disini dapat dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut:
1. Guru BK harus bertemu empat mata dengan siswa yang bersangkutan kemudian dilakukan pembicaraan mengenai permasalahan siswa secara kooperatif. Misalnya dengan menyuruh siswa mengungkapkan permasalahnnya dalam belajar dan berperilaku. Kemudian Guru BK dapat memberikan solusi permasalahan kepada siswa yang bersangkutan secara langsung, sehingga siswa lebih merasa diperhatikan.
2. Guru BK dapat memberikan arahan-arahan kepada siswa yang bermasalah tentang dampak dari hal-hal yang melanggar ketentuan norma dan moral. Misalnya tentang bahaya rokok, narkoba, serta minuman keras.
3. Guru BK dapat melakukan pembicaraan kepada orang tua siswa yang bersangkutan tentang perkembangan kondisi siswa disekolah. Hal ini dapat dilakukan saat pertemuan dengan wali kelas saat acara penerimaan raport ataupan dengan layanan via telephon sekolah.
F. Faktor diluar diri siswa
Dalam kasus Handoko ini faktor yang mempengaruhi sifat, perilaku dan kepribadian Handoko antara lain adalah sebagai berikut:
1. Faktor lingkungan
Disini kebiasaan Agus untuk merokok, berkelahi dan lain-lainnya secara garis besar disebabkan pengaruh pergaulan teman sebaya dalam lingkungan rumah dan sekolahnya.
2. Faktor Keluarga
Kebiasaan Agus dalam hal merokok mungkin saja karena dia melihat ayahnya yang memang perokok aktif, sehingga perilaku sang ayah mungkin saja ditiru oleh anaknya.
Sebenarnya faktor yang sangat berpengaruh terhadap sifat, perilaku dan kepribadian Handoko adalah faktor perceraian kedua orang tuanya yang mana sangat mempengaruhi kondisi psikis si anak untuk menatap ke depannya. Mungkin Handoko tidak siap menghadapi kenyataan yang mana kedua orang tuanya telah berpisah. Tidak ada satu pun seorang anak yang mengharapkan kedua orang tuanya berpisah layaknya Handoko. Bisa dikatakan perilaku yang sedang terjadi pada Handoko saat ini merupakan luapan amarah mengenai semua masalah yang melandanya saat itu. Pengalaman tentang berpisahnya kedua orang tua Handoko tersebut merupakan kejadian yang sangat pahit dan menyedihkan baginya. Untuk itu kedua orang tua handoko lah yang menjadi penyebab utama dari semua masalah Handoko.
(Perceraian Kedua Orang Tua Anak)
Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Oleh :
Wahyu Lumaksono (084284026)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
2009
A. Identifikasi Masalah :
Biodata anak yang dijadikan objek penelitian kasus permasalahan pada anak adalah sebagai berikut :
Nama : Handoko
TTL : Bojonegoro 14 April 1995
Alamat : Jalan Ahmad Yani No : 21 RT/RW 15/05 Sukodadi Bojonegoro
Orang tua : Darjan dan Kustanti
Sekolah : Di salah satu SMA Bojonegoro
Nb : sebagian data di atas telah disamarkan.
1. Data dari wali kelas :
Nama wali kelas : Sri Mastuti (nama samara)
Pengajar Studi : Fisika
Data kepribadian Handoko dalam kelas :
• Muhammad Handoko adalah siswa dari SMAN yang ada di Bojonegoro Tahun Ajaran 2007/2008.
• Sekarang telah menginjak kelas IX semester II.
• Dalam semester pertama kelas IX, Handoko telah tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas selama 7 kali yang terdriri atas : Izin 1 kali, Sakit 2 kali, Tanpa alasan 4 kali.
• Dalam kesehariannya di sekolah Handoko mempunyai kebiasaan sering datang terlambat di sekolah.
• Pada tingkat prestasi belajar Handoko bisa dikatakan kurang menonjol, dikarenakan nilai di dalam raportnya kebanyakan terdapat nilai cukup pada semua mata pelajaran terlebih lagi yang akan digunakan dalam Ujian Nasional nanti.
• Handoko juga sering tidak mengumpulkan tugas yang di berikan guru seperti contoh mengerjakan PR LKS dan tugas-tugas yang lain.
• Mengenai nilai ulangan harian Handoko bisa dikatakan cukup dan kurang berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar dikelas seperti diskusi, tanya jawab dan berpendapat.
• Saat pelajaran kelas sedang dimulai Handoko tidak jarang sering ketiduran sehingga membuat banyak guru kesal akan sikapnya dikelas.
• Handoko termasuk anak yang kurang mematuhi peraturan yang ada disekolah,misalkan ; tidak memakai topi saat upacara rutin hari senin, tidak memakai dasi disekolah yang mana sudah menjadi peraturan, sering tidak memakai sepatu hitam , menggunakan baju dengan tidak rapi, ketahuan merokok di kamar mandi sekolah.
• Handoko juga pernah mendapatkan skorsing dikarenakan berbagai masalah yang dibuatnya.
2. Data dari teman sekolah :
Nama teman sekolah : Imam Maulana
• Handoko adalah anak yang pendiam dikelas,jarang berkumpul dengan temannya dan lebih suka menyendiri di mushola saat istirahat, tetapi Handoko termasuk anak yang dikenal baik oleh teman-temannya.
• Handoko termasuk anak yang pemalas dikelas, bahkan dia sangat malas untuk mengerjakan tugas atau PR yang diberikan guru.
• Handoko juga mempunyai kebiasaan yang buruk yaitu menyontek kepada teman-temannya,saat Ujian Semester pun dia bahkan tidak jarang membuka buku.
• Handoko juga dikenal anak yang mepunyai sifat tempramen, tidak jarang dia bertengkar dengan teman sekelasnya, bahkan dengan anak diluar sekolah.
• Handoko juga mempunyai kebiasaan sering mampir ke warung kopi saat pulang sekolah, dia juga sering bermain Playstation di waktu sore dengan saya.
Nama teman sekolah : Iwan Dwi Santoso
• Handoko adalah anak yang suka bermain sepak bola,dia sering bermain bersama saya baik disekolah ataupun dilapangan dekat rumah.
• Handoko adalah anak yang suka bergurau dengan saya dikarenakan dia teman sebangku saya.
• Handoko termasuk anak yang suka merokok disekolah bahkan tidak jarang dia ditegur oleh banyak guru, dia juga termasuk anak yang berlangganan akan sangsi-sangsi yang ada di peraturan sekolah.
• Handoko juga anak yang hobi merokok.
• Handoko juga sering bermain handphone saat pelajaran dimulai.
Nama teman sepermainan : Eko Heriyanto
• Handoko adalah anak yang mempunyai kesetiawanan tinggi.
• Handoko sering merokok ketika bermain dengan teman-teman di rumah.
• Handoko termasuk anak yang suka menraktir teman-temannya saat makan jajan.
• Handoko jarang sekali pergi ke masjid untuk beribadah, kecuali sholat jum’at.
• Handoko sering pulang malam ketika akhir pekan dikarenakan sering nongkrong dengan teman-temannya diwarung.
3. Data dari Guru BK/BP :
Nama Guru BP/BK : Mashadi
• Handoko termasuk anak yang dikategorikan nakal disekolah.
• Semenjak kedua orang tuanya berpisah, sikap Handoko seperti anak yang kurang mendapatkan perhatian dan arahan dari orang tua.
• Sejak semester 3,orang tua Handoko berkali-kali dipanggil ke BP/BK sehubungan dengan buruknya nilai Hndoko ketika penerimaan raport.
• Handoko jarang mengikuti kegiatan ekstra di sekolah termasuk ekstra yang diwajibkan.
4. Data dari orang tua :
Nama orang tua : Supardi
• Handoko adalah anak terakhir dari tiga bersaudara, dia anak yang dimanja dikarenakan anak bungsu, dan mempunyai watak tidak mau mengalah kepada saudaranya.
• Handoko sering bertengkar dengan kedua kakaknya hanya karena sebab-sebab yabg sepele.
• Handoko termasuk anak yang malas untuk diajak beribadah semenjak keluarga kami banyak mendapat masalah.
• Handoko anak yang susah diatur, bahkan ia sering keluar hingga larut malam.
• Saya pernah mendapatinya sedang merokok dengan teman-temannya sehingga waktu itu saya menempeleng Handoko karena kelakuannya tersebut.
• Handoko juga jarang belajar dirumah, dia hanya menyibukkan dirinya dengan bermain dilapangan dengan teman-temannya.
• Saya selaku orang tuanya juga tidak habis-habishya menegur dan memberikan nasihat kepadanya tetapi selalu ia abaikan.
5. Data dari siswa sendiri :
• Saya memang anak yang suka merokok, itu saya lakukan ketika menjelang masuk kelas 2 SMP dan itu adalah cara saya untuk menghilangkan stress yang saya alami sehari-hari.
• Saya termasuk anak yang tidak suka berlama-lama dirumah dikarenakan tiap saya dirumah maka akan terjadi perdebatan yang tidak ada hentinya antara saya dan kedua orang tua saya. Saya lebih memilih untuk bermain dengan teman-teman saya seperti bermain playstation, sepak bola, nongkrong, memancing, dan masih banyak hal lainnya.
• Saya termasuk anak yang tidak suka orang lain menggangu kehidupan pribadi saya mengenai apa yang terjadi pada keluarga saya, sehingga tidak jarang saya bertengkar dengan teman saya.
• Saya juga menjadi anak yang malas untuk beribadah dan mengurusi sekolah saya.
B. Analisis
Berdasarkan identifikasi data dari wali kelas, teman sekolah, teman sekampung, guru BK, orang tua, serta anak yang bersangkutan maka dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang nampak dalam perilaku Agus sehari-hari baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan rumah adalah sebagai berikut:
• Merupakan type anak yang tidak suka mencari perhatian orang lain, terbukti di sekolah Handoko selalu tidur dan diam bahkan dia juga sering bermain handphone di kelas saat proses belajar mengajar.
• Merupakan type anak yang malas belajar, terbukti dengan kata ayahnya yang katanya Handoko malas belajar saat dirumah. Selain itu nilai sekolahnya juga standart, dan tak jarang pula nilai-nilainya yang jeblok.
• Merupakan type anak yang kurang disiplin waktu, terbukti dengan seringnya dia terlambat ke sekolah maupun sering pulang hingga larut malam.
• Merupakan type anak yang kurang menaati peraturan, terbukti dengan seringnya dia melanggar peraturan tata tertib dari sekolah.
• Merupakan type anak yang kurang patuh terhadap orang tua
• Handoko adalah perokok aktif, dimana dia sering merokok saat pulang sekolah maupun saat di lingkungan rumahnya bahkan dia tak tanggung-tanggung pula untuk merokok di sekolahan.
• Handoko adalah type anak yang mudah emosi, terbukti dia pernah bertengkar dengan teman sekelasnya bahkan dengan teman bermainnya di lingkungan rumahnya.
• Merupakan type anak yang kurang bergaul dengan temannya sekelas tetapi dia mudah bergaul dengan teman-temannya dikampung bahkan di sering menraktir teman-temannya.
• Merupakan type anak malas menjalakan ibadah terbukti dengan perkataan temannya bahwa dia jarang beribadah, serta anak yang pemalas.
C. Diagnosis
Hal-hal yang menyebabkan perilaku Handoko menjadi seperti diatas dapat dikarenakan faktor-faktor sebagai berikut:
• Faktor dari lingkungan keluarga, yaitu keluarga kurang dalam memberi didikan moral dan norma secara berkesinambungan sehingga ketika anak mulai keluar dari jalur lurus norma dan moral, anak tersebut kurang mendapat bimbingan/ teguran/ nasehat secara layak.
• Faktor dari lingkungan tempat tinggal, yaitu meskipun lingkungan keluarga telah mendidik anak secara optimal namun apabila lingkungan sekitar mengajarkan hal-hal yang buruk maka secara otomatis si anak akan terpengaruh juga. Apalagi saat teman sebaya yang mengajarkan hal-hal tersebut, maka akan lebih cepat membawa pengaruh kepada anak yang bersangkutan.
• Faktor dari diri sendiri, maksudnya adalah diri sendiri sebagai penyaring utama dari segala macam hal yang terdapat di lingkungan sekitar, apakah itu baik atau buruk dampaknya. Sehingga apabila diri sendiri kurang menyaring hal-hal yang ada di lingkungan sekitar maka secara otomatis hal-hal buruk yang tidak sesuai norma dan moral dapat masuk dan mempengaruhi perilaku, sifat dan watak seseorang.
• Kurangnya mendapat perhatian dari orang tua secara intensif, sehingga anak lebih condong bersikap egois, emosional serta bertindak diluar norma dan moral.
• Faktor utama yang menyebabkan perilaku Handoko sebenarnya adalah tentang perceraian antara kedua orang tuannya yang telah terjadi ketika dia sudah menginjak kelas 2, serta tidak adanya pengayom hidupnnya pada saat ini.
D. Prognosis
Langkah ke depan dari kebiasaan buruk anak seperti merokok, keluar malam, kurang disiplin dan suka berkelahi dapat berdampak buruk terhadap perkembangan psikologi anak terutama untuk masa depannya. Sehingga perlu dicarikan solusi pemecahannya, seperti apa yang terjadi pada perilaku Handoko tersebut dapat dilakukan dengan cara konsultasi dengan orang tua, konsultasi dengan guru/wali kelas maupun dengan anaknya sendiri.
• Konsultasi dengan orang tua, disini orang tua harus mengerti bagaimana cara mengatasi permasalahan pada anaknya dengan cara musyawarah antara anak dengan orang tua. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
1. Penanaman nilai dan norma secara bertahap dari orang tua kepada anak, dapat dengan cara pemberitahuan melalui kata-kata maupun praktek langsung dari orang tua sehari-hari.
2. Peringatan kepada anak jika terjadi penyimpangan awal perilaku yang tidak sesuai norma dan moral.
3. Pemberian sanksi yang tegas sehingga sang anak tidak akan lagi melakukan hal-hal yang melanggar norma maupun moral.
• Konsultasi dengan wali kelas, disini wali kelas harus mengerti bagaimana mengatasi perilaku anak di sekolah dengan cara musyawarah dengan anak yang bersangkutan. Hal yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemberian perhatian kepada siswa yang bermasalah, dalam arti disini siswa yang bermasalah dibimbing dan dibina secara kooperatif oleh wali kelas.
2. Pengawasan secara konsisten dan konsekuen terhadap anak didik yang bermasalah.
3. Pemberian peringatan bila anak mulai menyimpang dari aturan sekolah
4. Pemberian tindakan tegas, baik melalui skorsing siswa, maupun hukuman lain jika memang anak sudah diluar batas.
• Konseling dengan individu, disini dapat dilakukan dengan cara pemberitahuan kepada individu yang bersangkutan akan bahaya dan dampak dari kenakalan remaja seperti merokok, narkoba, minuman keras maupun tawuran dsb. Sehingga anak yang bersangkutan dapat berfikir, menimbang, apakah hal-hal tersebut berdampak baik terhadap kelangsungan masa depannya.
E. Treatment
Treatment adalah penerapan secara realita dari solusi prognosis atau pemecahan masalah. Dari masalah perilaku Handoko tersebut treatment yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah perilaku Handoko adalah sebagai berikut:
• Konsultasi dengan orang tua. Dimana disini penerapan secara langsungnya adalah sebagai berikut:
1. Orang tua dari anak yang bermasalah, dalam hal ini Handoko harus melakukan bimbingan kepada anaknya dengan melalui kata-kata nasehat tentang mana yang baik dan mana yang buruk sesuai dengan norma moral yang berlaku.
2. Orang tua memberitahukan secara baik-baik tentang bahaya rokok bagi tubuh si perokok, sehingga anak yang perokok dapat berfikir akan dampak rokok terhadap kesehatan tubuhnya.
3. Orang tua harus memberi jam malam kepada anaknya, yaitu maksimal bermain sampai jam 21.00 dan apabila dilanggar, maka orang tua harus memberi sanksi yang tegas seperti mengunci rumah, tidak memberi uang saku, dsb.
4. Orang tua harus memberi pengertian tentang manfaat pendidikan bagi masa depan secara baik-baik dan mudah dipahami anak, sehingga anak terdorong untuk belajar. Selain itu orang tua harus memberi semangat belajar, mengawasi proses belajar, dan selalu melaporkan hasil belajar/ prestasi anak kepada guru BK dengan melalui via telephone. Selain itu orang tua juga bisa memberikan sebuah hadiah agar semangat belajar anak lebih optimal.
5. Orang tua harus mengawasi anaknya agar tidak salah memilih teman dan lingkungan pergaulan, caranya adalah selalu mengawasi pergaulan anak setiap hari tetapi disini tidak berarti mengekang anak. Selain itu orang tua dapat memberikan gambaran perbandingan kehidupan anak yang pergaulannya buruk dengan anak yang pergaulannya baik, sehingga anak dapat berfikir sendiri mana yang baik untuk dirinya.
6. Orang tua harus menanamkan nilai agama pada anak secara konsisten dan konsekuen. Hal ini dilakukan sebagai penyeimbang kehidupan anak. Dalam kasus Handoko orang tua dapat memanfaatkan media mushola yang berada di dekat rumah untuk meningkatkan ilmu agama pada anak.
7. Dalam hal ini sebaiknya kedua orang tuanya yang mana selaku orang tua yang telah merawat dan mendidiknya sejak kecil untuk selalu memperhatikan Handoko dengan rasa kasih sayang serta diharapkan untuk kembali rukun selayaknya keluarga yang harmonis sehingga suasana rumah sangat nyaman untuk dijadikan tempat tinggal.
• Konsultasi dengan wali kelas. Dimana peneerapan secara langsungnya adalah sebagai berikut:
1. Wali kelas harus mengerti kondisi dan perilaku tiap siswa, terutama terhadap siswa seperti Handoko. Kemudian wali kelas harus mampu berbicara empat mata kepada siswa, hal ini dilakukan agar siswa lebih merasa diperhatikan sehingga siswa akan merasa lebih semangat untuk belajar.
2. Wali kelas harus dapat memberi semangat belajar dengan cara pemberian kata-kata motivasi yang dapat membuat siswa terpacu.
3. Wali kelas harus memberi peringatan tegas tetapi secara kooperatif apabila siswa yang bersangkutan mulai keluar dari garis lurus peraturan dan tata tertib sekolah.
4. Namun apabila siswa yang bersangkutan mulai keluar jauh dari peraturan yang ada dan sering melanggar aturan, maka wali kelas harus bertindak tegas dengan cara penerapan skor siswa dan pemberian hukuman.
• Konseling, disini dapat dilakukan dengan cara antara lain sebagai berikut:
1. Guru BK harus bertemu empat mata dengan siswa yang bersangkutan kemudian dilakukan pembicaraan mengenai permasalahan siswa secara kooperatif. Misalnya dengan menyuruh siswa mengungkapkan permasalahnnya dalam belajar dan berperilaku. Kemudian Guru BK dapat memberikan solusi permasalahan kepada siswa yang bersangkutan secara langsung, sehingga siswa lebih merasa diperhatikan.
2. Guru BK dapat memberikan arahan-arahan kepada siswa yang bermasalah tentang dampak dari hal-hal yang melanggar ketentuan norma dan moral. Misalnya tentang bahaya rokok, narkoba, serta minuman keras.
3. Guru BK dapat melakukan pembicaraan kepada orang tua siswa yang bersangkutan tentang perkembangan kondisi siswa disekolah. Hal ini dapat dilakukan saat pertemuan dengan wali kelas saat acara penerimaan raport ataupan dengan layanan via telephon sekolah.
F. Faktor diluar diri siswa
Dalam kasus Handoko ini faktor yang mempengaruhi sifat, perilaku dan kepribadian Handoko antara lain adalah sebagai berikut:
1. Faktor lingkungan
Disini kebiasaan Agus untuk merokok, berkelahi dan lain-lainnya secara garis besar disebabkan pengaruh pergaulan teman sebaya dalam lingkungan rumah dan sekolahnya.
2. Faktor Keluarga
Kebiasaan Agus dalam hal merokok mungkin saja karena dia melihat ayahnya yang memang perokok aktif, sehingga perilaku sang ayah mungkin saja ditiru oleh anaknya.
Sebenarnya faktor yang sangat berpengaruh terhadap sifat, perilaku dan kepribadian Handoko adalah faktor perceraian kedua orang tuanya yang mana sangat mempengaruhi kondisi psikis si anak untuk menatap ke depannya. Mungkin Handoko tidak siap menghadapi kenyataan yang mana kedua orang tuanya telah berpisah. Tidak ada satu pun seorang anak yang mengharapkan kedua orang tuanya berpisah layaknya Handoko. Bisa dikatakan perilaku yang sedang terjadi pada Handoko saat ini merupakan luapan amarah mengenai semua masalah yang melandanya saat itu. Pengalaman tentang berpisahnya kedua orang tua Handoko tersebut merupakan kejadian yang sangat pahit dan menyedihkan baginya. Untuk itu kedua orang tua handoko lah yang menjadi penyebab utama dari semua masalah Handoko.
Jumat, 08 Januari 2010
contoh rpp mpk smp ips terpadu
RPP MPK SMP IPS TERPADU : Perubahan Pemerintahan dan Kerjasama Internasional
Sekolah :
Kelas/Semestar : Kls IX/ smt 2
Mata Pelajaran : Sejarah
Pertemuan : 2 x tatap muka (a. 90’)
Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan pemerintahan dan kerjasama internasional
Kompetensi Dasar
7.3. Menguraikan perilaku masyarakat dalam perubahan sosial – budaya di era global
A. Indikator
Produk
1. Mengidentifikasi perubahan sosial budaya terhadap perilaku masyarakat di era globalisasi
2. Mendeskripsikan kondisi sosial budaya masyarakat pada masa awal globalisasi
3. Menguraikan ciri-ciri dan faktor-faktor globalisasi
Proses
4. Menyelidiki munculnya Modernisasi dan Homogenisasi yang memicu globalisasi
Psikomotor
5. Membuat peta konsep tentang globalisasi
Ketrampilan sosial
6. Melakukan komunikasi meliputi presentasi, mengajukan pertanyaan dan berpendapat
B. Tujuan Pembelajaran
Produk
1. Diberikan gambar dan penjelasan singkat tentang pergaulan remaja, siswa dapat menjelaskan bahwa remaja merupakan kelompok yang memiliki kecenderungan cepat terbuka dalam menerima globalisasi sehingga mempengaruhi proses perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari
2. Diberikan gambar tentang masyarakat miskin yang berada di pinggiran kota misalnya yang berada di bantaran kali dan kolong jembatan,siswa dapat menjelaskan dampak dari globalisasi terhadap kondisi sosial budaya masyarakat
3. Diberikan ganbar tentang media elektronik, siswa dapat menjelaskan bahwa begitu cepat dan mudahnya globalisasi masuk melalui berbagai media dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang mana merupakan ciri-ciri dari arus globalisasi
4. Setelah mendiskusikan/menganalisa tentang globalisasi, siswa dapat mendeskripsikan perkembangan globalisasi dan akibat dari dampak yang ditimbulkannya bagi bangsa Indonesia serta bagaimana menyikapi masuknya arus globalisasi
Proses
5. Dengan buku tertutup, siswa dapat memecahkan masalah secara kronologis mengenai awal mulanya globalisasi terbentuk dan apa dampak kondisi sosial budaya dari munculnya globalisasi tersebut bagi kehidupan masyarakat
Psikomotor
6. Dengan buku tertutup siswa dapat menjelaskan ”munculnya globalisasi”
Ketrampilan sosial
7. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat
C. Materi Pembelajaran : Masyarakat di Era Globalisasi
- Hakikat Globalisasi
- Ciri-Ciri Globalisasi
- Dampak Globalisasi
- Perilaku Masyarakat dalam Perubahan Sosial di Era Globalisasi
D. Model Pembelajaran : MPK
Metode : presentasi, diskusi, pemberian tugas
E. Langkah-langkah kegiatan
Pertemuan pertama
Pendahuluan : 15 menit
1. Memotivasi dan menyampaikan pengantar pembelajaran
2. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi produk, proses, psikomotor, dan ketrampilan sosial
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Inti : 65 menit
1. Guru menyajikan informasi kepada siswa melalui media gambar kondisi sosial budaya masyarakat miskin yang mendapat dampak dari globalisasi dan transparansi yang berisi garis besar materi
2. Guru menginformasikan pembentukan kelompok dan mem bimbing pembentukan kelompok
3. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa mereka dibagi dalam tiga kelompok dengan cara berhitung 1,2,3; anak yang mendapat no. 1 bergabung dengan no. 1; anak yang mendapat no 2 berkumpul dengan no. 2; begitu seterusnya
4. Kelompok pertama mendapat LKS gambar pergaulan remaja; kelompok kedua mendapat LKS gambar masyarakat miskin di kawasan kumuh; dan kelompok ketiga mendapat LKS gambar media elektornik
5. Guru menjelaskan kepada siswa tentang tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok, dan membagikan kertas untuk merumuskan jawaban sesuai permintaan dari masing-masing tugas
6. Guru memantau kegiatan siswa di masing-masing kelompok, membimbing, dan membantu siswa apabila diperlukan
7. Membimbing masing-masing kelompok menarik kesimpulan dari hasil diskusi masing-masing kelompok
8. Memfasilitasi diskusi kelas (presentasi kel) setelah masing-masing kelompok berhasil merumuskan jawaban dari tugas yang diberikan Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Penutup : 10 menit
1. Membimbing siswa menarik kesimpulan dengan menghubungkan masing-masing kasus sehingga nampak keterkaitannya yang menyebabkan munculnya ”globalisasi” serta dampaknya bagi bangsa Indonesia
2. Bersama siswa menentukan makna peristiwa tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
3. Memberi tugas individu berupa paper tentang munculnya modernisasi dan homogenisasi yang memicu globalisasi Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Pertemuan kedua
Pendahuluan : 10 menit
1. Guru memotivasi siswa dan mereview pemahaman siswa atas materi yang telah dipelajari minggu lalu
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran sesi ini yaitu bahwa siswa dapat mendeskripsikan perkembangan globalisasi dan akibat dari dampak yang ditimbulkannya bagi bangsa Indonesia serta bagaimana menyikapi masuknya arus globalisasi dan pembatasan masa tugas eksekutif dan bagaimana pembelajaran akan dilakukan Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Inti : 70 menit
1. Guru membagi siswa dalam 4 team
2. Masing-masing team memiliki tugas: team A ”penanya” merumuskan pertanyaan, team B ”pendukung” menjawab pertanyaan berdasarkan poin-poin yang disepakati, team C ”penentang” mengajukan poin-poin yang tidak disetujui atau tidak bermanfaat dan menjelaskan mengapa demikian, team D ”penarik kesimpulan” menyimpulkan hasil diskusi
3. Guru menyampaikan materi akhir globalisasi secara ringkas meliputi perkembangan serta akibat dari dampak yang ditimbulkannya
4. Guru membimbing masing-masing kelompok melakukan tugasnya
5. Memfasilitasi diskusi kelas, mengatur arus diskusi agar masing-masing team bekerja sesuai dengan perannya Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Penutup : 10 menit
1. Membimbing siswa menarik kesimpulan dengan cara menyepakati poin-poin dalam diskusi yang telah berjalan
2. Meminta siswa untuk mengerjakan tugas membuat peta konsep mengenai kondisi sosial budaya masyarakat pada masa awal globalisasi secara berkelompok menggunakan potongan-potongan konsep yang telah disiapkan Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
F. Evaluasi
1. Penilaian : individu dan kelompok
2. Tagihan : individu : paper
kelompok : laporan hasil diskusi
hasil tugas kelompok (peta konsep)
3. Rubrik penilaian
a. Rubrik assesmen untuk makalah/paper
Sifat tugas : individual/kelompok*)
Nama :
Tugas ke :
No Aspek
Penilaian Indikator Bobot Skor Nilai
1 Pemahaman Tingkat pemahaman siswa terhadap tugas yang dikerjakan 15 5 75
2 Argumentasi Alasan yg diberikan siswa dlm menjelas kan persoalan dalam tugas yg dikerjakan 25 5 125
3 Kejelasan a. tersusun dgn baik
b. tertulis dgn baik
c. mudah dipahami 5
5
5 5
5
5 25
25
25
4 Informasi a. akurat
b. memadai
c. penting 15
15
15 5
5
5 75
75
75
Jumlah 100
Keterangan: *) coret salah satu
Petunjuk:
Skor = 0,1,2,3,4,5
NA = (bobot x skor): 5
b. Rubrik assesmen untuk laporan hasil diskusi kelompok
Sifat tugas : individual/kelompok*)
Nama :
Tugas ke :
No Komponen Bobot Skor Nilai
1 Pendahuluan
a. latar belakang masalah
b. rumusan masalah
15
5
2 Pembahasan
a. kesesuaian dgn masalah
b. keruntutan pembahasan
c. keterhubungan antar varia bel
d. ketepatan dan ketajaman analisa
5
10
10
15
3 Kesimpulan
a. sinergisme antar variabel
b. pola/konsep yg ditemukan
20
20
Jumlah 100
Keterangan: *) coret salah satu
Petunjuk:
Skor = 0,1,2,3,4,5
NA = (bobot x skor): 5
c. Rubrik assesmen untuk sikap kooperatif
Sifat tugas : individual/kelompok*)
Nama :
Tugas ke :
No Ketrampilan kooperatif Bobot Skor Nilai
1 Menghargai pendapat orang lain 15
2 Mengambil giliran dan berbagi tugas 15
3 Mendorong orang lain untuk bicara (partisipasi) 15
4 Mendengarkan secara aktif 5
5 Bertanya 15
6 Berada dalam tugas 15
7 Memeriksa ketepatan 5
8 Memberi respon 15
Jumlah 100
Petunjuk:
Skor = 0,1,2,3,4,5
NA = (bobot x skor): 5
d. Rubrik assesmen untuk diskusi
No Aspek Skor Bobot Skor
Maks Kelompok
1 2 3
1 Keaktifan
a. sangat aktif
b. aktif
c. pasif
9-10
6-8
< 5
4
40
2 Kerjasama
a. sangat baik
b. baik
c. kurang
9-10
6-8
< 5
3
30
3 Menghargai pendapat org lain
a. sangat
b. cukup
c. kurang
9-10
6-8
< 5
3
30
Total 100
e. Rubrik assesmen untuk produk visual
Sifat tugas : individual/kelompok*)
Nama :
Tugas ke :
No Aspek
Penilaian Indikator Bobot Skor Nilai
1 Pemilihan masalah Kemampuan mengidentifikasi masalah 15
2 Pemilihan media Relevansi antara media dengan masalah yang dipilih 15
3 Visualisasi Kemampuan memvisualisasikan masalah yang dipilih 15
4 Literasi Kemampuan menyelaraskan lite rasi dgn masalah yg dipilih 15
5 Grafis a. berkaitan dgn isi bagian
b. pemberian judul yg tepat
c. informatif 15
10
15
Jumlah 100
Keterangan: *)
Petunjuk:
Skor = 0,1,2,3,4,5
NA = (bobot x skor): 5
f. Rubrik assesmen untuk diskusi model Listening team
Sifat tugas : individual/kelompok*)
Nama :
Tugas ke :
No Kelompok/aspek yg dini lai Indikator Bobot Skor Nilai
1 A. Penanya a. kejelasan maksud
b. kejelasan topik
c. cakupan bahasan
d. cara penyampaian
e. keruntutan 20
20
20
20
20
Jumlah 100
2 B. Pendukung a. kejelasan topik
b. argumentasi
c. data pendukung
d. keterkaitan antar variabel
e. cara penyampaian 20
20
20
20
20
Jumlah 100
3 C. Penentang a. kejelasan topik
b. argumentasi
c. data pendukung
d. keterkaitan antar variabel
e. cara penyampaian 20
20
20
20
20
Jumlah 100
4 D. Penarik Kesimpulan a. kejelasan rumusan
b. hubungan antar konsep
c. keruntutan penyampaian
d. keefektifan perumusan
e. tata bahasa 20
20
20
20
20
Jumlah 100
Petunjuk:
Skor = 0,1,2,3,4,5
NA = (bobot x skor): 5
G. Sumber pembelajaran
1. Buku paket (yang dipakai sekolah)
2. Buku Siswa Masyarakat di Era Globalisasi
3. LKS: berjumlah tiga, tiap kelompok mendapat 1 LKS
Topik dari masing-masing LKS : Pergaulan Remaja
: Masyarakat Miskin
: Teknologi Canggih (media elektronik)
4. Rubrik assesmen sikap kooperatif, diskusi, dan laporan hasil diskusi
H. Media Pembelajaran: handout materi (terlampir)
Daftar Pustaka
Sukanti, Dwi L.N. . 2007. IPS Terpadu untuk SMP. Jakarta : Ganeca Exact
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Jogyakarta: Pustaka Pelajar
LKS : Mencermati pergaulan remaja saat ini
1. Perhatikan baik-baik gambar/foto di bawah ini
2. Berdasarkan gambar/foto di atas diskusikan masalah-masalah berikut:
a. Bagaimana dampak negatif dari pergaulan remaja yang terkena pengaruh dari globalisasi terhadap kehidupan berbangsa?
Jawaban meliputi tinjauan segi:
Pendidikan...................................................................................................... ........................................................................................................................ ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Agama ........................................................................................ .....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Kondisi sosial ................................................................................................ ..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
b. Bagaimanakah sikap yang seharusnya di ambil dalam menghadapi pergaulan remaja yang berdampak negatif oleh pihak-pihak berikut?
Jawaban
Pendidikan...........................................................................................
....................................................................................................................... ........................................................................................................................ ......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Lembaga/Lingkungan Masyarakat.................................................................
....................................................................................................................... .................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Keluarga......................................................................................................... .....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Kesimpulan ............................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ...............................................................................................
LKS : Situasi masyarakat miskin di kawasan kumuh
1. Perhatikan baik-baik foto di bawah ini
2. Berdasarkan gambar/foto di atas diskusikan masalah-masalah berikut:
a. Mengapa tiap tahun masyarakat miskin terus bertambah dan sulit dibrantas?
Jawaban meliputi tinjauan segi:
Politik ............................................................................................................ ...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Ekonomi ........................................................................................................ .....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Sosial ............................................................................................................. .......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
b. Mengapa masyarakat miskin menjadi kelompok yang menerima dampak paling tragis dari globalisasi?
Jawaban meliputi tinjauan segi:
Sosial/Politik.................................................................................................. ..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Budaya .......................................................................................................... ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Pendidikan ..................................................................................................... ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Kesimpulan ............................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .....................................................................................................
LKS : Media Elektronik
1. Perhatikan baik-baik gambar/foto berikut ini
2. Berdasarkan gambar/foto di atas diskusikan masalah-masalah berikut:
a. Apakah pengaruh positif media elektronik di atas terhadap masyarakat yang mana menyangkut globalisasi?
Jawaban meliputi tinjauan segi:
Sosial ............................................................................................................. .......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Budaya .......................................................................................................... ..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Ekonomi ........................................................................................................ ..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
b. Apakah pengaruh negatif media elektronik di atas terhadap masyarakat yang mana menyangkut globalisasi?
Jawaban meliputi tinjauan segi:
Sosial ............................................................................................................. .......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Ekonomi ........................................................................................................ ..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Politik ...................................................................................................... ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Budaya...............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Kesimpulan ......................................................................................................... ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
KESIMPULAN
Kesimpulan dari ketiga peristiwa tersebut adalah:
....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Kunci LKS : Pergaulan remaja saat ini
2.a. Pendidikan
1. melemahnya kwalitas SDM
2. pergaulan bebas
3. penyalahgunaan narkoba
Agama
1. melemahnya benteng keimanan
2. berkurangnya budaya ibadah
3. meningkatnya kriminalitas
Kondisi sosial
1. timbulnya budaya konsumerisme
2. pemborosan
3. kepekaan terhadap sesama berkurang
4. melebarnya kesenjangan sosial ekonomi
2.b. Pendidikan
1. menanamkan nilai kesederhanaan dan cinta kasih
2. menanamkan pamahaman dan penghargaan nilai keadilan
3. menanamkan penididikan tentang narkoba
Lingkungan Masyarakat
1. menanamkan budaya asli setempat
2. meningkatkan progam sosialisasi
3. penanaman nilai dan norma masyarakat setempat
Keluarga
1. pengawasan terhadap perilaku anak
2. pendekatan psikologis
3. menanamkan penididikan agama sejak dini
Kesimpulan: tergantung kepada bagaimana siswa menyepakati keterhubungan antar variabel yang telah dijabarkan di atas.
Kunci LKS: Situasi masyarakat miskin di kawasan kumuh
2.a. Politik
1. kurangnya perhatian pemerintah
2. kebijakan-kebijakan politik tidak memihak rakyat kecil
3. pemberantasan kemiskinan dan kebodohan yang kurag terlaksana
Ekonomi
1. Korupsi masih merajalela
2. kesejahteraan rakyat yang tidak merata
3. Kesenjangan ekonomi yang tinggi
Sosial
1. kurangnya dalam mengenyam pendidikan
2. keterpurukan rakyat miskin secara ekonomi
3. kurang mendapat penyuluhan dari pemerintah untuk keluar dari jurang kemiskinan
4. lingkungan yang rentan terjadi aksi kriminal
2.b. Sosial/Politik
1. tidak siap menerima kenyataan prubahan-perubahan akibat globalisasi
2. adanya diskriminasi dari pemerintah terhadap rakyat kecil
3. kurangnya jaminan kesejahteraan hidup dari pemerintah
Budaya
1. kurang memiliki keinginan untuk melakukan perubahan taraf hidup
2. masyarakat miskin cenderung sebagai pihak yang lemah dari berbagai segi
3. masyarakat miskin tidak mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap perubahan sosial
Pendidikan
1. kurangnya pengetahuan tentang globalisasi
2. kurang mendapatkannya informasi yang aktual karena keterbatasan ekonomi
3. lingkungan yang kurang memadai dalam menerima proses masuknya globalisasi
Kesimpulan: tergantung kepada bagaimana siswa menyepakati keterhubungan antar variabel yang telah dijabarkan di atas.
Kunci LKS : Media Elektronik
2.a. Sosial
1. mempercepat keberhasilan pembangunan
2. menumbuhkan kinerja yang berwawasan luas dan semangat kerja yang tinggi
3. meningkatnya ilmu pengetahuan
Budaya
1. sebagai hiburan
2. suguhan pengalaman kultural yang sama (olimpiade,konser musik, dan sepak bola) menyatukan selera dan persepsi pilihan
3. dijadikannya gudang informasi
Ekonomi
1. meningkatnya ekonomi para usahawan
2. produksi semakin naik akibat tingginya permintaan
3. informasi lowongan pekerjaan yang mudah di dapat
2.b. Sosial
1. meningkatnya penyimpangan sosial akibat melihat tayangan di televisi
2. meningkatnya pornografi dan pornoaksi
3. terpengaruh oleh masuknya nilai-nilai negatif budaya asing
Ekonomi
1. menjadi kebutuhan primer setiap keluarga
2. menurunnya daya beli media informasi lain seperti majalah, radio, tabloid, koran, dll.
3. meningkatnya pengeluaran biaya listrik
Budaya
1. bermalas-malasan untuk menonton televisi
2. berubahnya gaya hidup akibat meniru gaya hidup yang disuguhkan
3. berkurangnya daya minat untuk membaca
Kesimpulan: tergantung kepada bagaimana siswa menyepakati keterhubungan antar variabel yang telah dijabarkan di atas.
Kunci
Kesimpulan: dalam hal ini merupakan esensi yang didapat setelah mendiskusikan ketiga masalah tersebut secara bersama-sama (diskusi kelas)
Handout materi ajar
Masyarakat di Era Globalisasi
A. Hakikat Globalisasi
Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru atau hal-hal baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik. Globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan teknologi di bidang komunikasi. Akibat itu semua menghasilkan dunia tunggal. Masyarakat di seluruh dunia menjadi saling tergantung di semua aspek kehidupan, pada dasarnya tidak ada satu negara pun di dunia yang mampu mencukupi kebutuhannya sendiri.
Selo Soemardjan mengartikan globalisasi sebagai suatu proses terebentuknya sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama seperti dalam organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan organisasi negara-negara Asia Tenggara, Association of Southeast Asia Nation (ASEAN).
Mansoer Fakih mendefinisikan globalisasi sebagai proses pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa dalam suatu sistem ekonomi global berdasarkan keyakinan perdagangan bebas.Dengan demikian globalisasi merupakan fase perjalanan panjang perkembangan kapitalisme liberal. Globalisasi dimulai ketika ditetapkannya bentuk sosial global dengan diberlakukannya suatu kebijakan prdagangan free trade, hasil kesepakatan internasional di Marrakesh-Maroko pada bulan April 1994 yang dikenal dengan nama General Agreement on Tariff and Trade (GATT).
GATT merupakan forum negosiasi perdagangan antarpemerintah dan pengadilan untuk menyelesaikan jika terjadi perselisihan dagang antarbangsa. Pada tahun 1995 peran GATT diambil alih oleh World Trade Organization (WTO), forum kesepakatan perdagangan tingkat global. Dalam area yang lebih kecil terdapat the Asia-Pasific Economic Conference (APEC), North American Free Trade Agreement (NAFTA), yaitu forum kesepakatan antar Amerika Serikat dan Mexico, di kawasan Asia dan Pasifik berkembang Asosiasi Perdangan Asia dan Pasifik (Asia-Pasific Trade Assosiation/AFTA), area pertumbuhan segi tiga Singapura, Johor, dan Riau (SIJORI), ataupun Brunei, Indonesia, Malaysia and Philippines East Growth Triangle (BIMPEAGA). Selain itu, terdapat kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi yang lebih kecil lagi seperti Otorita Batam, yaitu kesepakatan dagang yang memiliki kebijakan sendiri dan otonom.
Waters berpandangan bahwa globalisasi berlangsung dalam tiga bidang, antara lain sebagai berikut.
1. Globalisasi ekonomi berlangsung di bidang perdagangan, produksi, investasi, ideologi organisasi, pasar modal, dan pasar kerja.
2. Globalisasi politik berlangsung di bidang kedaulatan negara, fokus kegiatan pemecahan masalah, organisasi internasional, hubungan internasional, dan budaya politik.
3. Globalisasi budaya berlangsung dalam bidang ide keagaman, etnisitas, pola pertukaran benda berharga, produksi dan distribusi serta pariwisata.
Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa faktor yang mendukung globalisasi karena terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi internasional. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya perubahan sosial budaya akibat globalisasi adalah aspek-aspek modernisasi, seperti :
1. Rasionalisasi.
2. Efisiensi dan produktivitas.
3. Keberanian bersaing, bertanggung jawab, dan keberanian menanggung resiko.
4. Senantiasa meningkatkan pengetahuan.
5. Patuh pada hukum.
6. Kemandirian dan kemampuan melihat ke depan.
7. Keterbukaan dan etos kerja.
B. Ciri-Ciri Globalisasi
Globasasi telah menciptakan dunia makin terbuka dan saling ketergantungan antarnegara dan antarbangsa. Artinya, pada era globalisasi ini negara-negara bukan saja terbuka satu sama lain,tetapi juga tergantung satu sama lainnya meskipun tingkat ketergantungannya tidak sejajar. Umumnya negara-negara berkembang lebih tergantung pada negara-negara industri maju dan tidak sebaliknya. Demikian pula negara-negara berkembang lebih terbuka menerima pengaruh globalisasi karena ketergantungannya yang tinggi terhadap negara-negara industri maju tersebut.
Menurut Gidden, saling tergantungnya masyarakat dunia makin lama makin meningkat. Proses peningkatan saling tergantungnya masyarakat dunia itu dinamakan globalisasi yang ditandai dengan ciri-ciri, antara lain sebagai berikut.
1. Adanya kesenjangan besar dalam kekayaan dan tingkat hidup antara masyarakat-masyarakat industri dengan masyarakat-masyarakat dunia ketiga. Setiap tahun terdapat jutaan masyarakat mati kelaparan pada hal produksi makanan dunia sebenarnya cukup untuk memberi makan semua orang. Sejumlah besar bahan makanan itu tersimpan bahkan dimusnahkan di negara-negara Barat.
2. Tumbuh dan berkembangnya negara-negara industri baru (Newly Industrialized Countries atau NIC).
3. Meningkatnya komunikasi antarnegara sebagai dampak teknologi yang makin canggih.
Michael J. Mazarr dalam Global Trends 2005 mengemukakan enam ciri kehidupan global, yaitu sebagai berikut.
1. Berubahnya fondasi-fondasi dunia yang telah melahirkan kelompok negara-negara maju (negara industri) dan negara negara berkembang.
2. Science dan technology menjadi penggerak utama dalam mengubah kehidupan manusia. Perubahan yang dihadapi manusia berjalan lurus (linear) dan hanya satu model. Akan tetapi setiap masyarakat negara bangsa mencari jalannya sendiri sesuai dengan kebudayaan masing-masing.
3. Munculnya orientasi baru dalam ekonomi yang berbasis pada ilmu pengetahuan. Perubahan terjadi terutama dalam dunia kerja dan rekruitmen tenaga kerja yang berdasarkan keterampilan. Tidak ada lagi pembatasan tenaga kerja harus dari negara-negara maju karena tidak ada lagi batas negara dan bangsa, dunia menjadi tanpa batas dan seluruh kegiatan bersifat transnasioanl dan global.
4. Kemajemukan atau pluralisme dari komunitas-komunitas atau negara-negara mulai nampak. Di Indonesia gerakan egoisme yang mengarah ke etnisitas atau sukuisme mulai muncul, sehingga diperlukan pendidikan multikultural.
5. Makin berkembangnya paham demokrasi, yaitu pemikiran yang menghargai hak azasi manusia, hak manusia untuk mengatur identitas sendiri. Artinya, ada penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusian. Akibat perubahan otoritas ini ialah ketidakstabilan sosial dan politik. Di Indonesia hal ini telah menimbulkan krisis yang awalnya krisis ekonomi menjadi krisis politik, sosial dan budaya atau biasa dikenal krisis multidimensional. Dalam pemerintahan kemudian terjadi pergeseran wewenang dari otoritas pemerintahan pusat ke otonomi daerah.
6. Timbulnya alienasi individu dan lahirnya apa yang disebut sindrom pesimisme.
Sztompka mencoba mengelompokkan ciri-ciri globalisasi dalam tiga bidang, antara lain sebagai berikut.
1. Bidang Politik
Ciri-ciri globalisasi dalam bidang politik, antara lain adalah sebagai berikut.
a. Terdapat kesatuan suprasional dengan berbagai cakupan; blok politik dan militer (NATO), koalisi kekuasaan ekonomi dunia ada kelompok 7 (G7), organisasi kesatuan regional (komunitas Eropa), organisasi berskala internasional (PBB dengan badan-badan khususnya).
b. Ada peningkatan homogenisasi politik
c. Sistem demokrasi parlementer benar-benar menjadi sitem politik universal termasuk di Amerika Latin dan Eropa Timur pasca runtuhnya komunis.
2. Bidang Ekonomi
Ciri-ciri globalisasi dalam bidang ekonomi, antara lain adalah sebagai berikut.
a. Adanya peningkatan peran koordinasi dan integrasi supranasional dalam EFTA dan OPEC.
b. Peningkatan perjanjian ekonomi regional dan dunia.
c. Adanya pembagian kerja dunia.
d. Pendirian cabang lokal dan monopoli, seperti Pepsi, Coca-cola, dan McDonald, yang menjadi penguasa baru di bidang ekonomi dunia.
e. Matinya sistem ekonomi terencana dan terpimpin.
f. Pasar menjadi mekanisme ekonomi bersama yang meliputi seluruh dunia.
3. Bidang Budaya
Ciri-ciri globalisasi dalam bidang budaya, antara lain adalah sebagai berikut.
a. Media massa terutama TV telah mengubah dunia menjadi sebuah dusun global.
b. Pada waktu yang bersamaan, jutaan orang dapat mendengarkan informasi dan menonton tayangan gambar suatu peristiwa.
c. Suguhan pengalaman kultural yang sama (olimpiade, konser musik, dan sepak bola) menyatukan selera dan persepsi pilihan.
d. Muncul bahasa global, bahasa inggis menjadi alat komunikasi internasional.
e. Tradisi kultural pribumi atau lokal semakin terdesak yang menyebabkan kultur konsumen atau budaya model Barat menjadi kultur universal.
C. Dampak Globalisasi terhadap Kehidupan Masyarakat
Sampai taraf tertentu, yang disebut pelaku atau subyek globalisasi adalah negara-negara industri maju yang merupakan perpanjangan tangan untuk kepentingan mereka. Dampak globalisasi biasanya dirasakan oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia, bahkan kini sudah menyebar ke seluruh pelosok tanah air hingga desa-desa. Dampak tersebut ada yang bersifat positif dan ada pula yang negatif.
Globalisasi membawa banyak dampak positif bagi masyarakat, antara lain dampak positif globalisasi sebagai berikut.
a. Menumbuhkan kinerja yang berwawasan luas dan semangat kerja yang tinggi akibat ketatnya sumber daya manusia.
b. Menumbuhkan dinamika yang terbuka dan tanggap terhadap unsur-unsur pembaharuan.
c. Mempercepat keberhasilan pembangunan melalui sarana komunikasi seperti radio, televisi, film, dan sarana elektronik lainnya.
Selain membawa dampak positif globalisasi juga membawa dampak negaitf, antar lain sebagai berikut.
a. Terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya yang dapat menimbulkan anomi (kebingungan).
Setiap nilai dan norma yang ada dalam kehidupan masyarakat seringkali tidak siap dalam mengantisipasi perubahan-perubahan sosial budaya dan menghadapi masuknya unsur-unsur globalisasi. Akibatnya, masyarakat menjadi kebingungan (anomi).
Di antara masyarakat yang paling kebingungan adalah kelompok remaja, karena secara sosial belum memiliki identitas yang mantap. Kelompok masyarakat lainnya adalah mereka yang secara tiba-tiba menjadi OKB (orang kaya baru), yang ”ketiban rejeki” karena berbagai keuntungan. Misalnya, mereka yang tinggal di kota-kota besar memperoleh keuntungan dari hasil menjual tanah di daerah segi tiga emas. Karena kebingungan, budaya konsumerisme dan aji mumpung (banyak uang) hinggap di kalangan OKB tersebut.
b. Terjadinya goncangan budaya (culture shock)
Menurut Soerjono Soekanto, goncangan budaya terjadi apabila anggota masyarakat mengalami frustasi akibat tidak siap menerima kenyataan perubahan-perubahan akibat globalisasi. Contohnya, OKB yang tergusur oleh pembangunan, setelah menerima ganti rugi mereka tinggal di daerah pinggiran. Mereka tidak biasa menginvestasikan uangnya dengan baik, uang yang telah diperoleh habis dalam waktu cepat sehingga mereka bangkrut dan menjadi pengangguran. Dalam keadaan frustasi menghadapi beratnya tantangan hidup, tidak mustahil mereka melakukan penyimpangan sosial seperti mencuri, merampok bahkan mungkin membunuh, atau tindakan kriminalitas lainnya.
c. Timbulnya ketimpangan budaya (culture lag)
Ketimpangan budaya terjadi akibat ketidakserempakan masyarakat dalam menyarap dan menerima unsur-unsur globalisasi. Masuknya unsur-unsur globalisasi khususnya yang terkait dengan teknologi sangat cepat, sementara unsur-unsur sosial budaya berkembang sangat lambat. Demikian pula ada masyarakat yang cepat menyerap dan menerima unsur-unsur baru ada pula yang lambat, sehingga diantara mereka timbul ketimpangan. Misalnya, di daerah pedesaan mekanisme pertanian sering menimbulkan kegagalan karena petani belum siap menerima teknologi modern yang rumit pemeliharaannya dan mahal harganya.
Suatu hal yang perlu mendapat perhatian kita, dalam skala global dampak dari globalisasi justru membuat ketimpangan antarbangsa makin lebar. Penghisapan yang dilakukan oleh mereka yang berkuasa di negara maju terhadap para pekerja di negara-negara berkembang. Sementara para penguasa setempat makin ditundukkan oleh kelas berkuasa di negara maju.
Dalam banyak kasus, pembangunan di Indonesia banyak memperoleh pinjaman dari IMF dan Bank Dunia. Ketergantungan Indonesia terhadap lembaga-lembaga keuangan tersebut sangat tinggi, kita ini boleh dikatakan sebagai budak IMF. Begitu pula dengan apa yang dikenal ”bantuan luar negeri”. Bantuan itu sudah pasti disertai syarat-syarat tertentu yang sebenarnya makin memberatkan kita. Untuk menyukseskan sebuah proyek, tenaga ahli dan peralatannya dari negara pemberi bantuan. Gaji tenaga ahli asing itu jauh melebihi dari gaji tenaga ahli Indonesia bahkan beberapa kali lipat dan yang membayar kita juga. Demikian pula peralatan yang kita gunakan harus dibeli dari negeri pemberi bantuan itu. Artinya, betapa kita telah dibodohi oleh negara-negara donor yang sebenarnya keberpihakannya pada pembangunan neagara berkembang perlu dipertanyakan kembali.
Kini kita dapat menyaksikan banyak perusahaan-perusahaan yang mengaku modal nasional mulai dilucuti kekuatannya dengan menjual saham ke pihak asing. Perusahaan-perusahaan nasional murni pun mulai rontok karena dicaplok oleh modal asing. Dalam hal ini yang mengalami kesulitan bukan hanya para pekerja, suatu saat para konglomerat kita pun hanya akan menjadi pelayan mereka para imperialis.
D. Dampak Masyarakat dalam Perubahan Sosial Budaya di Era Globalisasi
Akibat globalisasi timbul perubahan-perubahan baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya. Berbagai kemudahan informasi diperoleh karena arus globalisasi. Sebagai contoh adanya jaringan internet atau jaringan televisi yang mendunia, masyarakat dengan mudah mencari dan memperoleh informasi mengenai berbagai data sosial politik, ekonomi, militer dan pertahanan. Perilaku masyarakat di negara-negara berkembang seperti Indonesia ada kecenderungan sebagian menerima unsur-unsur globalisasi dan sebagian lainnya menolak. Perbedaan perilaku masyarakat tersebut tidak jarang menimbulkan konflik sesama mereka.
Tahukah kamu kelompok mana saja yang mudah menerima globalisasi?
Kelompok yang mudah untuk menerima globalisasi, antara lain sebagai berikut.
a. Kelompok masyarakat perkotaan terutama mereka yang memiliki akses mudah dalam komunikasi dan informasi global melalui televisi, film, radio, komputer, koran, majalah, dan tabloid.
b. Kelompok masyarakat yang status sosial atau kedudukannya sudah mapan, seperti para pengusaha, pegawai pemerintahan dan para ilmuwan.
c. Kelompok masyarakat khususnya generasi muda yang memiliki kecenderungan terbuka menerima unsur-unsur baru dalam proses modernisasi.
Sedangkan kelompok yang menolak arus globalisasi, antara lain sebagai berikut.
a. Kelompok masyarakat yang memiliki kontak budaya terbatas dan tertinggal karena mereka berada di daerah terasing atau terisolir.
b. Kelompok masyarakat yang belum mapan atau belum siap menerima perubahan-perubahan baik fisik maupun mental, terutama mereka yang belum mengeyam pendidikan formal.
c. Kelompok masyarakat dari generasi tua yang anti perubahan bahkan mungkin mereka mencurigai unsur-unsur globalisasi
Begitu banyak dan beragamnya unsur globalisasi menyebar secara cepat tidak dapat dibendung lagi. Berbagai arus informasi juga tidak saja membawa ilmu pengetahuan, tetapi juga berbagai nilai baik positif maupun negatif yang sepintas lalu terasa baru dan asing sama sekali bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Apakah nilai-nilai itu positif maupun negatif, diterima atau tidak diterima itu tergantung pada nilai-nilai budaya dan tradisi yang berlaku dalam suatu masyarakat.
Kebiasaan yang sudah mengglobal misalnya, dalam gaya hidup seperti pola berpakaian, kebiasaan makan, dan kegiatan rekreasi yang semakin seragam khususnya bagi generasi muda mungkin tidak terlalu bermasalah. Namun implikasi sosial dan ekonomi bagi kehidupan terjadi pemborosan dan kepekaan terhadap sesama makin berkurang. Meskipun demikian, kebiasaan baru sebagian kecil mempunyai implikasi moral seperti, kebiasaan konsumtif baru untuk mengunjungi rumah-rumah makan fast food seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken, dan sebagainya. Makanan-makanan siap saji seperti itu di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris disebut sebagai junk food (makanan sampah). Akan tetapi di negara-negara berkembang seperti Indonesia, makanan tersebut hanya dapat dijangkau kelas menengah yang banyak uang. Perilaku seperti itu dengan mengunjungi rumah-rumah makan fast food telah mendorong makin melebarnya kesenjangan sosial ekonomi.
Di samping itu, nilai-nilai budaya asing yang masuk seperti pergaulan bebas, budaya konsumerisme, dan penyalahgunaan narkoba semua dapat merusak moral masyarakat dan kehidupan bangsa di negara-negara berkembang terutama generasi mudanya. Semua nilai budaya asing tersebut jelas tidak cocok dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat kita. Pola atau gaya hidup baru dan berbagai nilai tersebut terbawa oleh arus globalisasi melalui kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Arus globalisasi memang tidak dapat dihalangi atau dicegah, karena perekonomian negara-negara berkembang makin terintegrasi dengan perekonomian dunia dalam bentuk investasi yang menghadirkan IMF dan Bank Dunia serta berbagai bentuk kerja sama dalam bidang moneter dan ekonomi dengan negara-negara maju. Dengan demikian, kita tidak perlu memikirkan bagaimana melawan gloabalisasi, karena hal itu tidak mungkin dilakukan tanpa resiko yang tinggi dan kita juga tidak dapat bersikap menolak apa saja yang datang bersama arus globalisasi misalnya, unsur budaya barat yang dianggap bertentangan dengan budaya kita Indonesia. Sebagian yang datang dari barat juga terdapat nilai-nilai yang positif, sehingga kita perlu mengubah budaya kita, tidak semuanya, tetapi harus sesuai dengan budaya dan kepribadian bangsa, yang juga tidak semuanya positif. Dengan demikian budaya dan kepribadian kita bersifat dinamis.
Kita sebaiknya sebisa mungkin memanfaatkan globalisasi demi kemajuan sosial, ekonomi, politik, dan budaya bangsa melalui kerja sama yang erat dengan negara-negara industri maju dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan komunikasi. Bagaimanapun negara-negara maju itu masih merupakan sumber modal, teknologi, dan pasar bagi pengembangan industri kita.
Sebaliknya, kita harus bersikap selektif dan berusaha menyaring nilai-nilai sekaligus menanamkan nilai-nilai (moral) untuk menghadapi tantangan globalisasi yang kita alami. Di sinilah arti pendidikan, pendidikan ditujukan untuk penanaman nilai-nilai untuk menangkis pengaruh nilai-nilai negatif akibat arus globalisasi, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Untuk memerangi kecenderungan materialisme, konsumerisme, dan hedonisme akibat globalisasi, kita dapat menanamkan nilai kesederhanaan dan nilai cinta kasih kepada sesama dalam bentuk kepedulian pada orang lain.
2. Menanamkan pemahaman dan penghargaan nilai keadilan, karena kecenderungan materialisme, konsumerisme dan hedonisme merupakan cermin egoisme, kurang cinta kasih, dan kurang kepedulian terhadap orang lain.
3. Menanamkan pemahaman tentang HAM dan nilai-nilai demokrasi agar dapat bersikap akomodif terhadap nilai-nilai yang positif.
Sekolah :
Kelas/Semestar : Kls IX/ smt 2
Mata Pelajaran : Sejarah
Pertemuan : 2 x tatap muka (a. 90’)
Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan pemerintahan dan kerjasama internasional
Kompetensi Dasar
7.3. Menguraikan perilaku masyarakat dalam perubahan sosial – budaya di era global
A. Indikator
Produk
1. Mengidentifikasi perubahan sosial budaya terhadap perilaku masyarakat di era globalisasi
2. Mendeskripsikan kondisi sosial budaya masyarakat pada masa awal globalisasi
3. Menguraikan ciri-ciri dan faktor-faktor globalisasi
Proses
4. Menyelidiki munculnya Modernisasi dan Homogenisasi yang memicu globalisasi
Psikomotor
5. Membuat peta konsep tentang globalisasi
Ketrampilan sosial
6. Melakukan komunikasi meliputi presentasi, mengajukan pertanyaan dan berpendapat
B. Tujuan Pembelajaran
Produk
1. Diberikan gambar dan penjelasan singkat tentang pergaulan remaja, siswa dapat menjelaskan bahwa remaja merupakan kelompok yang memiliki kecenderungan cepat terbuka dalam menerima globalisasi sehingga mempengaruhi proses perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari
2. Diberikan gambar tentang masyarakat miskin yang berada di pinggiran kota misalnya yang berada di bantaran kali dan kolong jembatan,siswa dapat menjelaskan dampak dari globalisasi terhadap kondisi sosial budaya masyarakat
3. Diberikan ganbar tentang media elektronik, siswa dapat menjelaskan bahwa begitu cepat dan mudahnya globalisasi masuk melalui berbagai media dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang mana merupakan ciri-ciri dari arus globalisasi
4. Setelah mendiskusikan/menganalisa tentang globalisasi, siswa dapat mendeskripsikan perkembangan globalisasi dan akibat dari dampak yang ditimbulkannya bagi bangsa Indonesia serta bagaimana menyikapi masuknya arus globalisasi
Proses
5. Dengan buku tertutup, siswa dapat memecahkan masalah secara kronologis mengenai awal mulanya globalisasi terbentuk dan apa dampak kondisi sosial budaya dari munculnya globalisasi tersebut bagi kehidupan masyarakat
Psikomotor
6. Dengan buku tertutup siswa dapat menjelaskan ”munculnya globalisasi”
Ketrampilan sosial
7. Terlibat dalam KBM yang berpusat pada siswa, siswa dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat
C. Materi Pembelajaran : Masyarakat di Era Globalisasi
- Hakikat Globalisasi
- Ciri-Ciri Globalisasi
- Dampak Globalisasi
- Perilaku Masyarakat dalam Perubahan Sosial di Era Globalisasi
D. Model Pembelajaran : MPK
Metode : presentasi, diskusi, pemberian tugas
E. Langkah-langkah kegiatan
Pertemuan pertama
Pendahuluan : 15 menit
1. Memotivasi dan menyampaikan pengantar pembelajaran
2. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi produk, proses, psikomotor, dan ketrampilan sosial
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Inti : 65 menit
1. Guru menyajikan informasi kepada siswa melalui media gambar kondisi sosial budaya masyarakat miskin yang mendapat dampak dari globalisasi dan transparansi yang berisi garis besar materi
2. Guru menginformasikan pembentukan kelompok dan mem bimbing pembentukan kelompok
3. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa mereka dibagi dalam tiga kelompok dengan cara berhitung 1,2,3; anak yang mendapat no. 1 bergabung dengan no. 1; anak yang mendapat no 2 berkumpul dengan no. 2; begitu seterusnya
4. Kelompok pertama mendapat LKS gambar pergaulan remaja; kelompok kedua mendapat LKS gambar masyarakat miskin di kawasan kumuh; dan kelompok ketiga mendapat LKS gambar media elektornik
5. Guru menjelaskan kepada siswa tentang tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok, dan membagikan kertas untuk merumuskan jawaban sesuai permintaan dari masing-masing tugas
6. Guru memantau kegiatan siswa di masing-masing kelompok, membimbing, dan membantu siswa apabila diperlukan
7. Membimbing masing-masing kelompok menarik kesimpulan dari hasil diskusi masing-masing kelompok
8. Memfasilitasi diskusi kelas (presentasi kel) setelah masing-masing kelompok berhasil merumuskan jawaban dari tugas yang diberikan Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Penutup : 10 menit
1. Membimbing siswa menarik kesimpulan dengan menghubungkan masing-masing kasus sehingga nampak keterkaitannya yang menyebabkan munculnya ”globalisasi” serta dampaknya bagi bangsa Indonesia
2. Bersama siswa menentukan makna peristiwa tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
3. Memberi tugas individu berupa paper tentang munculnya modernisasi dan homogenisasi yang memicu globalisasi Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Pertemuan kedua
Pendahuluan : 10 menit
1. Guru memotivasi siswa dan mereview pemahaman siswa atas materi yang telah dipelajari minggu lalu
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran sesi ini yaitu bahwa siswa dapat mendeskripsikan perkembangan globalisasi dan akibat dari dampak yang ditimbulkannya bagi bangsa Indonesia serta bagaimana menyikapi masuknya arus globalisasi dan pembatasan masa tugas eksekutif dan bagaimana pembelajaran akan dilakukan Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Inti : 70 menit
1. Guru membagi siswa dalam 4 team
2. Masing-masing team memiliki tugas: team A ”penanya” merumuskan pertanyaan, team B ”pendukung” menjawab pertanyaan berdasarkan poin-poin yang disepakati, team C ”penentang” mengajukan poin-poin yang tidak disetujui atau tidak bermanfaat dan menjelaskan mengapa demikian, team D ”penarik kesimpulan” menyimpulkan hasil diskusi
3. Guru menyampaikan materi akhir globalisasi secara ringkas meliputi perkembangan serta akibat dari dampak yang ditimbulkannya
4. Guru membimbing masing-masing kelompok melakukan tugasnya
5. Memfasilitasi diskusi kelas, mengatur arus diskusi agar masing-masing team bekerja sesuai dengan perannya Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
Penutup : 10 menit
1. Membimbing siswa menarik kesimpulan dengan cara menyepakati poin-poin dalam diskusi yang telah berjalan
2. Meminta siswa untuk mengerjakan tugas membuat peta konsep mengenai kondisi sosial budaya masyarakat pada masa awal globalisasi secara berkelompok menggunakan potongan-potongan konsep yang telah disiapkan Terlaksana/tidak
Terlaksana/tidak
F. Evaluasi
1. Penilaian : individu dan kelompok
2. Tagihan : individu : paper
kelompok : laporan hasil diskusi
hasil tugas kelompok (peta konsep)
3. Rubrik penilaian
a. Rubrik assesmen untuk makalah/paper
Sifat tugas : individual/kelompok*)
Nama :
Tugas ke :
No Aspek
Penilaian Indikator Bobot Skor Nilai
1 Pemahaman Tingkat pemahaman siswa terhadap tugas yang dikerjakan 15 5 75
2 Argumentasi Alasan yg diberikan siswa dlm menjelas kan persoalan dalam tugas yg dikerjakan 25 5 125
3 Kejelasan a. tersusun dgn baik
b. tertulis dgn baik
c. mudah dipahami 5
5
5 5
5
5 25
25
25
4 Informasi a. akurat
b. memadai
c. penting 15
15
15 5
5
5 75
75
75
Jumlah 100
Keterangan: *) coret salah satu
Petunjuk:
Skor = 0,1,2,3,4,5
NA = (bobot x skor): 5
b. Rubrik assesmen untuk laporan hasil diskusi kelompok
Sifat tugas : individual/kelompok*)
Nama :
Tugas ke :
No Komponen Bobot Skor Nilai
1 Pendahuluan
a. latar belakang masalah
b. rumusan masalah
15
5
2 Pembahasan
a. kesesuaian dgn masalah
b. keruntutan pembahasan
c. keterhubungan antar varia bel
d. ketepatan dan ketajaman analisa
5
10
10
15
3 Kesimpulan
a. sinergisme antar variabel
b. pola/konsep yg ditemukan
20
20
Jumlah 100
Keterangan: *) coret salah satu
Petunjuk:
Skor = 0,1,2,3,4,5
NA = (bobot x skor): 5
c. Rubrik assesmen untuk sikap kooperatif
Sifat tugas : individual/kelompok*)
Nama :
Tugas ke :
No Ketrampilan kooperatif Bobot Skor Nilai
1 Menghargai pendapat orang lain 15
2 Mengambil giliran dan berbagi tugas 15
3 Mendorong orang lain untuk bicara (partisipasi) 15
4 Mendengarkan secara aktif 5
5 Bertanya 15
6 Berada dalam tugas 15
7 Memeriksa ketepatan 5
8 Memberi respon 15
Jumlah 100
Petunjuk:
Skor = 0,1,2,3,4,5
NA = (bobot x skor): 5
d. Rubrik assesmen untuk diskusi
No Aspek Skor Bobot Skor
Maks Kelompok
1 2 3
1 Keaktifan
a. sangat aktif
b. aktif
c. pasif
9-10
6-8
< 5
4
40
2 Kerjasama
a. sangat baik
b. baik
c. kurang
9-10
6-8
< 5
3
30
3 Menghargai pendapat org lain
a. sangat
b. cukup
c. kurang
9-10
6-8
< 5
3
30
Total 100
e. Rubrik assesmen untuk produk visual
Sifat tugas : individual/kelompok*)
Nama :
Tugas ke :
No Aspek
Penilaian Indikator Bobot Skor Nilai
1 Pemilihan masalah Kemampuan mengidentifikasi masalah 15
2 Pemilihan media Relevansi antara media dengan masalah yang dipilih 15
3 Visualisasi Kemampuan memvisualisasikan masalah yang dipilih 15
4 Literasi Kemampuan menyelaraskan lite rasi dgn masalah yg dipilih 15
5 Grafis a. berkaitan dgn isi bagian
b. pemberian judul yg tepat
c. informatif 15
10
15
Jumlah 100
Keterangan: *)
Petunjuk:
Skor = 0,1,2,3,4,5
NA = (bobot x skor): 5
f. Rubrik assesmen untuk diskusi model Listening team
Sifat tugas : individual/kelompok*)
Nama :
Tugas ke :
No Kelompok/aspek yg dini lai Indikator Bobot Skor Nilai
1 A. Penanya a. kejelasan maksud
b. kejelasan topik
c. cakupan bahasan
d. cara penyampaian
e. keruntutan 20
20
20
20
20
Jumlah 100
2 B. Pendukung a. kejelasan topik
b. argumentasi
c. data pendukung
d. keterkaitan antar variabel
e. cara penyampaian 20
20
20
20
20
Jumlah 100
3 C. Penentang a. kejelasan topik
b. argumentasi
c. data pendukung
d. keterkaitan antar variabel
e. cara penyampaian 20
20
20
20
20
Jumlah 100
4 D. Penarik Kesimpulan a. kejelasan rumusan
b. hubungan antar konsep
c. keruntutan penyampaian
d. keefektifan perumusan
e. tata bahasa 20
20
20
20
20
Jumlah 100
Petunjuk:
Skor = 0,1,2,3,4,5
NA = (bobot x skor): 5
G. Sumber pembelajaran
1. Buku paket (yang dipakai sekolah)
2. Buku Siswa Masyarakat di Era Globalisasi
3. LKS: berjumlah tiga, tiap kelompok mendapat 1 LKS
Topik dari masing-masing LKS : Pergaulan Remaja
: Masyarakat Miskin
: Teknologi Canggih (media elektronik)
4. Rubrik assesmen sikap kooperatif, diskusi, dan laporan hasil diskusi
H. Media Pembelajaran: handout materi (terlampir)
Daftar Pustaka
Sukanti, Dwi L.N. . 2007. IPS Terpadu untuk SMP. Jakarta : Ganeca Exact
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Jogyakarta: Pustaka Pelajar
LKS : Mencermati pergaulan remaja saat ini
1. Perhatikan baik-baik gambar/foto di bawah ini
2. Berdasarkan gambar/foto di atas diskusikan masalah-masalah berikut:
a. Bagaimana dampak negatif dari pergaulan remaja yang terkena pengaruh dari globalisasi terhadap kehidupan berbangsa?
Jawaban meliputi tinjauan segi:
Pendidikan...................................................................................................... ........................................................................................................................ ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Agama ........................................................................................ .....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Kondisi sosial ................................................................................................ ..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
b. Bagaimanakah sikap yang seharusnya di ambil dalam menghadapi pergaulan remaja yang berdampak negatif oleh pihak-pihak berikut?
Jawaban
Pendidikan...........................................................................................
....................................................................................................................... ........................................................................................................................ ......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Lembaga/Lingkungan Masyarakat.................................................................
....................................................................................................................... .................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Keluarga......................................................................................................... .....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Kesimpulan ............................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ...............................................................................................
LKS : Situasi masyarakat miskin di kawasan kumuh
1. Perhatikan baik-baik foto di bawah ini
2. Berdasarkan gambar/foto di atas diskusikan masalah-masalah berikut:
a. Mengapa tiap tahun masyarakat miskin terus bertambah dan sulit dibrantas?
Jawaban meliputi tinjauan segi:
Politik ............................................................................................................ ...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Ekonomi ........................................................................................................ .....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Sosial ............................................................................................................. .......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
b. Mengapa masyarakat miskin menjadi kelompok yang menerima dampak paling tragis dari globalisasi?
Jawaban meliputi tinjauan segi:
Sosial/Politik.................................................................................................. ..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Budaya .......................................................................................................... ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Pendidikan ..................................................................................................... ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Kesimpulan ............................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .....................................................................................................
LKS : Media Elektronik
1. Perhatikan baik-baik gambar/foto berikut ini
2. Berdasarkan gambar/foto di atas diskusikan masalah-masalah berikut:
a. Apakah pengaruh positif media elektronik di atas terhadap masyarakat yang mana menyangkut globalisasi?
Jawaban meliputi tinjauan segi:
Sosial ............................................................................................................. .......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Budaya .......................................................................................................... ..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Ekonomi ........................................................................................................ ..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
b. Apakah pengaruh negatif media elektronik di atas terhadap masyarakat yang mana menyangkut globalisasi?
Jawaban meliputi tinjauan segi:
Sosial ............................................................................................................. .......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Ekonomi ........................................................................................................ ..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Politik ...................................................................................................... ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Budaya...............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Kesimpulan ......................................................................................................... ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
KESIMPULAN
Kesimpulan dari ketiga peristiwa tersebut adalah:
....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Kunci LKS : Pergaulan remaja saat ini
2.a. Pendidikan
1. melemahnya kwalitas SDM
2. pergaulan bebas
3. penyalahgunaan narkoba
Agama
1. melemahnya benteng keimanan
2. berkurangnya budaya ibadah
3. meningkatnya kriminalitas
Kondisi sosial
1. timbulnya budaya konsumerisme
2. pemborosan
3. kepekaan terhadap sesama berkurang
4. melebarnya kesenjangan sosial ekonomi
2.b. Pendidikan
1. menanamkan nilai kesederhanaan dan cinta kasih
2. menanamkan pamahaman dan penghargaan nilai keadilan
3. menanamkan penididikan tentang narkoba
Lingkungan Masyarakat
1. menanamkan budaya asli setempat
2. meningkatkan progam sosialisasi
3. penanaman nilai dan norma masyarakat setempat
Keluarga
1. pengawasan terhadap perilaku anak
2. pendekatan psikologis
3. menanamkan penididikan agama sejak dini
Kesimpulan: tergantung kepada bagaimana siswa menyepakati keterhubungan antar variabel yang telah dijabarkan di atas.
Kunci LKS: Situasi masyarakat miskin di kawasan kumuh
2.a. Politik
1. kurangnya perhatian pemerintah
2. kebijakan-kebijakan politik tidak memihak rakyat kecil
3. pemberantasan kemiskinan dan kebodohan yang kurag terlaksana
Ekonomi
1. Korupsi masih merajalela
2. kesejahteraan rakyat yang tidak merata
3. Kesenjangan ekonomi yang tinggi
Sosial
1. kurangnya dalam mengenyam pendidikan
2. keterpurukan rakyat miskin secara ekonomi
3. kurang mendapat penyuluhan dari pemerintah untuk keluar dari jurang kemiskinan
4. lingkungan yang rentan terjadi aksi kriminal
2.b. Sosial/Politik
1. tidak siap menerima kenyataan prubahan-perubahan akibat globalisasi
2. adanya diskriminasi dari pemerintah terhadap rakyat kecil
3. kurangnya jaminan kesejahteraan hidup dari pemerintah
Budaya
1. kurang memiliki keinginan untuk melakukan perubahan taraf hidup
2. masyarakat miskin cenderung sebagai pihak yang lemah dari berbagai segi
3. masyarakat miskin tidak mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap perubahan sosial
Pendidikan
1. kurangnya pengetahuan tentang globalisasi
2. kurang mendapatkannya informasi yang aktual karena keterbatasan ekonomi
3. lingkungan yang kurang memadai dalam menerima proses masuknya globalisasi
Kesimpulan: tergantung kepada bagaimana siswa menyepakati keterhubungan antar variabel yang telah dijabarkan di atas.
Kunci LKS : Media Elektronik
2.a. Sosial
1. mempercepat keberhasilan pembangunan
2. menumbuhkan kinerja yang berwawasan luas dan semangat kerja yang tinggi
3. meningkatnya ilmu pengetahuan
Budaya
1. sebagai hiburan
2. suguhan pengalaman kultural yang sama (olimpiade,konser musik, dan sepak bola) menyatukan selera dan persepsi pilihan
3. dijadikannya gudang informasi
Ekonomi
1. meningkatnya ekonomi para usahawan
2. produksi semakin naik akibat tingginya permintaan
3. informasi lowongan pekerjaan yang mudah di dapat
2.b. Sosial
1. meningkatnya penyimpangan sosial akibat melihat tayangan di televisi
2. meningkatnya pornografi dan pornoaksi
3. terpengaruh oleh masuknya nilai-nilai negatif budaya asing
Ekonomi
1. menjadi kebutuhan primer setiap keluarga
2. menurunnya daya beli media informasi lain seperti majalah, radio, tabloid, koran, dll.
3. meningkatnya pengeluaran biaya listrik
Budaya
1. bermalas-malasan untuk menonton televisi
2. berubahnya gaya hidup akibat meniru gaya hidup yang disuguhkan
3. berkurangnya daya minat untuk membaca
Kesimpulan: tergantung kepada bagaimana siswa menyepakati keterhubungan antar variabel yang telah dijabarkan di atas.
Kunci
Kesimpulan: dalam hal ini merupakan esensi yang didapat setelah mendiskusikan ketiga masalah tersebut secara bersama-sama (diskusi kelas)
Handout materi ajar
Masyarakat di Era Globalisasi
A. Hakikat Globalisasi
Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru atau hal-hal baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik. Globalisasi terbentuk oleh adanya kemajuan teknologi di bidang komunikasi. Akibat itu semua menghasilkan dunia tunggal. Masyarakat di seluruh dunia menjadi saling tergantung di semua aspek kehidupan, pada dasarnya tidak ada satu negara pun di dunia yang mampu mencukupi kebutuhannya sendiri.
Selo Soemardjan mengartikan globalisasi sebagai suatu proses terebentuknya sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama seperti dalam organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan organisasi negara-negara Asia Tenggara, Association of Southeast Asia Nation (ASEAN).
Mansoer Fakih mendefinisikan globalisasi sebagai proses pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa dalam suatu sistem ekonomi global berdasarkan keyakinan perdagangan bebas.Dengan demikian globalisasi merupakan fase perjalanan panjang perkembangan kapitalisme liberal. Globalisasi dimulai ketika ditetapkannya bentuk sosial global dengan diberlakukannya suatu kebijakan prdagangan free trade, hasil kesepakatan internasional di Marrakesh-Maroko pada bulan April 1994 yang dikenal dengan nama General Agreement on Tariff and Trade (GATT).
GATT merupakan forum negosiasi perdagangan antarpemerintah dan pengadilan untuk menyelesaikan jika terjadi perselisihan dagang antarbangsa. Pada tahun 1995 peran GATT diambil alih oleh World Trade Organization (WTO), forum kesepakatan perdagangan tingkat global. Dalam area yang lebih kecil terdapat the Asia-Pasific Economic Conference (APEC), North American Free Trade Agreement (NAFTA), yaitu forum kesepakatan antar Amerika Serikat dan Mexico, di kawasan Asia dan Pasifik berkembang Asosiasi Perdangan Asia dan Pasifik (Asia-Pasific Trade Assosiation/AFTA), area pertumbuhan segi tiga Singapura, Johor, dan Riau (SIJORI), ataupun Brunei, Indonesia, Malaysia and Philippines East Growth Triangle (BIMPEAGA). Selain itu, terdapat kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi yang lebih kecil lagi seperti Otorita Batam, yaitu kesepakatan dagang yang memiliki kebijakan sendiri dan otonom.
Waters berpandangan bahwa globalisasi berlangsung dalam tiga bidang, antara lain sebagai berikut.
1. Globalisasi ekonomi berlangsung di bidang perdagangan, produksi, investasi, ideologi organisasi, pasar modal, dan pasar kerja.
2. Globalisasi politik berlangsung di bidang kedaulatan negara, fokus kegiatan pemecahan masalah, organisasi internasional, hubungan internasional, dan budaya politik.
3. Globalisasi budaya berlangsung dalam bidang ide keagaman, etnisitas, pola pertukaran benda berharga, produksi dan distribusi serta pariwisata.
Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa faktor yang mendukung globalisasi karena terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi internasional. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya perubahan sosial budaya akibat globalisasi adalah aspek-aspek modernisasi, seperti :
1. Rasionalisasi.
2. Efisiensi dan produktivitas.
3. Keberanian bersaing, bertanggung jawab, dan keberanian menanggung resiko.
4. Senantiasa meningkatkan pengetahuan.
5. Patuh pada hukum.
6. Kemandirian dan kemampuan melihat ke depan.
7. Keterbukaan dan etos kerja.
B. Ciri-Ciri Globalisasi
Globasasi telah menciptakan dunia makin terbuka dan saling ketergantungan antarnegara dan antarbangsa. Artinya, pada era globalisasi ini negara-negara bukan saja terbuka satu sama lain,tetapi juga tergantung satu sama lainnya meskipun tingkat ketergantungannya tidak sejajar. Umumnya negara-negara berkembang lebih tergantung pada negara-negara industri maju dan tidak sebaliknya. Demikian pula negara-negara berkembang lebih terbuka menerima pengaruh globalisasi karena ketergantungannya yang tinggi terhadap negara-negara industri maju tersebut.
Menurut Gidden, saling tergantungnya masyarakat dunia makin lama makin meningkat. Proses peningkatan saling tergantungnya masyarakat dunia itu dinamakan globalisasi yang ditandai dengan ciri-ciri, antara lain sebagai berikut.
1. Adanya kesenjangan besar dalam kekayaan dan tingkat hidup antara masyarakat-masyarakat industri dengan masyarakat-masyarakat dunia ketiga. Setiap tahun terdapat jutaan masyarakat mati kelaparan pada hal produksi makanan dunia sebenarnya cukup untuk memberi makan semua orang. Sejumlah besar bahan makanan itu tersimpan bahkan dimusnahkan di negara-negara Barat.
2. Tumbuh dan berkembangnya negara-negara industri baru (Newly Industrialized Countries atau NIC).
3. Meningkatnya komunikasi antarnegara sebagai dampak teknologi yang makin canggih.
Michael J. Mazarr dalam Global Trends 2005 mengemukakan enam ciri kehidupan global, yaitu sebagai berikut.
1. Berubahnya fondasi-fondasi dunia yang telah melahirkan kelompok negara-negara maju (negara industri) dan negara negara berkembang.
2. Science dan technology menjadi penggerak utama dalam mengubah kehidupan manusia. Perubahan yang dihadapi manusia berjalan lurus (linear) dan hanya satu model. Akan tetapi setiap masyarakat negara bangsa mencari jalannya sendiri sesuai dengan kebudayaan masing-masing.
3. Munculnya orientasi baru dalam ekonomi yang berbasis pada ilmu pengetahuan. Perubahan terjadi terutama dalam dunia kerja dan rekruitmen tenaga kerja yang berdasarkan keterampilan. Tidak ada lagi pembatasan tenaga kerja harus dari negara-negara maju karena tidak ada lagi batas negara dan bangsa, dunia menjadi tanpa batas dan seluruh kegiatan bersifat transnasioanl dan global.
4. Kemajemukan atau pluralisme dari komunitas-komunitas atau negara-negara mulai nampak. Di Indonesia gerakan egoisme yang mengarah ke etnisitas atau sukuisme mulai muncul, sehingga diperlukan pendidikan multikultural.
5. Makin berkembangnya paham demokrasi, yaitu pemikiran yang menghargai hak azasi manusia, hak manusia untuk mengatur identitas sendiri. Artinya, ada penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusian. Akibat perubahan otoritas ini ialah ketidakstabilan sosial dan politik. Di Indonesia hal ini telah menimbulkan krisis yang awalnya krisis ekonomi menjadi krisis politik, sosial dan budaya atau biasa dikenal krisis multidimensional. Dalam pemerintahan kemudian terjadi pergeseran wewenang dari otoritas pemerintahan pusat ke otonomi daerah.
6. Timbulnya alienasi individu dan lahirnya apa yang disebut sindrom pesimisme.
Sztompka mencoba mengelompokkan ciri-ciri globalisasi dalam tiga bidang, antara lain sebagai berikut.
1. Bidang Politik
Ciri-ciri globalisasi dalam bidang politik, antara lain adalah sebagai berikut.
a. Terdapat kesatuan suprasional dengan berbagai cakupan; blok politik dan militer (NATO), koalisi kekuasaan ekonomi dunia ada kelompok 7 (G7), organisasi kesatuan regional (komunitas Eropa), organisasi berskala internasional (PBB dengan badan-badan khususnya).
b. Ada peningkatan homogenisasi politik
c. Sistem demokrasi parlementer benar-benar menjadi sitem politik universal termasuk di Amerika Latin dan Eropa Timur pasca runtuhnya komunis.
2. Bidang Ekonomi
Ciri-ciri globalisasi dalam bidang ekonomi, antara lain adalah sebagai berikut.
a. Adanya peningkatan peran koordinasi dan integrasi supranasional dalam EFTA dan OPEC.
b. Peningkatan perjanjian ekonomi regional dan dunia.
c. Adanya pembagian kerja dunia.
d. Pendirian cabang lokal dan monopoli, seperti Pepsi, Coca-cola, dan McDonald, yang menjadi penguasa baru di bidang ekonomi dunia.
e. Matinya sistem ekonomi terencana dan terpimpin.
f. Pasar menjadi mekanisme ekonomi bersama yang meliputi seluruh dunia.
3. Bidang Budaya
Ciri-ciri globalisasi dalam bidang budaya, antara lain adalah sebagai berikut.
a. Media massa terutama TV telah mengubah dunia menjadi sebuah dusun global.
b. Pada waktu yang bersamaan, jutaan orang dapat mendengarkan informasi dan menonton tayangan gambar suatu peristiwa.
c. Suguhan pengalaman kultural yang sama (olimpiade, konser musik, dan sepak bola) menyatukan selera dan persepsi pilihan.
d. Muncul bahasa global, bahasa inggis menjadi alat komunikasi internasional.
e. Tradisi kultural pribumi atau lokal semakin terdesak yang menyebabkan kultur konsumen atau budaya model Barat menjadi kultur universal.
C. Dampak Globalisasi terhadap Kehidupan Masyarakat
Sampai taraf tertentu, yang disebut pelaku atau subyek globalisasi adalah negara-negara industri maju yang merupakan perpanjangan tangan untuk kepentingan mereka. Dampak globalisasi biasanya dirasakan oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia, bahkan kini sudah menyebar ke seluruh pelosok tanah air hingga desa-desa. Dampak tersebut ada yang bersifat positif dan ada pula yang negatif.
Globalisasi membawa banyak dampak positif bagi masyarakat, antara lain dampak positif globalisasi sebagai berikut.
a. Menumbuhkan kinerja yang berwawasan luas dan semangat kerja yang tinggi akibat ketatnya sumber daya manusia.
b. Menumbuhkan dinamika yang terbuka dan tanggap terhadap unsur-unsur pembaharuan.
c. Mempercepat keberhasilan pembangunan melalui sarana komunikasi seperti radio, televisi, film, dan sarana elektronik lainnya.
Selain membawa dampak positif globalisasi juga membawa dampak negaitf, antar lain sebagai berikut.
a. Terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya yang dapat menimbulkan anomi (kebingungan).
Setiap nilai dan norma yang ada dalam kehidupan masyarakat seringkali tidak siap dalam mengantisipasi perubahan-perubahan sosial budaya dan menghadapi masuknya unsur-unsur globalisasi. Akibatnya, masyarakat menjadi kebingungan (anomi).
Di antara masyarakat yang paling kebingungan adalah kelompok remaja, karena secara sosial belum memiliki identitas yang mantap. Kelompok masyarakat lainnya adalah mereka yang secara tiba-tiba menjadi OKB (orang kaya baru), yang ”ketiban rejeki” karena berbagai keuntungan. Misalnya, mereka yang tinggal di kota-kota besar memperoleh keuntungan dari hasil menjual tanah di daerah segi tiga emas. Karena kebingungan, budaya konsumerisme dan aji mumpung (banyak uang) hinggap di kalangan OKB tersebut.
b. Terjadinya goncangan budaya (culture shock)
Menurut Soerjono Soekanto, goncangan budaya terjadi apabila anggota masyarakat mengalami frustasi akibat tidak siap menerima kenyataan perubahan-perubahan akibat globalisasi. Contohnya, OKB yang tergusur oleh pembangunan, setelah menerima ganti rugi mereka tinggal di daerah pinggiran. Mereka tidak biasa menginvestasikan uangnya dengan baik, uang yang telah diperoleh habis dalam waktu cepat sehingga mereka bangkrut dan menjadi pengangguran. Dalam keadaan frustasi menghadapi beratnya tantangan hidup, tidak mustahil mereka melakukan penyimpangan sosial seperti mencuri, merampok bahkan mungkin membunuh, atau tindakan kriminalitas lainnya.
c. Timbulnya ketimpangan budaya (culture lag)
Ketimpangan budaya terjadi akibat ketidakserempakan masyarakat dalam menyarap dan menerima unsur-unsur globalisasi. Masuknya unsur-unsur globalisasi khususnya yang terkait dengan teknologi sangat cepat, sementara unsur-unsur sosial budaya berkembang sangat lambat. Demikian pula ada masyarakat yang cepat menyerap dan menerima unsur-unsur baru ada pula yang lambat, sehingga diantara mereka timbul ketimpangan. Misalnya, di daerah pedesaan mekanisme pertanian sering menimbulkan kegagalan karena petani belum siap menerima teknologi modern yang rumit pemeliharaannya dan mahal harganya.
Suatu hal yang perlu mendapat perhatian kita, dalam skala global dampak dari globalisasi justru membuat ketimpangan antarbangsa makin lebar. Penghisapan yang dilakukan oleh mereka yang berkuasa di negara maju terhadap para pekerja di negara-negara berkembang. Sementara para penguasa setempat makin ditundukkan oleh kelas berkuasa di negara maju.
Dalam banyak kasus, pembangunan di Indonesia banyak memperoleh pinjaman dari IMF dan Bank Dunia. Ketergantungan Indonesia terhadap lembaga-lembaga keuangan tersebut sangat tinggi, kita ini boleh dikatakan sebagai budak IMF. Begitu pula dengan apa yang dikenal ”bantuan luar negeri”. Bantuan itu sudah pasti disertai syarat-syarat tertentu yang sebenarnya makin memberatkan kita. Untuk menyukseskan sebuah proyek, tenaga ahli dan peralatannya dari negara pemberi bantuan. Gaji tenaga ahli asing itu jauh melebihi dari gaji tenaga ahli Indonesia bahkan beberapa kali lipat dan yang membayar kita juga. Demikian pula peralatan yang kita gunakan harus dibeli dari negeri pemberi bantuan itu. Artinya, betapa kita telah dibodohi oleh negara-negara donor yang sebenarnya keberpihakannya pada pembangunan neagara berkembang perlu dipertanyakan kembali.
Kini kita dapat menyaksikan banyak perusahaan-perusahaan yang mengaku modal nasional mulai dilucuti kekuatannya dengan menjual saham ke pihak asing. Perusahaan-perusahaan nasional murni pun mulai rontok karena dicaplok oleh modal asing. Dalam hal ini yang mengalami kesulitan bukan hanya para pekerja, suatu saat para konglomerat kita pun hanya akan menjadi pelayan mereka para imperialis.
D. Dampak Masyarakat dalam Perubahan Sosial Budaya di Era Globalisasi
Akibat globalisasi timbul perubahan-perubahan baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya. Berbagai kemudahan informasi diperoleh karena arus globalisasi. Sebagai contoh adanya jaringan internet atau jaringan televisi yang mendunia, masyarakat dengan mudah mencari dan memperoleh informasi mengenai berbagai data sosial politik, ekonomi, militer dan pertahanan. Perilaku masyarakat di negara-negara berkembang seperti Indonesia ada kecenderungan sebagian menerima unsur-unsur globalisasi dan sebagian lainnya menolak. Perbedaan perilaku masyarakat tersebut tidak jarang menimbulkan konflik sesama mereka.
Tahukah kamu kelompok mana saja yang mudah menerima globalisasi?
Kelompok yang mudah untuk menerima globalisasi, antara lain sebagai berikut.
a. Kelompok masyarakat perkotaan terutama mereka yang memiliki akses mudah dalam komunikasi dan informasi global melalui televisi, film, radio, komputer, koran, majalah, dan tabloid.
b. Kelompok masyarakat yang status sosial atau kedudukannya sudah mapan, seperti para pengusaha, pegawai pemerintahan dan para ilmuwan.
c. Kelompok masyarakat khususnya generasi muda yang memiliki kecenderungan terbuka menerima unsur-unsur baru dalam proses modernisasi.
Sedangkan kelompok yang menolak arus globalisasi, antara lain sebagai berikut.
a. Kelompok masyarakat yang memiliki kontak budaya terbatas dan tertinggal karena mereka berada di daerah terasing atau terisolir.
b. Kelompok masyarakat yang belum mapan atau belum siap menerima perubahan-perubahan baik fisik maupun mental, terutama mereka yang belum mengeyam pendidikan formal.
c. Kelompok masyarakat dari generasi tua yang anti perubahan bahkan mungkin mereka mencurigai unsur-unsur globalisasi
Begitu banyak dan beragamnya unsur globalisasi menyebar secara cepat tidak dapat dibendung lagi. Berbagai arus informasi juga tidak saja membawa ilmu pengetahuan, tetapi juga berbagai nilai baik positif maupun negatif yang sepintas lalu terasa baru dan asing sama sekali bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Apakah nilai-nilai itu positif maupun negatif, diterima atau tidak diterima itu tergantung pada nilai-nilai budaya dan tradisi yang berlaku dalam suatu masyarakat.
Kebiasaan yang sudah mengglobal misalnya, dalam gaya hidup seperti pola berpakaian, kebiasaan makan, dan kegiatan rekreasi yang semakin seragam khususnya bagi generasi muda mungkin tidak terlalu bermasalah. Namun implikasi sosial dan ekonomi bagi kehidupan terjadi pemborosan dan kepekaan terhadap sesama makin berkurang. Meskipun demikian, kebiasaan baru sebagian kecil mempunyai implikasi moral seperti, kebiasaan konsumtif baru untuk mengunjungi rumah-rumah makan fast food seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken, dan sebagainya. Makanan-makanan siap saji seperti itu di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris disebut sebagai junk food (makanan sampah). Akan tetapi di negara-negara berkembang seperti Indonesia, makanan tersebut hanya dapat dijangkau kelas menengah yang banyak uang. Perilaku seperti itu dengan mengunjungi rumah-rumah makan fast food telah mendorong makin melebarnya kesenjangan sosial ekonomi.
Di samping itu, nilai-nilai budaya asing yang masuk seperti pergaulan bebas, budaya konsumerisme, dan penyalahgunaan narkoba semua dapat merusak moral masyarakat dan kehidupan bangsa di negara-negara berkembang terutama generasi mudanya. Semua nilai budaya asing tersebut jelas tidak cocok dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat kita. Pola atau gaya hidup baru dan berbagai nilai tersebut terbawa oleh arus globalisasi melalui kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Arus globalisasi memang tidak dapat dihalangi atau dicegah, karena perekonomian negara-negara berkembang makin terintegrasi dengan perekonomian dunia dalam bentuk investasi yang menghadirkan IMF dan Bank Dunia serta berbagai bentuk kerja sama dalam bidang moneter dan ekonomi dengan negara-negara maju. Dengan demikian, kita tidak perlu memikirkan bagaimana melawan gloabalisasi, karena hal itu tidak mungkin dilakukan tanpa resiko yang tinggi dan kita juga tidak dapat bersikap menolak apa saja yang datang bersama arus globalisasi misalnya, unsur budaya barat yang dianggap bertentangan dengan budaya kita Indonesia. Sebagian yang datang dari barat juga terdapat nilai-nilai yang positif, sehingga kita perlu mengubah budaya kita, tidak semuanya, tetapi harus sesuai dengan budaya dan kepribadian bangsa, yang juga tidak semuanya positif. Dengan demikian budaya dan kepribadian kita bersifat dinamis.
Kita sebaiknya sebisa mungkin memanfaatkan globalisasi demi kemajuan sosial, ekonomi, politik, dan budaya bangsa melalui kerja sama yang erat dengan negara-negara industri maju dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan komunikasi. Bagaimanapun negara-negara maju itu masih merupakan sumber modal, teknologi, dan pasar bagi pengembangan industri kita.
Sebaliknya, kita harus bersikap selektif dan berusaha menyaring nilai-nilai sekaligus menanamkan nilai-nilai (moral) untuk menghadapi tantangan globalisasi yang kita alami. Di sinilah arti pendidikan, pendidikan ditujukan untuk penanaman nilai-nilai untuk menangkis pengaruh nilai-nilai negatif akibat arus globalisasi, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Untuk memerangi kecenderungan materialisme, konsumerisme, dan hedonisme akibat globalisasi, kita dapat menanamkan nilai kesederhanaan dan nilai cinta kasih kepada sesama dalam bentuk kepedulian pada orang lain.
2. Menanamkan pemahaman dan penghargaan nilai keadilan, karena kecenderungan materialisme, konsumerisme dan hedonisme merupakan cermin egoisme, kurang cinta kasih, dan kurang kepedulian terhadap orang lain.
3. Menanamkan pemahaman tentang HAM dan nilai-nilai demokrasi agar dapat bersikap akomodif terhadap nilai-nilai yang positif.
contoh silabus rpp mpk smp ips terpadu
SILABUS RPP MPK SMP IPS TERPADU : Perubahan Pemerintahan dan Kerjasama Internasional
Nama Sekolah :
Kelas/Semester : IX/ 2 (dua)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah
Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan pemerintahan dan kerjasama Internasional
Kompetensi Dasar : 7.3. Menguraikan perilaku masyarakat dalam perubahan sosial – budaya di era global
Alokasi waktu : 2x2 jam (tiap jam 45 menit)
Materi Pokok/ Mate ri Pembelajaran Kegiatan Pembela jaran (pengalaman belajar siswa) Indikator Penilaian Alokasi waktu Sumber belajar
Masyarakat di Era Globalisasi
1. Hakikat Globalisasi
2. Ciri-Ciri Globalisasi
3. Dampak Globalisasi
4. Perilaku Masyarakat dalam Perubahan Sosial di Era Globalisasi
1. Mendiskusikan per gaulan remaja saat ini
2. Mendiskusikan
Situasi masyarakat miskin yang berada di kawasan kumuh
3.Mendiskusikan me- dia elektronik
4. Mendiskusikan per kembangan dan dampak dari globalisasi Produk
1. Mengidentifikasi peruba-han sosial budaya terhadap perilaku masyarakat di era globalisasi
2. Mendeskripsikan kondisi sosial budaya masyarakat pada masa awal globalisasi
3. Menguraikan ciri-ciri dan faktor-faktor globalisasi
Proses
4. Menyelidiki munculnya
Modernisasi dan Hegemonisasi yang memicu globalisasi
Psikomotor
7. Membuat peta konsep
tentang globalisasi
Ketrampilan sosial
8. Melakukan komunikasi
meliputi presentasi, menga
jukan pertanyaan, dan ber
pendapat
1. Rubrik assesmen
b,c, dan d
2. Rubrik assesmen
c, d, e dan f
3. Rubrik assesmen
a
4. Rubrik assesmen
e
5. Rubrik assesmen
c dan f 2x2 jp 1. Buku paket (yang dipakai sekolah)
2.Buku siswa Masyarakat di Era Globalisasi
3. LKS: berjumlah tiga, tiap kelompok mendapat satu LKS. Topik dari masing-masing LKS yaitu
1. Pergaulan remaja saat ini 2. Situsai masyarakat miskin yang berada di kawasan kumuh 3. Media elektronik
Kisi-kisi Rubrik Assesmen RPP MPK SMP IPS TERPADU
Indikator Tujuan Pembelajaran Rubrik Assesmen dan LKS Kunci LKS
Produk
1. Mengidentifikasi perubahan sosial budaya terhadap perilaku masyarakat di era global
2. Mendeskripsikan kondisi sosial budaya masyarakat pada masa awal globalisasi
3. Menguraikan ciri-ciri dan faktor-faktor globalisasi
Proses
6. Menyelidiki munculnya Modernisasi dan Homogenissasi yang memicu globalisasi
Psikomotor
7. Membuat peta konsep
tentang globalisasi
Ketrampilan sosial
8. Melakukan komunikasi
meliputi presentasi, menga
jukan pertanyaan, dan ber
pendapat
Produk
1. Diberikan gambar dan penjelasan singkat tentang pergaulan remaja, siswa dapat menjelaskan bahwa remaja merupakan kelompok yang memiliki kecenderungan cepat terbuka dalam menerima globalisasi sehingga mempengaruhi proses perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari
2. Diberikan gambar tentang masya rakat miskin yang berada di kawasan kumuh pinggiran kota misalnya yang berada di bantaran kali dan kolong jembatan,siswa dapat menjelaskan dampak dari globalisasi terhadap kondisi sosial budaya masyarakat
3. Diberikan ganbar tentang media elektronik, siswa dapat menjelaskan bahwa begitu cepat dan mudahnya globalisasi masuk melalui berbagai media dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang mana merupakan ciri-ciri dari arus globalisasi
4. Setelah mendiskusikan/menganalisa tentang globalisasi, siswa dapat mendeskripsikan perkembangan globalisasi dan akibat dari dampak yang ditimbulkannya serta khususnya siswa dapat menguraikan ciri-ciri dan faktor-faktor dari globalisasi
Proses
5. Dengan buku tertutup, siswa dapat memecahkan masalah secara kronologis mengenai awal mulanya globalisasi terbentuk dan apa dampak kondisi sosial budaya dari munculnya globalisasi tersebut bagi kehidupan masyarakat
Psikomotor
6. Dengan buku tertutup siswa dapat menjelaskan ”munculnya globalisasi”
Ketrampilan sosial
7. Terlibat dlm KBM yg berpusat pada
siswa, siswa dapat melakukan komu
nikasi meliputi presentasi, bertanya
dan berpendapat
1. Rubrik assesmen
b,c, dan d
2. Rubrik assesmen
c, d, dan e
3. Rubrik assesmen a
4. Rubrik assesmen e
5. Rubrik assesmen c
Kunci LKS : Pergaulan remaja saat ini
Kunci LKS: Situasi masyarakat miskin yang berada di kawasan kumuh
Kunci LKS : Media elektronik
Peta konsep munculnya globalisasi
Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian
No Tujuan Pembelajaran Lembar Penilaian dan butir tes Kunci Lembar Penilaian dan butir tes
1 Produk
1. Diberikan gambar dan penjelasan singkat tentang pergaulan remaja, siswa dapat menjelaskan bahwa remaja merupakan kelompok yang memiliki kecenderungan cepat terbuka dalam menerima globalisasi sehingga mempengaruhi proses perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari
2. Diberikan gambar tentang masya rakat miskin yang berada di kawasan kumuh pinggiran kota misalnya yang berada di bantaran kali dan kolong jembatan,siswa dapat menjelaskan dampak dari globalisasi terhadap kondisi sosial budaya masyarakat
3. Diberikan ganbar tentang media elektronik, siswa dapat menjelaskan bahwa begitu cepat dan mudahnya globalisasi masuk melalui berbagai media dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang mana merupakan ciri-ciri dari arus globalisasi
4. Setelah mendiskusikan/menganalisa tentang globalisasi, siswa dapat mendeskripsikan perkembangan globalisasi dan akibat dari dampak yang ditimbulkannya serta khususnya siswa dapat menguraikan ciri-ciri dan faktor-faktor dari globalisasi
1. Rubrik assesmen
b,c, dan d
2. Rubrik assesmen
c, d, dan e
Kunci LKS : Pergaulan remaja saat ini
Kunci LKS: Situasi masyarakat miskin yang berada di kawasan kumuh
Kunci LKS : Media eletronik
2 Proses
5. Dengan buku tertutup, siswa dapat memecahkan masalah secara kronologis mengenai awal mulanya globalisasi terbentuk dan apa dampak kondisi sosial budaya dari munculnya globalisasi tersebut bagi kehidupan masyarakat
3. Rubrik assesmen a
Tugas makalah individu dengan tema globalisasi
3 Psikomotor
6. Dengan buku tertutup siswa dapat menjelaskan ”munculnya globalisasi”
4. Rubrik assesmen e
Peta konsep munculnya globalisasi
4 Ketrampilan sosial
7. Terlibat dlm KBM yang berpusat pada siswa, siswa dpt melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat
5. Rubrik assesmen c
PETA KONSEP
MUNCULNYA GLOBALISASI
Globalisasi Ekonomi
Hakikat Globalisasi Globalisasi Politik
Globalisasi Budaya
Bidang Politik
Ciri-Ciri Globalisasi Bidang Ekonomi
Bidang Budaya
Masyarakat di
Era Globalisasi
Dampak Positif
Dampak Globalisasi
Dampak Negatif
Perilaku Masyarakat Menerima Globalisasi
dalam Perubahan Sosial
di Era Globalisasi Menolak Globalisasi
Nama Sekolah :
Kelas/Semester : IX/ 2 (dua)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah
Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan pemerintahan dan kerjasama Internasional
Kompetensi Dasar : 7.3. Menguraikan perilaku masyarakat dalam perubahan sosial – budaya di era global
Alokasi waktu : 2x2 jam (tiap jam 45 menit)
Materi Pokok/ Mate ri Pembelajaran Kegiatan Pembela jaran (pengalaman belajar siswa) Indikator Penilaian Alokasi waktu Sumber belajar
Masyarakat di Era Globalisasi
1. Hakikat Globalisasi
2. Ciri-Ciri Globalisasi
3. Dampak Globalisasi
4. Perilaku Masyarakat dalam Perubahan Sosial di Era Globalisasi
1. Mendiskusikan per gaulan remaja saat ini
2. Mendiskusikan
Situasi masyarakat miskin yang berada di kawasan kumuh
3.Mendiskusikan me- dia elektronik
4. Mendiskusikan per kembangan dan dampak dari globalisasi Produk
1. Mengidentifikasi peruba-han sosial budaya terhadap perilaku masyarakat di era globalisasi
2. Mendeskripsikan kondisi sosial budaya masyarakat pada masa awal globalisasi
3. Menguraikan ciri-ciri dan faktor-faktor globalisasi
Proses
4. Menyelidiki munculnya
Modernisasi dan Hegemonisasi yang memicu globalisasi
Psikomotor
7. Membuat peta konsep
tentang globalisasi
Ketrampilan sosial
8. Melakukan komunikasi
meliputi presentasi, menga
jukan pertanyaan, dan ber
pendapat
1. Rubrik assesmen
b,c, dan d
2. Rubrik assesmen
c, d, e dan f
3. Rubrik assesmen
a
4. Rubrik assesmen
e
5. Rubrik assesmen
c dan f 2x2 jp 1. Buku paket (yang dipakai sekolah)
2.Buku siswa Masyarakat di Era Globalisasi
3. LKS: berjumlah tiga, tiap kelompok mendapat satu LKS. Topik dari masing-masing LKS yaitu
1. Pergaulan remaja saat ini 2. Situsai masyarakat miskin yang berada di kawasan kumuh 3. Media elektronik
Kisi-kisi Rubrik Assesmen RPP MPK SMP IPS TERPADU
Indikator Tujuan Pembelajaran Rubrik Assesmen dan LKS Kunci LKS
Produk
1. Mengidentifikasi perubahan sosial budaya terhadap perilaku masyarakat di era global
2. Mendeskripsikan kondisi sosial budaya masyarakat pada masa awal globalisasi
3. Menguraikan ciri-ciri dan faktor-faktor globalisasi
Proses
6. Menyelidiki munculnya Modernisasi dan Homogenissasi yang memicu globalisasi
Psikomotor
7. Membuat peta konsep
tentang globalisasi
Ketrampilan sosial
8. Melakukan komunikasi
meliputi presentasi, menga
jukan pertanyaan, dan ber
pendapat
Produk
1. Diberikan gambar dan penjelasan singkat tentang pergaulan remaja, siswa dapat menjelaskan bahwa remaja merupakan kelompok yang memiliki kecenderungan cepat terbuka dalam menerima globalisasi sehingga mempengaruhi proses perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari
2. Diberikan gambar tentang masya rakat miskin yang berada di kawasan kumuh pinggiran kota misalnya yang berada di bantaran kali dan kolong jembatan,siswa dapat menjelaskan dampak dari globalisasi terhadap kondisi sosial budaya masyarakat
3. Diberikan ganbar tentang media elektronik, siswa dapat menjelaskan bahwa begitu cepat dan mudahnya globalisasi masuk melalui berbagai media dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang mana merupakan ciri-ciri dari arus globalisasi
4. Setelah mendiskusikan/menganalisa tentang globalisasi, siswa dapat mendeskripsikan perkembangan globalisasi dan akibat dari dampak yang ditimbulkannya serta khususnya siswa dapat menguraikan ciri-ciri dan faktor-faktor dari globalisasi
Proses
5. Dengan buku tertutup, siswa dapat memecahkan masalah secara kronologis mengenai awal mulanya globalisasi terbentuk dan apa dampak kondisi sosial budaya dari munculnya globalisasi tersebut bagi kehidupan masyarakat
Psikomotor
6. Dengan buku tertutup siswa dapat menjelaskan ”munculnya globalisasi”
Ketrampilan sosial
7. Terlibat dlm KBM yg berpusat pada
siswa, siswa dapat melakukan komu
nikasi meliputi presentasi, bertanya
dan berpendapat
1. Rubrik assesmen
b,c, dan d
2. Rubrik assesmen
c, d, dan e
3. Rubrik assesmen a
4. Rubrik assesmen e
5. Rubrik assesmen c
Kunci LKS : Pergaulan remaja saat ini
Kunci LKS: Situasi masyarakat miskin yang berada di kawasan kumuh
Kunci LKS : Media elektronik
Peta konsep munculnya globalisasi
Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian
No Tujuan Pembelajaran Lembar Penilaian dan butir tes Kunci Lembar Penilaian dan butir tes
1 Produk
1. Diberikan gambar dan penjelasan singkat tentang pergaulan remaja, siswa dapat menjelaskan bahwa remaja merupakan kelompok yang memiliki kecenderungan cepat terbuka dalam menerima globalisasi sehingga mempengaruhi proses perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari
2. Diberikan gambar tentang masya rakat miskin yang berada di kawasan kumuh pinggiran kota misalnya yang berada di bantaran kali dan kolong jembatan,siswa dapat menjelaskan dampak dari globalisasi terhadap kondisi sosial budaya masyarakat
3. Diberikan ganbar tentang media elektronik, siswa dapat menjelaskan bahwa begitu cepat dan mudahnya globalisasi masuk melalui berbagai media dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang mana merupakan ciri-ciri dari arus globalisasi
4. Setelah mendiskusikan/menganalisa tentang globalisasi, siswa dapat mendeskripsikan perkembangan globalisasi dan akibat dari dampak yang ditimbulkannya serta khususnya siswa dapat menguraikan ciri-ciri dan faktor-faktor dari globalisasi
1. Rubrik assesmen
b,c, dan d
2. Rubrik assesmen
c, d, dan e
Kunci LKS : Pergaulan remaja saat ini
Kunci LKS: Situasi masyarakat miskin yang berada di kawasan kumuh
Kunci LKS : Media eletronik
2 Proses
5. Dengan buku tertutup, siswa dapat memecahkan masalah secara kronologis mengenai awal mulanya globalisasi terbentuk dan apa dampak kondisi sosial budaya dari munculnya globalisasi tersebut bagi kehidupan masyarakat
3. Rubrik assesmen a
Tugas makalah individu dengan tema globalisasi
3 Psikomotor
6. Dengan buku tertutup siswa dapat menjelaskan ”munculnya globalisasi”
4. Rubrik assesmen e
Peta konsep munculnya globalisasi
4 Ketrampilan sosial
7. Terlibat dlm KBM yang berpusat pada siswa, siswa dpt melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya dan berpendapat
5. Rubrik assesmen c
PETA KONSEP
MUNCULNYA GLOBALISASI
Globalisasi Ekonomi
Hakikat Globalisasi Globalisasi Politik
Globalisasi Budaya
Bidang Politik
Ciri-Ciri Globalisasi Bidang Ekonomi
Bidang Budaya
Masyarakat di
Era Globalisasi
Dampak Positif
Dampak Globalisasi
Dampak Negatif
Perilaku Masyarakat Menerima Globalisasi
dalam Perubahan Sosial
di Era Globalisasi Menolak Globalisasi
Kamis, 17 Desember 2009
PRASEJARAH INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan pada zaman purba yang masih dipertanyakan oleh banyak ilmuan menjadi dasar mereka yang harus diteliti lebih lanjut. Beberapa asumsi/teori yang menjadi permasalahan akhirnya perlu dibuktikan kebenaraanya termasuk teori Darwin bahwa manusia berasal dari evolusi kera yang cukup lama. Banyak dari berbagai pihak mengecam teori tersebut, termasuk dari golongan kerohanian. Menanggapi isu kontra visual, seorang ilmuan belanda E. Debois yang bekerja sebagai pejabat kedokteran di universitas memutuskan keluar dan ikut gebung menjadi tentara kolonial belanda (KNIL) sebagai pejabat kedokteran pada tahun 1887, dengan tujuan ditempatkan di Hindia Belanda saat itu adalah Indonesia. Dengan keinginanya itu Eugene Debois bertujuan meneruskan para penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan di penjuru dunia yang belum sempat terselesaikan untuk mengungkapnya. THE MISSING LINK yaitu mata rantai makanan penghubung antara manusia dengan binatang leluhurnya yang hilang menurut evolusi manusia, yang telah dikemukaan oleh Darwin menjadi bahan dasar permasalahan yang perlu diteliti. E. Debois menyatakan beberapa beberapa dasar tempat manusia purba;
A. Berdasarkan buku the Descent of man yang menyatakan bahwa nenek monyang manusia seharusnya hidup didaerah tropis karena manusia purba kehilangan bulunya semasa perkembanganya.
B. Di Hindia Belanda yaitu Indonesia banyak goa-goa yang tidak mustahil akan ditemui fosil-fosil ataupun kehidupan manusia purba.
Sejak itulah penelitian di wilayah daerah tropis khususnya indonesia dimulai pada tahun 1887 terus digali untuk mendapat jawaban siapa nenek moyang manusia dahulu, disamping itu berbagai fosil peniggalan pada masa ploestosen banyak terungkap khususnya didaerah Sangiran yang menjadi tempat hunian manusia purba terlama, dan hasil penemuan yang cukup melimpah ±50% dari populasi Homo Erectus di dunia.
1.2 Rumusan Masalah
o Bagaimana penelitian didaerah Trinil dilakukan dan apa hasil dari penelitian itu.
o Apa saja yang bisa diketahui dari kebudayaan Matesih.
o Bagaimana sejarah Situs Sangiran berlangsung dan apa saja penemuannya.
1.3 Tujuan Observasi Lapangan
o Mampu mengidentifikasi perkembangan sejarah zaman purba dari hasil penelitian.
o Mampu mendiskripsikan hasil observasi yang telah diamati.
o Mengkaitkan kawasan situs sangiran yang dilihat secara geomorfologi dengan perkembangan penelitian zaman purba.
1.4 Manfaat Observasi Lapangan
o Memahami secara ilmiah perkembangan zaman purba melalui situs penemuan yang telah ditemukan.
o Dapat mendiskripsilan secara detail mengetahui perkembangan zamanya terhadap situs kebudayaan matesih.
o Dapat memahami secara ilmiah hubungan antara bentuk daratan Sangiran dengan benda-benda situs purbakala yang ditemukan.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Metodologi Study Lapangan
o OBSERVASI
Penelitian secara langsung meneliti terhadap obyek yang diteliti, disamping itu dipandu oleh seorang Gaide untuk menjelaskan obyek yang diamati secara berurutan dan terperinci. Beberapa tempat yang menjadi obyek penelitian kami secara berurutan meliputi:
1. Situs Matesih terdapat benda-benda situs yang diperkiraakan perkembanganya pada zaman Mesolithikhum
2. Situs Musium Trinil merupakan tempat yang telah membuahkan hasil terhadap penelitian yang dilakukan oleh E. Debois setelah penelitianya yang pertama kali gagal .
3. Daerah Sejarah Sangiran Dome dan Situs Museum Sangiran yang merupakan wilayah peradapan nenek moyang manusia berdasarkan tempat penemuan terbesar.
o WAWANCARA
1. Dilakukan pada juru kunci secara langsung atau pemandu.
2. Dilakukan pada masyarakat sekitar.
3. Dilakukan pada para pengunjung
2.2 Tempat Study Lapangan
1. Situs Matesih berada di Dukuh Ngasinan Elor, Kec. Matesih
2. Situs Museum Trinil berada di Pedukuan Pilang, Ds. Kawu Kec Kedunggalar Kab. Ngawi
3. Daerah Sejarah Sangiran Dome dan Situs Museum Sangiran yang berada Dukuh Sangiran Utara Ds. Krikil, Kec.Kaliambe, Kab.Sragen.
Dukuh Sangiran Selatan Ds. Krendowahono, Kec. gondangrejo, Kab. Karanganyar
2.3 Narasumber
Penelitian mempunyai beberapa sumber untuk dijadikan pondasi dalam penyusunan penelitian yang dilakukan dilapangan antara lain ;
a. Penelitian mengambil secara langsung gambar obyek
b. Penelitian mengadakan wawancara yang ditujukan dan masyarakat sekitar
c. Penelitian mempunyai buku referensi tentang asal-usul onyek yang diamati.
2.4 Alat dan Bahan
1. Buku catatan sebagai dari hasil penelitian dan wawancara yang digunakan untuk penyusunan penelitian agar tersusun sistematis dan terperinci.
2. Camera digital sebagai pengambil gambar obyek yang diteliti, agar sipembaca mengetahui gambaran obyek yang diamati.
BAB III
PEMBAHASAN
A. MUSEUM TRINIL
1. Situs Museum Trinil
Situs Musem Trinil terletak di pedukuan Pilang, Ds.kawu, Kec.Kedunggalar Kab.Ngawi Jawa Timur. Situs Trinil dalam penelitian merupakan tempat hunian kehidupan purba pada masa Ploestosen tengah ± 1 juta tahun yang lalu. Disamping ditemukan fosil manusia purba, Situs ini juga menyimpan bukti-bukti adanya lingkungan baik flora maupun faunanya. Penelitian di Trinil dilakukan pertama kali dilakukan oleh Eaugen Debois setelah penelitian pertamanya di Sumatra tidak membuahkan hasil. Sebelum E. Debois datang penemuan-penemuan sebelumnya telah dirintis oleh Wirodiharjo pada tahun 1968 dengan hasil secara kebetulan oleh Muskala (PSK). Dan baru dibangunlah pada tanggal 20 November 1991 kemudian diresmikan oleh kepala Daerah Tingkat I Jatim Bapak SOELARSO. Musium Trinil dikelolah oleh pemerintah, Depdikbud, Dirjend Kebudayaan Suaka Peninggalan dan Purbakala Jatim di Trowulan Mojokerto. Ditinjau dari koleksinya museum Trinil merupakan museum khusus, karena koleksinya hanya ada satu jenis yaitu ”Fosil” dan hasil dari sumber-sumber koleksinya didapat dari hasil penemuan Wirodihajo (Wiro Balung) yang ditemukan tidak sengaja, disamping itu dari hasil penyerahaan masyarakat baik dengan memberi imbalan jasa maupu diserahkan secara sukarela.
2. Sejarah Penelitian Di Daerah Trinil
Pertama kali datang E.Debois bertugas di sumatra dan mengadakan penelitian, namun hasil yang ditemukan di Payah Kumbuh pada tahun 1887 kurang memuaskan. Tidak satupun fosil manusia yang dianggap THE MISSINNK LINK ditemukaan. Akhirnya E.debois beralih ke Jawa karena mendengar kabar bahwa fosil manusia ditemukaan oleh Rietschoten didaerah Wajak, kemudian E.Debois menulusurinya penggalianya. Pada bulan November E. Debois menemukaan fosil manusia purba berupa rahang bawah di dekat Kedung Brubus. Penelitian tahap ke-dua yang dilakukan dipulau Jawa, E. Debois mengadakaan disekitar Bengawan Solo karena mendengar penemuan tulang yang besar yang disebut (Balung But). Disini E. Debois mendirikan gubuk dan pengalianya dibantu para tahanan. Pada bulan Agustus 1891 mereka menemukaan fosil binatang seperti Gajah, Badak, Gibon, Kuda Nil dan Lain2. Setelah satu bulan kemudian ditemukaan bagian terpenting yaitu Atap Tengkorak. Pada tahun 1892 ditemukaan kembali Tulang Paha yang berumur sama dengan penemuan sebelumnya yaitu Atap Tengkorak dan Tulang Tahang Bawah. Dari hasil penemuan itu, E. Debois menyimpulkan fosil itulah diyakini sebagai “MISSING LINK” dengan sebutan PITHECANTHROPUS ERECTUS yaitu Manusia Kera Berjalan Tegak. Tetapi DR.T. Yocob lebih menyebut “Homo Erectus” karena bahwa tulang menunjukan kesamaan dengan tulang manusia sekarang.
Setelah kepulangan E. Debois tahun 1895 dengan membawa semua hasil, penggalian dilanjutkan oleh rekannya yaitu Kriele dan De Winter sampai 1900 dengan menemukan 4 tulang paha. Dan pada tahun 1907-1908 penelitian oleh Salenka dari Jerman dengan menemukaan beberapa fosil tumbuhaan dan binatang yang berguna sekali untuk mengetahui lingkunganya, yang ditemukan 52 species fosil tumbuhan dan 21 masih hidup dan 4 masih hidup disekitar Trinil.
3. Pembagian Asal Mamalia Dan Masa Kemunculanya
kuarter Holosen Pisces Amphibia RepTulanglia Aves Mamalia Homo
Plestosen v v v v v v v v v v v v v v
Senozoik 22 Pleosen v v v v v v v v v v v v
Miosen v v v v v v v v v v v v
oligosen v v v v v v v v v v v v
65 Eosen v v v v v v v v v v v v
Paleosen v v v v v v v v v v v
Mesozoik 140 Kreta v v v v v v v v v v
195 Jura v v v v v v v v v
230 Trias v v v v v v
Paleozoik 280 Premium v v v v
345 Karbonefirum v v v
395 Devonium v v
435 Silirium v
560 Ordovisium v
570 Kambrium
Proterozoik 4500 Prekambrium
Arkeozoik
4. Pembagian Penelitian Paleoanthropology
Pembagian Penelitian Paleoanthropology di Indonesia dibagi menjadi Tiga tahap;
Tahap I pada Tahun 1889 sampai 1909 (hasil di Belanda)
Tahap II pada Tahun 1931 sampai 1941 (hasil di Frankfrut, Jerman)
Tahap III pada Tahun 1952 sampai sekarang ( hasil di Indonesia)
5. Museum Trinil Beserta Koleksinya
Museum Trinil merupakan museum khusus yang mengkoleksi hanya satu jenis barang koleksi yaitu “Fosil” dimana koleksi-koleksi didapat dari koleksi Bapak Wirodihardjo, dan para warga yang telah menemukan dan menyetorkan baik dengan ditukar dengan maksud mendapat imbalan atau secara sukarala. Bapak Wirodihardjo atau Wiro Balung alias Sapari dari Kelurahan Kawu, Kec. Kedunggalar, Kab. Ngawi. sangat berjasa dalam perkembangan Musium Trinil, karena gagasan beliu mengumpulkan serta melestarikan fosil-fosil yang sering dijumpai ditepian Bengawan Solo ketika ia mandi atau mencangul diladang, ditepi bengawam solo. Disamping itu sebagai Putra Daerah yaitu Bapak Wirodhiharjo semakin rajin mengumpulkan fosil bila setiap hujan lebat atau Bengawan Solo surut banjir, banyak ditemukan fosil terendam dan keluar bersama longsoran tersebut. Selain mengumpulkan sendiri Bapak Wirodhiharjo sering mendapat laporan dari penduduk sekitar Trinil bahwa mereka menemukan fosil. Fosil itu diambil dan yang menemukan diberi imbalan berupa beras atau rokok pada waktu itu penduduk sudah merasa senang.
B. MATESIH
a. Situ Matesih
Situs Matesih merupakan sutus dari kebudayaan megalithikum dimana masa itu perkembangan teknilogi sudah cukup maju. Dalam perkembanganya, akal pikir manusia semakin maju, maka peralatan-peralatan kehidupan yang dibuatnya pun bertambah bagus. Manusia tidak saja membelah batu yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi mereka sudah mulai mengasahnya. Batu-batu yang menjadi alat hidupnya mulai diasah atau diumpam walaupun belum sempurna.
Situs Matesih yang kami tangkap obyeknya berupa Batu yang biasanya disebut Watu Kandang dimana batu itu tertancap kedalam tanah yang cukup dalam. Matesi berada di dukuh Ngasinan Lor, Ds. Karang Bangun, Kec. Matesih, Kab. Karang Anyar. Luas daerah situ ± 500 m2 yang menyebar, di daerah itu. batu besar yang tertancap ditanah membentuk semacam susunan yang menyerupai kuburan, meja batu, kursi batu, dll
Orientasi Watu Kandang ini ke arah Barat dan Timur, dimana sebelah timur berhadapan dengan Gunung Lawu, Bangun,dan Ganoman. Maka dari itu bisa disimpulkan batu-batu ini sebagai tempat pemujaan kapada alam semesta terutama menyembah gunung-gunung tersebut. Hal ini menunjukan pada masa itu, orang sudah pempunyai pandangan tertentu terhadap Roh atau Dewa. Mereka mulai mempunyai pandangan hidup yang tidak berhenti setelah orang itu meninggal. Orang yang meninggal dianggap pergi kesuatu tempat yang lebih baik, dan orang yang sudah meninggal masih dapat dihubungi pada orang yang masih hidup didunia ini begitu sebaliknya. Bahkan seseorang itu dianggap orang yang panting berpengaruh, maka selalu diusahakan agar selalu ada hubungan untuk dimintai nasehat atau perlindungan bila ada kesulitan terhadap kehidupan didunia. Hal ini bisa dilahat terhadap bentuk Watu Kandang yang menyerupai Kubur Batu dan Menhir. Inti kepercayaan itu semua terhadap roh nenek moyang semakin berkembang dari zaman ke zaman, dan secara umum dilakukan oleh setiap masyarakat di dunia.
Dan apabila dilihat dari orientasi kebarat, Watu Kandang ini sebagai tempat perabotan peralatan karena berhadapan dengan sungai kecil. Tetapi dalam konsep lain situs matesih juga diasumsikan bahwa keberadanya merupakan hasil dari letusan gunung dan langsoran gunung pada waktu itu, karena kurangnya sumber data penelitian yang mendasarinya, konsep itu kurang mendukung dan kurang dipakai.
b. Bentuk Dari Watu Kandang
1) Punden Berundak dimana Batu Kadang ini berdiri condong sehingga seperti punden berundak yang biasanya disembah sebagai nenek moyang mereka.
2) Menhir dimana bentuk dari salah satu dari Watu Kandang yang besar dan berdiri tegak seperti tugu, maka bisa diasumsikan bahwa Watu Kandang bisa jadi sebagai Tugu yang menurut mereka suci, dan sebagai tempat pemujaan roh-roh nenek moyong.
3) Dolmen dimana Watu Kandang itu membentuk seperti meja di tengah-tengah Watu Kandang yang lainya, maka bisa diperkirakan sebagai tempat meletakkan sesaji kepada roh nenek moyangnya.
4) Lumbung Batu yang mana Watu Kandang berbentuk besar dan melebar, ditengahnya berbentuk cukung dan dalam. Maka bisa disimpulkan salah sutu Wutu Kandang Juga sebagai tempat pengupasan kulit padi.
5) Gerabah dimana ditemukan berbagai manik-manik yang terbuat dari tanah liat disekitar Watu Kandang.
6) Manik juga ditemukan manik-manik kecil yang berbentuk Heksagonal, Tetragonal, Silinder, Cornder.
7) Kubur Batu yaitu kuburan atau tempat letak jenazah karena bentuk Watu Kandang yang membentuk persegi empat dengan ukuran batu dan jarak batu sama dan teratur membentuk sebagai tempat jenazah.
C. MUSEUM SANGIRAN
1. Stratigrafi Tanah
o Formasi Kalibeng
Formasi Kalibeng adalah lapisan tanah yang paling tua di Sangiran, berumur 3.000.000-1.800.000 tahun yang lalu. Formasi tanah ini hanya tersingkap dibagian tengah Sangiran Dome, yaitu pada Kali Puren yang merupakan cabang dari kali Cemoro.
Formasi kalibeng dan terdiri dari empat lapisan.
a. Lapisan terbawah ketebalan mencapai 107 meter merupakan endapan laut dalam, berupa lempung abu-abu kebiruan dan lempung lanau dengan kandungan moluska laut.
b. Lapisan kedua ketebalan 4-7 meter merupakan endapan laut dangkal berupa pasir lanau dengan kandungan fosil moluska jenis turitella dan foraminifera.
c. Lapisan ketiga berupa endapan batu gamping balanus dengan ketebalan 1-1,25 meter.
d. Lapisan keempat berupa endapan lempung dan lanau hasil sedimentasi air payau dengan kandungan moluska jenis corbicula
o Formasi Pucangan
Formasi Pucangan berumur 1.800.000 – 800.000 tahun yang lalu. Formasi ini terbagi dua yaitu:
a. Formasi Pucangan Bawah
Ketebalannya 0,7 – 50 meter berupa endapan lahar dingin atau reksi vulkanik yang terbawa aliran sungai, dan mengendapakan moluska air tawar di bagian bawah dan diatome (ganggang kersik) di bagian atas.
b. Formasi Pucangan Atas
Ketebalannya mencapai 100 meter berupa lapisan napal dan lempung yang merupakan pengendapan rawa-rawa. Pada formasi ini terdapat sisipan endapan moluska marin yang menunjukkan bahwa pada waktu itu pernah terjadi transgresi laut.
Formasi Pucangan banyak mengandung fosil-fosil binatang vertebrata seperti Gajah (Stegodon Trigonocphalus), Banteng (Bibos Palaeosondaicus), Kerbau (Bubalus Palaeokarabau), Rusa (Cervus Sp), Kuda Nil (Hippotamus), dan lain-lain. Bahkan pada lapisan Formasi Pucangan yang paling atas mulai banyak ditemukan fosil-fosil manusi purba.
o Formasi Kabuh (800.000 – 250.00 tahun yang lalu)
Empat lapisan yaitu Formasi Kabuh merupakan lapisan stratigrafi yang paling banyak menghasilkan fosil mamalia, fosil manusia purba, dan alat-alat bantu. Kandungan batuan formasi ini umumnya terdiri dari pasir, lanau, pasir besi, dan gravel sungai air tawar. Formasi Kabuh terbgai menjadi
a.. Lapisan Formasi Kabuh Terbawah
Mengandung lapisan yang dikenal dengan istilah grenzbank artinya lapisan pembatas. Lapisan ini merupakan batas antara Formasi Pucangan dengan Formasi Kabuh. Ketebalan lapisan ini antara 0,1 samapi 46,3 meter. Kandungan lapisan ini antara lain berupa batu gamping calcareous dan batu pasir konglomerat. Temuan lapisan ini atara lain ikan hiu, kura-kura, buaya, bintaang mamalia darat, dan fosil manusia purba. Lapisan ini juga mengandung temuan alat batu tertua ciptaan homo erectus yang pernah hidup di Sangiran.
b. Formasi Kabuh Bawah
Ketebalan lapisannya sekitar 3,5 – 17 meter. Lapisan ini banyak menghasilkan fosil mamalia dan fosil manusia purba.
c. Formasi Kabuh Tengah
Ketebalan lapisannya sekitar 5 – 20 meter dan banyak menghasilakan fosil-fosil manusi purba.
d. Formasi Kabuh Atas
Ketebalan lapisannya sekitar 3 – 16 meter. Kandungan batuannya hampir sama dengan Kabuh Bawah dan Kabuh Tengah, namun tetapi saat ini pada lapisan Kabuh Atas ini belum pernah ditemukan fosil manusia purba.
o Formasi Notopuro
Formasi Notopuro secara Tidak selaras terletak di atas Formasi kabuh, dan tersebar di bagian atas perbukitan di sekeliling Kubah Sangiran. Formasi ini mengnadung gravel, pasir, lanau, dan lempung. Juga terdapat sisipan lahar, batu pumisan, dan tufa. Pada Formasi Notopuro ini sangat jarang dijumpai fosil. Ketebalan lapisan mencapai 47 meter dan terbagi menjadi Tiga lapisan yaitu:
a. Formasi Notopuro Bawah
Ketebalannya 3,2 - 28,9 meter
b. Formasi Notopuro Tengah
Ketebalannya maksimal 20 meter
c. Formasi Notopuro Atas
Ketebalannya 25 meter
2. MUSEUM SANGIRAN
Sejarah Museum Sangiran
Sejarah Museum Sangiran bermula dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Van Koenigswald sekitar tahun 1930-an. Setiap hari Toto Marsono atas perintah Van Koenigswald mengrahkan penduduk Sangiran untuk mencari “Balung Buto” (Bahasa Jawa = Tulang raksasa). Balung buto tersebut adalah fosil yaitu sisa-sisa organisme atau jasad hidup purba yang terawetkan di dalam bumi.
Setelah Van Koenigswald tidak aktif lagi melaksanakan penelitian di Sangiran, kegiatan mngumpulakan fosil masih diteruskan oleh Toto Marsono sehingga jumlah fosil di Pendopo kelurahan semakin melimpah. Dari Pendopo kelurahan krikilan inilah cikal-bakal Museum Sangiran.
Untuk menampung koleksi fosil yang semakin hari bertambah maka pada tahun 1974 Gubernur Jawa Tengah melalui Bupati Sragen membangun museum kecil di Desa Krikilan, Kec Kali Jambe, Kabupaten Sragen di atas tanah seluas 1000 m2. Museum tersebut diberi nama “Museum Plestosen”.
Sementara di Kawasan Cagar Budaya Sangiran sisi selatan pada tahun 1977 dibangun juga sebuah museum di Ds. Dayu. Kec. Gondangrejo, Kab. Karanganyar. Museum ini difungsikan sebagi Basecamp sekaligus tempat untuk menampung hasil penelitian lapangan di wilayah Cagar Budaya Sangiran sisi selatan.
Tahun 1983 pemerintah pusat membangun museum baru yang lebih besar di Ds. Ngampon, Ds. Krikilan, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen. Kompleks Museum ini didirikan di atas tanah seluas 16.675 m2. bangunannya antara lain terdiri dari ruang pameran, ruang pertemuan/seminar, ruang kantor/administrasi, ruang perpustakaan, ruang storage, ruang laboratorium, ruang istirahat/ tempat tinggal penelitian, ruang garasi, dan kamar mandi. Selanjutnya koleksi yang ada di Museum Plestosen Krikilan dan koleksi di Museum Dayu dipindahkan ke museum yang baru ini. Museum ini selain berfungsi untuk memamerkan fosil temuan dari kawasan Sangiran juga berfungsi untuk mengkonservasi temuan yang ada dan sebagai pusat perlindungan dan pelestarian kawasan Sangiran.
Tahun 1998 Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Tengah melengkapi Kompleks Museum Sangiran dengan Bangunan Audio Visual di sisi Tiur museum. Dan tahun 2004 Bupati Sragen mengubah interior ruang kantor dan ruang pertemuan menjadi ruang pameran tambahan.
Tahun 2003 Pemerintah Pusat merencanakan membuat museum yang lebih representatif menggantikan museum yang ada secara bertahap. Awal tahun 2004 ini telah selesai didirikan bangunan perkantoran tiga lantai terdiri ruang basemen untuk gudang, lantai I untuk laboratorium, dan lantai II untuk perkantoran. Program selanjutnya adalah memuat ruang audio visual, ruang transit untuk penerimaan pengunjung, ruang pameran bawah tanah, ruang pertemuan, perpustakaan, taman prbakala, dan lain-lain.
3. KOLEKSI MUSEUM SANGIRAN
Koleksi yang ada di Museum Situs Manusia Purba Sangiran saat ini, semua berasal dari sekitar Situs Sangiran. Saat ini jumlah koleksi seluruhnya ± 13.808 buah. Koleksi tersebut akan selalu bertambah karena setiap musim hujan, bumi Sangiran selalu mengalami erosi yang sering menyingkapkan temuan fosil dari dalam tanah.
Koleksi yang ada di Museum Sangiran antara lain berupa fosil manusia, fosil hewan, fosil tumbuhan, batu-batuan, sedimen tanah, dan juga peralatan batu yang dulu pernah dibuat dan digunakan oleh manusia purba yang pernah bermukim di Sangiran.
Koleksi-koleksi tersebut seagian besar masih disimpan di gudang dan sebagian lagi di pajang di ruang pameran. Ruang Pameran saat ini ada 3 ruang. Ruang Utama berisi 15 Vitrin ditambah diorama, Ruang Pameran Tambahan 1 berisi vutrin, dan Ruang Pameran Tambahan 2 berisi vitrin.
1. Ruang Pameran Utama
• Vitrin 1 FOSIL MOLUSKA
Moluska termasuk filum invertebrata. Terbagi menjadi 7 klas dan lebih dari 100.000 spesies. Pada Vitrin ini dipamerkan contoh-contoh moluska Klas Pelecipoda (kerang dengan dua cangkang) dan Klas Gastropoda (kerang bercangkang spiral), yang ditemukan pada Formasi Klaibeng dan Formasi Pucangan.
A. Klas Pelecypoda
1. Venericardia
2. Arca
3. Pecten
4. Tenina
5. Ostrea
6. Steinkern
7. Fragmen Tridaona
8. Amonia
9. Vermetus B. B. Klas Gastropoda
1. Orthaulax
2. Olivia
3. Turbo
4. Eupleura
5. Strombus
6. Turritella
7. Conus
8. Urasalpinx
9. Buccina
10. STulangnkerna
• Vitrin 2 BINATANG AIR
Vitrin 2 berisi fosil tengkorak buaya, fosil kura-kura, fosil ikan, dan fosil kepiting. Temuan fosil Ikan Hiu menunjukkan bahwa kawasan Sangiran pernah digenangi oleh air laut. Lingkungan ini kemudian berubah menjadi danau dan rawa-rawa dengan bukti temuan fosil buaya dan kura-kura, dan kepiting.
11. Tengkorak Buaya (Crocodilus Sp.)
Tanggal Penemuan : 17 Desember 1994
Lokasi Penemuan : Dukuh Blimbing, Ds. Ngebung, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
12. Kura-Kura (Chelonia Sp.)
Tanggal Penemuan : 1 Pebruari 1990
Lokasi Penemuan : Dukuh Pablengan, Ds.Krikilan, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
13. Rahang dan Sirip Belakang Ikan
Tanggal Penemuan : 20 Nopember 1975
Lokasi Penemuan : Ds. Bukuran, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
14. Gigi Ikan Hiu
Tanggal Penemuan : 6 April 1977
Lokasi Penemuan : Ds.Bukuran, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
15. Ruas Tulang Belakang Ikan
Tanggal Penemuan : 20 November 1975
Lokasi Penemuan : Ds. Bukuran, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
6. Sirip Ikan Bagian Depan
Tanggal Penemuan : 4 Januari 1991
Lokasi Penemuan : Desa Dayu, Kec. Gondangrejo, Kab. Karanganyar
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
16. Kepiting
Tanggal Penemuan : 6 April 1970
Lokasi Penemuan : Ds.Bukuran, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
• Vitrin 3 FOSIL KAYU
Selain sisa-sisa manusia dan binatang purba, di kawasan Cagar Budaya Sangiran ditemukan pula sisa-sisa batang pohon yang telah menjadi fosil. Pada vitrin ini dipamerkan Fosil Batang Pohon dari Dukuh Jambu, Desa Dayu, Kec. Gondangrejo, Kab. Karnganyar, yang ditemukan tahun 1955 dan Fosil Batang Pohon dari Desa Krikilan, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen, yang ditemukan tahun 1977. keduanya dari Formasi Pucangan.
• Vitrin 4 KUDA NIL (Hippopotamus Sp)
Kuda Nil adalah binatang darat yang hidup di danau atau rawa-rawa dan dapat menyelam di dalam air selama 5 menit dengan cara menutup lubang hidung dan matanya. Di daerah Sangiran binatang ini ditemukan pada formasi Pucangan dan Kabuh.
1. Rahang Bawah (Mandibula)
Tanggal Penemuan : 20 Februari 1994
Lokasi Penemuan : Lereng Tebing di Sebelah Barat Dukuh
Grogolan, Ds. Bukuran, Kali Jambe, Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
2. Rahang Atas (Maxilla)
Tanggal Penemuan : 25 April 1994
Lokasi Penemuan : Dukuh Pablengan, Desa Krikilan, Kec. Kali Jambe, Kab Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
3. Tulang Kering (Tulangbia)
Tanggal Penemuan : 4 Januari 1993
Lokasi Penemuan : Dukuh Bubak, Desa Ngebung, Kec.Klaijambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan Atas
4. Tulang Kaki Depan Bagian Atas (Humerus)
Tanggal Penemuan : 28 Desember 1993
Lokasi Penemuan : Desa Krikilan, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan Atas
• Vitrin 5 COPY FOSIL TENGKORAK MANUSIA
Vitrin ini berisi copy tengkorak manusia purba dari berbagai situs prasejarah dunia yang secara berurutan menggambarkan bukti-bukti evolusi manusia purba.
1) Australopithecus Africanus (copy)
Tanggal Penemuan : Tahun 1937
Lokasi Penemuan : Di Sterfonteine, Afrika Selatan
2) Umur/Stratigrafi : Diperkirakan 2,5 juta tahun
3) Pithecanthropus Modjokertensis (copy)
Tanggal Penemuan : Tahun 1936
4) Lokasi Penemuan : Di Perning, Mojokerto, Jawa Tiur
Umur/Stratigrafi : Diperkirakan 1,9 juta tahun (Individu usia anak anak 6 tahun)
5) Tengkorak Pithecanthropus erectus II (copy)
Tanggal Penemuan : Tahun 1937
Lokasi Penemuan : Dukuh Bapang, Desa Bukuran, Kec. Klaijambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi :
6) Tengkorak Pithecanthropus VIII (Sangiran 17)
Fosil tengkorak Homo Erectus terlengkap hingga saat ini yang pernah ditemukan di Indonesia. Terdiri dari Tempurung, Kepala, Bagian Muka, dan Rahang Atas dengan Gigi Geraham (premolar 4), Taring (canine) kiri, serta Geraham (molar 1-3) kanan.
Fosil ditemukan di sebelah selatan Kali Pucung, Ds. Dayu, kec. Gondangrejo, Kab. Karanganyar. Secara geologis fosil ini diperkirakan berumur 700.000 tahun yang lalu.
1. Tengkorak Pithecanthropus Soloensis (copy)
Tanggal Penemuan : Tahun 1932
Lokasi Penemuan : Di Ngandong, Kab. Blora, Jawa Tengah
Umur/Stratigrafi : Diperkirakan 400.000 tahun
2. Homo Neandertha Eropa (copy)
3. Homo Neanderthal Asia (copy)
4. Homo Sapiens (copy)
Lokasi Penemuan : Dari Dukuh Ngrejeng, Ds. Somomoro dukuh, Kec. Plupuh, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Diperkirakan hidup sekitar 40.000 tahun yang lalu.
• Vitrin 6 ALAT-ALAT BATU
Manusia purba yang hidup di Sangiran menggunakan batu sebagai peralatan untuk temuan alat batu di Situs Sangiran membuktikan tentang adanya adaptasi manusia purba terhadap lingkungannya. Ditemukan “Bakalan” kapak batu di daerah Sangiran, membuktikan bahwa alat-alat batu tersebut Tidak didatangkan dari tempat lain. Adapun alat-alat batu yang ditemukan di Sangiran anatar lain: Serpih dan Bilah, Serut dan Gurdi, Bakalan Kapak Batu, Beliung Persegi, Kapak Perimbas, Batu Inti, dan Bola Batu.
a. Serpih dan Bilah. Alat yang dibuat denagn memecah batu menjadi serpihan. Serpihan panjang disebut bilah, digunakan seperti pisau, untuk memotong ataupun menguliti binatang buruan.
b. Serut adalah alat serpih untuk menyerut, Gurdi adalah alat batu untuk melobangi.
c. Beliung Persegi merupakan alat batu yang sudah diperhalus dan dipergunakan sebagai alat pertania di zaman Neolitikkhum.
d. Bakal Kapak batu yaitu bahan yang disiapkan untuk membuat kapak batu.
e. Batu inti, merupakan bahan baku untuk membuat alat-alat batu separti Serpih dan Bilah. Bahan baku yang biasa digunakan antara lain Batuan Tufa Kersikan, Batuan Gamping Kersikan, Kwarsa, dll.
f. Bola batu, yaitu batuan yang mengalami pembulatan karena alam. Bola Batu tersebut diperkirakan digunakan sebagai alat lempar.
• Vitrin 7 CONTOH BATUAN SITUS SANGIRAN
Vitrin ini memamerkan beberapa jenis contoh batu dan batuan yang ditemukan di kawasan Cagar Budaya Sangiran yang dapat dijadikan sebagai indikasi terhadap aam dan lingkungan Sangiran, yang secara geologis dapat memberikan informasi kondisi alam purba masa itu.
a. Batu Rijang, banyak ditemukan di sekitar tulang-tulang trianggulasi di Ds. Ngebung, Kec Kali Jambe, Kab. Sragen, batu ini banyak digunakan sebagai bahan pembuat alat serpih.
b. Batu Meteor. Ditemukan antar lain di desa Krikilan, Rejosari, dan lain-lain.
c. Batu Kalsedon. Banyak ditemukan di sekitar tulang-tulang patok trianggulasi di Desa Ngebung, Kec. Klaijambe, Kab. Sragen. Batu ini banyak digunakan oleh sebagian bahan pembuat alat.
d. Batauan Konkresi. Ditemukan dari Dsa Pablengan.
e. Batu Cetakan (Steinkem). Ditemukan di Dukuh Pondok, Desa Krikilan, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen. Jenis bataun ini terjadi karean masuknya material batuan ke dalam cangkang kemudian cangkang tersebut terawetkan, setelah material berubah menjadi fosil, maka cangkangnya aslinya hancur.
f. Batu Koral. Ditemuakn pada endapan/formasi Kalibeng, kala Meosin. Jenis batuan ini ditemukan di Dukuh Sangiran, Desa Krikilan, kec. Kali Jambe, Kab. Sragen.
g. Batu Diatome. Diatome adalah plankton laut yang berlapis-lapis yang telah mengeing dan mengeras. Jenis bataun ini merupakan salah satu ciri dari endapan dari Formasi Pucangan pada kala. Pleostosen Bawah. Sampel batuan diambil dari Dukuh Pablengan, Desa Krikilan, Kec. Klaijambe, Kab. Sragen.
h. Batu Gamping Moluska. Merupakan endapan molusa yang tersementasi oleh batu kapur temuan dari situs Sangiran.
i. Batu Gamping Foraminifera. Temuan dari Dukuh Ngempon, Desa Krikilan, Kec. Klaijambe, Kab. Sragen. Ditemukan pada endapan/formasi Kalibeng.
j. Endapan Mud Vulcano. Ditemukan di Desa Krikilan, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen. Mud Vulcano adalah bataun erupsi dari dalam bumi yang muncul ke permukaan bumi sambil membawa zat-zat dari dalam bumi. Dari penelitian diketahui bahwa material mud vulcano di Situs Snagiran beasal dari Zaman Tersier sekitar 65 s/d 5 juta tahun yang lalu.
• Vitrin 8 TENGKORAK KERBAU (Bubalus Palaeokerabau)
Tanggal Penemuan : 20 November 1992
Lokasi Penemuan : Dari Dukuh Tanjung, Ds. Dayu, Kec. Gondangrejo, Kab. Karanganyar.
Umur/Stratigrafi : Formasi kabuh
• Vitrin 9 GAJAH PURBA
Gajah Purba yang pernah hidup di daerah Cagar Budaya Sangiran antara lain jenis Mastodon, Stegodon, dan Elephas. Spesies Stegodon Trigonocephalus merupaakn jenis gajah purba yang paling banyak ditemukan di Situs Sangiran. Fosil binatang ini banyak ditemukan pada formasi Pucangan Atas dan Kabuh dan hidup antara 1.200.000 - 500.000 tahun yang lalu.
No. Nama Koleksi Tanggal Penemuan Asal Temuan
1. Rahang Atas (Maxilla) Gajah Mastodon Sp 5 Januari 1992 Formasi Kabuh, Situs Sangiran
2. Tulang Rusuk (costa) Gajah Stegodon Trigonochepalus 3 Desember 1991 Formasi Pucangan Atas di Dukuh Bukuran, Kali Jambe, Sragen
3. Gading Gajah Stegodon Trigonocepalus 24 Agustus 1980 Formasi Kabuh Bawah, di Dukuh Blimbing, Ds. Cangkol, Kec. Plupuh, Kab. Sragen
4. Sepasang Gading Gajah Stegodon Trigonochepalus 7 Juni 1984 Formasi Kabuh di Dukuh Grogolan
5. Tulang Panggul (Pelvis) Gajah Stegodon Trigonochepalus 20 April 1992 Formasi Kabuh, Dukuh Tanjung, Ds. Dayu, Kec. Gondangrejo, Kab. Karang Anyar
6. Ruas Tulang Jari (Phalanx) Gajah Stegodon Trigonochepalus 28 Oktober 1971 Formasi Kabuh, Situs Sangiran
7. Ruas Tulang belakang (vertebrae) Gajah Stegodon Trigonochepalus 15 Dsember 1975 Formasi Kabuh, Situs Sangiran
8. Ruas Tulang Leher (vertebrae) Gajah Stegodon Trigonocephalus 20 Desember 1975 Formasi Kabuh Bawah, Situs Sangiran
9. Gigi Geraham Bawah Gajah 8 November 1975 Formasi Kabuh Bawah, Situs Sangiran
10. Gigi Gajah (Elepnas Namadicus) 12 Desember 1975 Formasi Kabuh Bawah, Situs Sangira
• Vitrin 10 FOSIL BOVIDAE
Bovidae adalah kelompok binatang bertanduk seperti Kerbau, Banteng, dan lain-lain. Fosil binatang ini banyak ditemukan pada Formasi Pucangan Atas dan Foramsi Kabuh.
No. Nama Koleksi Tanggal Temuan Asal Temuan
1. Tulang Belakang (Vertebrae) 26 Mei 1977 Formasi Kabuh, Sangiran
2. Rahang Bawah (Mandibula) 10 Desember 1977 Formasi Kabuh Bawah, di Dukuh Kricikan, Ds. Rejosari, Kec. Gondangrejo, Karang Anyar.
3. Tulang Rusuk (Costa) 17 Mei 1977 Formasi Kabuh Bawah, Sangiran
4. Tulang Paha (Femur) 1 Pebruari 1994 Formasi Kabuh di Dukuh Kriilan, Kec. Kali Jambe, Sragen
5. Tulang Kering 9 Tulangbia) 10 Mei 1977 Formasi Kabuh di Dukuh Kriilan, Kec. Kali Jambe, Sragen
6. Tulang Tapak Kaki (Metacarpal) 3 November 1994 Formasi Kabuh di Dukuh Sendang, Ds. Bukuran, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
7. Tulang Kaki Depan Atas (Humerus) 28 Januari 1995 Formasi Kabuh, di Dukuh Sendang Ds. Bukuran, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
8. Tengkorak (cranium) 1975 Formasi Kabuh, di Ds. Krikilan, Kali Jambe, Sragen
• Vitrin 11 STEGODON TRIGONOCEPHALUS
a. Tulang Paha Gajah
Tanggal Penemuan : 4 Februari 1989
Lokasi Penemuan : Dari Desa Ngebung, Kec. Kali Jamb, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Pada Formasi Pucangan Atas
b. Tulang Hasta (ulna) Stegodon Trigonocephalus
Tanggal Penemuan : 23 November 1975
Lokasi Penemuan : Dari kawasan Cagar Budaya Sangiran
Umur/Stratigrafi : Pada Formasi Kabuh Bawah
• Vitrin 12 FOSIL RUSA (Cervus Sp.) dan DOMBA
Vitrin ini berisi fosil rusa dan domba yang pernah hidup pada kala Pleostosin Tengah dan endapan pada Formasi Kabuh. Koleksi vitrin antara lain:
a. Tanduk Rusa jenis Cervus Hippelaphus
b. Tanduk dari jenis Cervus Lydekteri
c. Tengkorak Rusa (Cranium)
d. Rahang Bawah Carvus Hippelaphus (Mandibula)
e. Rahang Atas Cervus Sp
f. Tulang Pinggul (Pelvis) Cervus Sp
g. Duboisia Santeng
h. Rahang Bawah Domba (Mandibula)
i. Tulang Paha (Femur) Domba
j. Tulang Tapak Kaki Belakang Bawah (Metatarsus) Domba
k. Tulang Pengumpil (Radius)
l. Ruas Tulang Jari (Phalanx) Domba
m. Ruas Pergelangan Kaki Belakang Domba
• Vitrin 13 FOSIL BABI, HARIMAU, DAN BADAK
No Nama Koleksi Penemuan Dan Tanggal Penemuan Asal Temuan
1 Rahang Atas Babi Sus
(Brachinathus) Mitro, 14 Maret 1997 Formasih Kabuh di
Dk.Sangiran, Ds. Krikil
Kec. Kaliambe, Kab. Sragen
2 Rahang Bawa (Mandibula) Babi
Sus Terhaati Tahun 1976 Formasi Kabuh Di
Situs Sangiran
3 Tengkorak Harimau
(Cranium Fellis Paleojavanica) Ngadino, 24 Desember 1993 Formasih Kabuh di Dk.Wonolelo, Ds. Ngembung Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
4 Ti Paha Harimau (Femur) 12 Juni 1993 Formasih Kabuh di Dk.Wonoelo, Ds. Brangkal Kec. Gemolong, Kab. Sragen
5 Taring Harimau (Canine) Ngandino, 25 April 1991 Formasih Kabuh di Dk.Wonolelo, Ds. Ngembung Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
6 Tengkorak Badak
(Rhinoceros Sondaicus) Harto, 24 April 1993 Formasi Kabuh Di Dk. Sangiran, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
7 Rahang Bawah Badak Mintorejo, 7 Oktober 1993 Formasi Kabuh di Dk. Grogolan Krajan, Ds. Manjarejo, Plupuh, Sragen.
8 TI. Belikat Badak Danusari, 6 Juli 1994 Formasi Kabuh di Dk. Kebonaagung, Kec. Tanon. Kab. Sragen
• Vitrin 14 RAHANG ATAS ELEPHANS NAMADICUS
Tanggal : 24 April 1980
Penemuan :
Nama Penemu : Atmo
Lokasi : Dari Dukuh Ngejeng, Desa Somomoro
Penemuan di : dukuh, Kec. Plupuh, Kab. Sragen
Umur/ Stretigrafi : Pada Lapisan grenzbank (antara formasi pucangan dan kabuh)
• Vitrin 15 RAHANG GAJAH
Vitrin ini berasal dari Rahang atas Stegodon Trinocephalus dan Rahang Bawah Elephentoides. Keduanya jenis gajah purba yang pernah hidup di Sangiran.
No Nama Koleksi Penemu dan Tgl Penemuan Asal Temuan
1 Rahang Atas gajah Stegodon Trigonocephalus Atmo,24 April 1980 Lapisan Grezbank di Dk. Ngrejek, Ds. Sommoro- dukuh, Kec.Plupuh, Sragen
2 Rahang Bawah ( Mandibula) Gajah Elephantoides Supardi, 3 Desember 1991 Formasi Pucangan Atas di Ds. Bukuran, Kali Jambe, Sragen
BAB IV
PENUTUP
• Kesimpulan
Pada dasarnya sebuah penelitian harus berdasar pada suatu teori- teori penelitian yang dilakukan, sehingga penelitian tersebut mepunyai konsep dan rancangan terhadap obyek yang diteliti. Para ilmuan dengan konsep teorinya tentang perkembangan-perkembangan manusia purba, banyak mendukung terhadap penelitian. Tetapi disisi lain teori-teori tersebut juga mendapat kencaman dari para ilmuan. Maka dari itu untuk kebenaran teori tersebut perlu penelitian lebih lanjut. Teori yang diungkapkan Darwin tentang asal-usul manusia bahwa manusia berasal dari seokor kera yang berevolusi, hal ini menjadi perdebatan dikalangan para ilmuan. E. Debois seorang warga Belanda mencoba mencari kebenaran teori Darwin, dengan penelitianya yang dilakukan, ia bertujuan menjawab pertanyaan (The Missink Link) siapa nenek monyang manusia yang hilang dan telah berevolisi. Dengan latar belakang itulah, penelitian di lakukan di Indonesia karena dianggap cocok terhadap perkembangan manusia yang berevolusi setelah hilangnya bulu manusia purba. Karena tidak mungkin bahwa manusia purba hidup di empat iklim setelah hilangnya bulu manusia, tetapi di iklim tropislah mereka berkembang yaitu di Indonesia.
• Saran
Mengingat pentingnya penelitian yang dipelopori bangsa lain terhadap penelitian yang dilakukan di kawasan Indonesia, Sebagai putra bangsa kita harus tanggap terhadap potensi alam kita, yang menyimpan berbagai pengetahuan yang belum bisa diungkapkan secara luas, khususnya Perkembangan Manusia Purba. Sebagain besar penemuan sumber-sumber data/ situs Manusia Purba yang banyak ditemukan di Indonesia, karena itu perlu tindak lanjut pemerintah dan masyarakat sekitar agar dapat dikembangkan potensinya sebagai sumber penelitian pengetahun akan perkembangan Manusia Purba. Disamping tindakan pemerintah yang lebih optimal, peran masyarakat perlu ikut, agar sumber-sumber data bisa menjadi sumber data budaya kita.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan pada zaman purba yang masih dipertanyakan oleh banyak ilmuan menjadi dasar mereka yang harus diteliti lebih lanjut. Beberapa asumsi/teori yang menjadi permasalahan akhirnya perlu dibuktikan kebenaraanya termasuk teori Darwin bahwa manusia berasal dari evolusi kera yang cukup lama. Banyak dari berbagai pihak mengecam teori tersebut, termasuk dari golongan kerohanian. Menanggapi isu kontra visual, seorang ilmuan belanda E. Debois yang bekerja sebagai pejabat kedokteran di universitas memutuskan keluar dan ikut gebung menjadi tentara kolonial belanda (KNIL) sebagai pejabat kedokteran pada tahun 1887, dengan tujuan ditempatkan di Hindia Belanda saat itu adalah Indonesia. Dengan keinginanya itu Eugene Debois bertujuan meneruskan para penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan di penjuru dunia yang belum sempat terselesaikan untuk mengungkapnya. THE MISSING LINK yaitu mata rantai makanan penghubung antara manusia dengan binatang leluhurnya yang hilang menurut evolusi manusia, yang telah dikemukaan oleh Darwin menjadi bahan dasar permasalahan yang perlu diteliti. E. Debois menyatakan beberapa beberapa dasar tempat manusia purba;
A. Berdasarkan buku the Descent of man yang menyatakan bahwa nenek monyang manusia seharusnya hidup didaerah tropis karena manusia purba kehilangan bulunya semasa perkembanganya.
B. Di Hindia Belanda yaitu Indonesia banyak goa-goa yang tidak mustahil akan ditemui fosil-fosil ataupun kehidupan manusia purba.
Sejak itulah penelitian di wilayah daerah tropis khususnya indonesia dimulai pada tahun 1887 terus digali untuk mendapat jawaban siapa nenek moyang manusia dahulu, disamping itu berbagai fosil peniggalan pada masa ploestosen banyak terungkap khususnya didaerah Sangiran yang menjadi tempat hunian manusia purba terlama, dan hasil penemuan yang cukup melimpah ±50% dari populasi Homo Erectus di dunia.
1.2 Rumusan Masalah
o Bagaimana penelitian didaerah Trinil dilakukan dan apa hasil dari penelitian itu.
o Apa saja yang bisa diketahui dari kebudayaan Matesih.
o Bagaimana sejarah Situs Sangiran berlangsung dan apa saja penemuannya.
1.3 Tujuan Observasi Lapangan
o Mampu mengidentifikasi perkembangan sejarah zaman purba dari hasil penelitian.
o Mampu mendiskripsikan hasil observasi yang telah diamati.
o Mengkaitkan kawasan situs sangiran yang dilihat secara geomorfologi dengan perkembangan penelitian zaman purba.
1.4 Manfaat Observasi Lapangan
o Memahami secara ilmiah perkembangan zaman purba melalui situs penemuan yang telah ditemukan.
o Dapat mendiskripsilan secara detail mengetahui perkembangan zamanya terhadap situs kebudayaan matesih.
o Dapat memahami secara ilmiah hubungan antara bentuk daratan Sangiran dengan benda-benda situs purbakala yang ditemukan.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Metodologi Study Lapangan
o OBSERVASI
Penelitian secara langsung meneliti terhadap obyek yang diteliti, disamping itu dipandu oleh seorang Gaide untuk menjelaskan obyek yang diamati secara berurutan dan terperinci. Beberapa tempat yang menjadi obyek penelitian kami secara berurutan meliputi:
1. Situs Matesih terdapat benda-benda situs yang diperkiraakan perkembanganya pada zaman Mesolithikhum
2. Situs Musium Trinil merupakan tempat yang telah membuahkan hasil terhadap penelitian yang dilakukan oleh E. Debois setelah penelitianya yang pertama kali gagal .
3. Daerah Sejarah Sangiran Dome dan Situs Museum Sangiran yang merupakan wilayah peradapan nenek moyang manusia berdasarkan tempat penemuan terbesar.
o WAWANCARA
1. Dilakukan pada juru kunci secara langsung atau pemandu.
2. Dilakukan pada masyarakat sekitar.
3. Dilakukan pada para pengunjung
2.2 Tempat Study Lapangan
1. Situs Matesih berada di Dukuh Ngasinan Elor, Kec. Matesih
2. Situs Museum Trinil berada di Pedukuan Pilang, Ds. Kawu Kec Kedunggalar Kab. Ngawi
3. Daerah Sejarah Sangiran Dome dan Situs Museum Sangiran yang berada Dukuh Sangiran Utara Ds. Krikil, Kec.Kaliambe, Kab.Sragen.
Dukuh Sangiran Selatan Ds. Krendowahono, Kec. gondangrejo, Kab. Karanganyar
2.3 Narasumber
Penelitian mempunyai beberapa sumber untuk dijadikan pondasi dalam penyusunan penelitian yang dilakukan dilapangan antara lain ;
a. Penelitian mengambil secara langsung gambar obyek
b. Penelitian mengadakan wawancara yang ditujukan dan masyarakat sekitar
c. Penelitian mempunyai buku referensi tentang asal-usul onyek yang diamati.
2.4 Alat dan Bahan
1. Buku catatan sebagai dari hasil penelitian dan wawancara yang digunakan untuk penyusunan penelitian agar tersusun sistematis dan terperinci.
2. Camera digital sebagai pengambil gambar obyek yang diteliti, agar sipembaca mengetahui gambaran obyek yang diamati.
BAB III
PEMBAHASAN
A. MUSEUM TRINIL
1. Situs Museum Trinil
Situs Musem Trinil terletak di pedukuan Pilang, Ds.kawu, Kec.Kedunggalar Kab.Ngawi Jawa Timur. Situs Trinil dalam penelitian merupakan tempat hunian kehidupan purba pada masa Ploestosen tengah ± 1 juta tahun yang lalu. Disamping ditemukan fosil manusia purba, Situs ini juga menyimpan bukti-bukti adanya lingkungan baik flora maupun faunanya. Penelitian di Trinil dilakukan pertama kali dilakukan oleh Eaugen Debois setelah penelitian pertamanya di Sumatra tidak membuahkan hasil. Sebelum E. Debois datang penemuan-penemuan sebelumnya telah dirintis oleh Wirodiharjo pada tahun 1968 dengan hasil secara kebetulan oleh Muskala (PSK). Dan baru dibangunlah pada tanggal 20 November 1991 kemudian diresmikan oleh kepala Daerah Tingkat I Jatim Bapak SOELARSO. Musium Trinil dikelolah oleh pemerintah, Depdikbud, Dirjend Kebudayaan Suaka Peninggalan dan Purbakala Jatim di Trowulan Mojokerto. Ditinjau dari koleksinya museum Trinil merupakan museum khusus, karena koleksinya hanya ada satu jenis yaitu ”Fosil” dan hasil dari sumber-sumber koleksinya didapat dari hasil penemuan Wirodihajo (Wiro Balung) yang ditemukan tidak sengaja, disamping itu dari hasil penyerahaan masyarakat baik dengan memberi imbalan jasa maupu diserahkan secara sukarela.
2. Sejarah Penelitian Di Daerah Trinil
Pertama kali datang E.Debois bertugas di sumatra dan mengadakan penelitian, namun hasil yang ditemukan di Payah Kumbuh pada tahun 1887 kurang memuaskan. Tidak satupun fosil manusia yang dianggap THE MISSINNK LINK ditemukaan. Akhirnya E.debois beralih ke Jawa karena mendengar kabar bahwa fosil manusia ditemukaan oleh Rietschoten didaerah Wajak, kemudian E.Debois menulusurinya penggalianya. Pada bulan November E. Debois menemukaan fosil manusia purba berupa rahang bawah di dekat Kedung Brubus. Penelitian tahap ke-dua yang dilakukan dipulau Jawa, E. Debois mengadakaan disekitar Bengawan Solo karena mendengar penemuan tulang yang besar yang disebut (Balung But). Disini E. Debois mendirikan gubuk dan pengalianya dibantu para tahanan. Pada bulan Agustus 1891 mereka menemukaan fosil binatang seperti Gajah, Badak, Gibon, Kuda Nil dan Lain2. Setelah satu bulan kemudian ditemukaan bagian terpenting yaitu Atap Tengkorak. Pada tahun 1892 ditemukaan kembali Tulang Paha yang berumur sama dengan penemuan sebelumnya yaitu Atap Tengkorak dan Tulang Tahang Bawah. Dari hasil penemuan itu, E. Debois menyimpulkan fosil itulah diyakini sebagai “MISSING LINK” dengan sebutan PITHECANTHROPUS ERECTUS yaitu Manusia Kera Berjalan Tegak. Tetapi DR.T. Yocob lebih menyebut “Homo Erectus” karena bahwa tulang menunjukan kesamaan dengan tulang manusia sekarang.
Setelah kepulangan E. Debois tahun 1895 dengan membawa semua hasil, penggalian dilanjutkan oleh rekannya yaitu Kriele dan De Winter sampai 1900 dengan menemukan 4 tulang paha. Dan pada tahun 1907-1908 penelitian oleh Salenka dari Jerman dengan menemukaan beberapa fosil tumbuhaan dan binatang yang berguna sekali untuk mengetahui lingkunganya, yang ditemukan 52 species fosil tumbuhan dan 21 masih hidup dan 4 masih hidup disekitar Trinil.
3. Pembagian Asal Mamalia Dan Masa Kemunculanya
kuarter Holosen Pisces Amphibia RepTulanglia Aves Mamalia Homo
Plestosen v v v v v v v v v v v v v v
Senozoik 22 Pleosen v v v v v v v v v v v v
Miosen v v v v v v v v v v v v
oligosen v v v v v v v v v v v v
65 Eosen v v v v v v v v v v v v
Paleosen v v v v v v v v v v v
Mesozoik 140 Kreta v v v v v v v v v v
195 Jura v v v v v v v v v
230 Trias v v v v v v
Paleozoik 280 Premium v v v v
345 Karbonefirum v v v
395 Devonium v v
435 Silirium v
560 Ordovisium v
570 Kambrium
Proterozoik 4500 Prekambrium
Arkeozoik
4. Pembagian Penelitian Paleoanthropology
Pembagian Penelitian Paleoanthropology di Indonesia dibagi menjadi Tiga tahap;
Tahap I pada Tahun 1889 sampai 1909 (hasil di Belanda)
Tahap II pada Tahun 1931 sampai 1941 (hasil di Frankfrut, Jerman)
Tahap III pada Tahun 1952 sampai sekarang ( hasil di Indonesia)
5. Museum Trinil Beserta Koleksinya
Museum Trinil merupakan museum khusus yang mengkoleksi hanya satu jenis barang koleksi yaitu “Fosil” dimana koleksi-koleksi didapat dari koleksi Bapak Wirodihardjo, dan para warga yang telah menemukan dan menyetorkan baik dengan ditukar dengan maksud mendapat imbalan atau secara sukarala. Bapak Wirodihardjo atau Wiro Balung alias Sapari dari Kelurahan Kawu, Kec. Kedunggalar, Kab. Ngawi. sangat berjasa dalam perkembangan Musium Trinil, karena gagasan beliu mengumpulkan serta melestarikan fosil-fosil yang sering dijumpai ditepian Bengawan Solo ketika ia mandi atau mencangul diladang, ditepi bengawam solo. Disamping itu sebagai Putra Daerah yaitu Bapak Wirodhiharjo semakin rajin mengumpulkan fosil bila setiap hujan lebat atau Bengawan Solo surut banjir, banyak ditemukan fosil terendam dan keluar bersama longsoran tersebut. Selain mengumpulkan sendiri Bapak Wirodhiharjo sering mendapat laporan dari penduduk sekitar Trinil bahwa mereka menemukan fosil. Fosil itu diambil dan yang menemukan diberi imbalan berupa beras atau rokok pada waktu itu penduduk sudah merasa senang.
B. MATESIH
a. Situ Matesih
Situs Matesih merupakan sutus dari kebudayaan megalithikum dimana masa itu perkembangan teknilogi sudah cukup maju. Dalam perkembanganya, akal pikir manusia semakin maju, maka peralatan-peralatan kehidupan yang dibuatnya pun bertambah bagus. Manusia tidak saja membelah batu yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi mereka sudah mulai mengasahnya. Batu-batu yang menjadi alat hidupnya mulai diasah atau diumpam walaupun belum sempurna.
Situs Matesih yang kami tangkap obyeknya berupa Batu yang biasanya disebut Watu Kandang dimana batu itu tertancap kedalam tanah yang cukup dalam. Matesi berada di dukuh Ngasinan Lor, Ds. Karang Bangun, Kec. Matesih, Kab. Karang Anyar. Luas daerah situ ± 500 m2 yang menyebar, di daerah itu. batu besar yang tertancap ditanah membentuk semacam susunan yang menyerupai kuburan, meja batu, kursi batu, dll
Orientasi Watu Kandang ini ke arah Barat dan Timur, dimana sebelah timur berhadapan dengan Gunung Lawu, Bangun,dan Ganoman. Maka dari itu bisa disimpulkan batu-batu ini sebagai tempat pemujaan kapada alam semesta terutama menyembah gunung-gunung tersebut. Hal ini menunjukan pada masa itu, orang sudah pempunyai pandangan tertentu terhadap Roh atau Dewa. Mereka mulai mempunyai pandangan hidup yang tidak berhenti setelah orang itu meninggal. Orang yang meninggal dianggap pergi kesuatu tempat yang lebih baik, dan orang yang sudah meninggal masih dapat dihubungi pada orang yang masih hidup didunia ini begitu sebaliknya. Bahkan seseorang itu dianggap orang yang panting berpengaruh, maka selalu diusahakan agar selalu ada hubungan untuk dimintai nasehat atau perlindungan bila ada kesulitan terhadap kehidupan didunia. Hal ini bisa dilahat terhadap bentuk Watu Kandang yang menyerupai Kubur Batu dan Menhir. Inti kepercayaan itu semua terhadap roh nenek moyang semakin berkembang dari zaman ke zaman, dan secara umum dilakukan oleh setiap masyarakat di dunia.
Dan apabila dilihat dari orientasi kebarat, Watu Kandang ini sebagai tempat perabotan peralatan karena berhadapan dengan sungai kecil. Tetapi dalam konsep lain situs matesih juga diasumsikan bahwa keberadanya merupakan hasil dari letusan gunung dan langsoran gunung pada waktu itu, karena kurangnya sumber data penelitian yang mendasarinya, konsep itu kurang mendukung dan kurang dipakai.
b. Bentuk Dari Watu Kandang
1) Punden Berundak dimana Batu Kadang ini berdiri condong sehingga seperti punden berundak yang biasanya disembah sebagai nenek moyang mereka.
2) Menhir dimana bentuk dari salah satu dari Watu Kandang yang besar dan berdiri tegak seperti tugu, maka bisa diasumsikan bahwa Watu Kandang bisa jadi sebagai Tugu yang menurut mereka suci, dan sebagai tempat pemujaan roh-roh nenek moyong.
3) Dolmen dimana Watu Kandang itu membentuk seperti meja di tengah-tengah Watu Kandang yang lainya, maka bisa diperkirakan sebagai tempat meletakkan sesaji kepada roh nenek moyangnya.
4) Lumbung Batu yang mana Watu Kandang berbentuk besar dan melebar, ditengahnya berbentuk cukung dan dalam. Maka bisa disimpulkan salah sutu Wutu Kandang Juga sebagai tempat pengupasan kulit padi.
5) Gerabah dimana ditemukan berbagai manik-manik yang terbuat dari tanah liat disekitar Watu Kandang.
6) Manik juga ditemukan manik-manik kecil yang berbentuk Heksagonal, Tetragonal, Silinder, Cornder.
7) Kubur Batu yaitu kuburan atau tempat letak jenazah karena bentuk Watu Kandang yang membentuk persegi empat dengan ukuran batu dan jarak batu sama dan teratur membentuk sebagai tempat jenazah.
C. MUSEUM SANGIRAN
1. Stratigrafi Tanah
o Formasi Kalibeng
Formasi Kalibeng adalah lapisan tanah yang paling tua di Sangiran, berumur 3.000.000-1.800.000 tahun yang lalu. Formasi tanah ini hanya tersingkap dibagian tengah Sangiran Dome, yaitu pada Kali Puren yang merupakan cabang dari kali Cemoro.
Formasi kalibeng dan terdiri dari empat lapisan.
a. Lapisan terbawah ketebalan mencapai 107 meter merupakan endapan laut dalam, berupa lempung abu-abu kebiruan dan lempung lanau dengan kandungan moluska laut.
b. Lapisan kedua ketebalan 4-7 meter merupakan endapan laut dangkal berupa pasir lanau dengan kandungan fosil moluska jenis turitella dan foraminifera.
c. Lapisan ketiga berupa endapan batu gamping balanus dengan ketebalan 1-1,25 meter.
d. Lapisan keempat berupa endapan lempung dan lanau hasil sedimentasi air payau dengan kandungan moluska jenis corbicula
o Formasi Pucangan
Formasi Pucangan berumur 1.800.000 – 800.000 tahun yang lalu. Formasi ini terbagi dua yaitu:
a. Formasi Pucangan Bawah
Ketebalannya 0,7 – 50 meter berupa endapan lahar dingin atau reksi vulkanik yang terbawa aliran sungai, dan mengendapakan moluska air tawar di bagian bawah dan diatome (ganggang kersik) di bagian atas.
b. Formasi Pucangan Atas
Ketebalannya mencapai 100 meter berupa lapisan napal dan lempung yang merupakan pengendapan rawa-rawa. Pada formasi ini terdapat sisipan endapan moluska marin yang menunjukkan bahwa pada waktu itu pernah terjadi transgresi laut.
Formasi Pucangan banyak mengandung fosil-fosil binatang vertebrata seperti Gajah (Stegodon Trigonocphalus), Banteng (Bibos Palaeosondaicus), Kerbau (Bubalus Palaeokarabau), Rusa (Cervus Sp), Kuda Nil (Hippotamus), dan lain-lain. Bahkan pada lapisan Formasi Pucangan yang paling atas mulai banyak ditemukan fosil-fosil manusi purba.
o Formasi Kabuh (800.000 – 250.00 tahun yang lalu)
Empat lapisan yaitu Formasi Kabuh merupakan lapisan stratigrafi yang paling banyak menghasilkan fosil mamalia, fosil manusia purba, dan alat-alat bantu. Kandungan batuan formasi ini umumnya terdiri dari pasir, lanau, pasir besi, dan gravel sungai air tawar. Formasi Kabuh terbgai menjadi
a.. Lapisan Formasi Kabuh Terbawah
Mengandung lapisan yang dikenal dengan istilah grenzbank artinya lapisan pembatas. Lapisan ini merupakan batas antara Formasi Pucangan dengan Formasi Kabuh. Ketebalan lapisan ini antara 0,1 samapi 46,3 meter. Kandungan lapisan ini antara lain berupa batu gamping calcareous dan batu pasir konglomerat. Temuan lapisan ini atara lain ikan hiu, kura-kura, buaya, bintaang mamalia darat, dan fosil manusia purba. Lapisan ini juga mengandung temuan alat batu tertua ciptaan homo erectus yang pernah hidup di Sangiran.
b. Formasi Kabuh Bawah
Ketebalan lapisannya sekitar 3,5 – 17 meter. Lapisan ini banyak menghasilkan fosil mamalia dan fosil manusia purba.
c. Formasi Kabuh Tengah
Ketebalan lapisannya sekitar 5 – 20 meter dan banyak menghasilakan fosil-fosil manusi purba.
d. Formasi Kabuh Atas
Ketebalan lapisannya sekitar 3 – 16 meter. Kandungan batuannya hampir sama dengan Kabuh Bawah dan Kabuh Tengah, namun tetapi saat ini pada lapisan Kabuh Atas ini belum pernah ditemukan fosil manusia purba.
o Formasi Notopuro
Formasi Notopuro secara Tidak selaras terletak di atas Formasi kabuh, dan tersebar di bagian atas perbukitan di sekeliling Kubah Sangiran. Formasi ini mengnadung gravel, pasir, lanau, dan lempung. Juga terdapat sisipan lahar, batu pumisan, dan tufa. Pada Formasi Notopuro ini sangat jarang dijumpai fosil. Ketebalan lapisan mencapai 47 meter dan terbagi menjadi Tiga lapisan yaitu:
a. Formasi Notopuro Bawah
Ketebalannya 3,2 - 28,9 meter
b. Formasi Notopuro Tengah
Ketebalannya maksimal 20 meter
c. Formasi Notopuro Atas
Ketebalannya 25 meter
2. MUSEUM SANGIRAN
Sejarah Museum Sangiran
Sejarah Museum Sangiran bermula dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Van Koenigswald sekitar tahun 1930-an. Setiap hari Toto Marsono atas perintah Van Koenigswald mengrahkan penduduk Sangiran untuk mencari “Balung Buto” (Bahasa Jawa = Tulang raksasa). Balung buto tersebut adalah fosil yaitu sisa-sisa organisme atau jasad hidup purba yang terawetkan di dalam bumi.
Setelah Van Koenigswald tidak aktif lagi melaksanakan penelitian di Sangiran, kegiatan mngumpulakan fosil masih diteruskan oleh Toto Marsono sehingga jumlah fosil di Pendopo kelurahan semakin melimpah. Dari Pendopo kelurahan krikilan inilah cikal-bakal Museum Sangiran.
Untuk menampung koleksi fosil yang semakin hari bertambah maka pada tahun 1974 Gubernur Jawa Tengah melalui Bupati Sragen membangun museum kecil di Desa Krikilan, Kec Kali Jambe, Kabupaten Sragen di atas tanah seluas 1000 m2. Museum tersebut diberi nama “Museum Plestosen”.
Sementara di Kawasan Cagar Budaya Sangiran sisi selatan pada tahun 1977 dibangun juga sebuah museum di Ds. Dayu. Kec. Gondangrejo, Kab. Karanganyar. Museum ini difungsikan sebagi Basecamp sekaligus tempat untuk menampung hasil penelitian lapangan di wilayah Cagar Budaya Sangiran sisi selatan.
Tahun 1983 pemerintah pusat membangun museum baru yang lebih besar di Ds. Ngampon, Ds. Krikilan, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen. Kompleks Museum ini didirikan di atas tanah seluas 16.675 m2. bangunannya antara lain terdiri dari ruang pameran, ruang pertemuan/seminar, ruang kantor/administrasi, ruang perpustakaan, ruang storage, ruang laboratorium, ruang istirahat/ tempat tinggal penelitian, ruang garasi, dan kamar mandi. Selanjutnya koleksi yang ada di Museum Plestosen Krikilan dan koleksi di Museum Dayu dipindahkan ke museum yang baru ini. Museum ini selain berfungsi untuk memamerkan fosil temuan dari kawasan Sangiran juga berfungsi untuk mengkonservasi temuan yang ada dan sebagai pusat perlindungan dan pelestarian kawasan Sangiran.
Tahun 1998 Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Tengah melengkapi Kompleks Museum Sangiran dengan Bangunan Audio Visual di sisi Tiur museum. Dan tahun 2004 Bupati Sragen mengubah interior ruang kantor dan ruang pertemuan menjadi ruang pameran tambahan.
Tahun 2003 Pemerintah Pusat merencanakan membuat museum yang lebih representatif menggantikan museum yang ada secara bertahap. Awal tahun 2004 ini telah selesai didirikan bangunan perkantoran tiga lantai terdiri ruang basemen untuk gudang, lantai I untuk laboratorium, dan lantai II untuk perkantoran. Program selanjutnya adalah memuat ruang audio visual, ruang transit untuk penerimaan pengunjung, ruang pameran bawah tanah, ruang pertemuan, perpustakaan, taman prbakala, dan lain-lain.
3. KOLEKSI MUSEUM SANGIRAN
Koleksi yang ada di Museum Situs Manusia Purba Sangiran saat ini, semua berasal dari sekitar Situs Sangiran. Saat ini jumlah koleksi seluruhnya ± 13.808 buah. Koleksi tersebut akan selalu bertambah karena setiap musim hujan, bumi Sangiran selalu mengalami erosi yang sering menyingkapkan temuan fosil dari dalam tanah.
Koleksi yang ada di Museum Sangiran antara lain berupa fosil manusia, fosil hewan, fosil tumbuhan, batu-batuan, sedimen tanah, dan juga peralatan batu yang dulu pernah dibuat dan digunakan oleh manusia purba yang pernah bermukim di Sangiran.
Koleksi-koleksi tersebut seagian besar masih disimpan di gudang dan sebagian lagi di pajang di ruang pameran. Ruang Pameran saat ini ada 3 ruang. Ruang Utama berisi 15 Vitrin ditambah diorama, Ruang Pameran Tambahan 1 berisi vutrin, dan Ruang Pameran Tambahan 2 berisi vitrin.
1. Ruang Pameran Utama
• Vitrin 1 FOSIL MOLUSKA
Moluska termasuk filum invertebrata. Terbagi menjadi 7 klas dan lebih dari 100.000 spesies. Pada Vitrin ini dipamerkan contoh-contoh moluska Klas Pelecipoda (kerang dengan dua cangkang) dan Klas Gastropoda (kerang bercangkang spiral), yang ditemukan pada Formasi Klaibeng dan Formasi Pucangan.
A. Klas Pelecypoda
1. Venericardia
2. Arca
3. Pecten
4. Tenina
5. Ostrea
6. Steinkern
7. Fragmen Tridaona
8. Amonia
9. Vermetus B. B. Klas Gastropoda
1. Orthaulax
2. Olivia
3. Turbo
4. Eupleura
5. Strombus
6. Turritella
7. Conus
8. Urasalpinx
9. Buccina
10. STulangnkerna
• Vitrin 2 BINATANG AIR
Vitrin 2 berisi fosil tengkorak buaya, fosil kura-kura, fosil ikan, dan fosil kepiting. Temuan fosil Ikan Hiu menunjukkan bahwa kawasan Sangiran pernah digenangi oleh air laut. Lingkungan ini kemudian berubah menjadi danau dan rawa-rawa dengan bukti temuan fosil buaya dan kura-kura, dan kepiting.
11. Tengkorak Buaya (Crocodilus Sp.)
Tanggal Penemuan : 17 Desember 1994
Lokasi Penemuan : Dukuh Blimbing, Ds. Ngebung, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
12. Kura-Kura (Chelonia Sp.)
Tanggal Penemuan : 1 Pebruari 1990
Lokasi Penemuan : Dukuh Pablengan, Ds.Krikilan, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
13. Rahang dan Sirip Belakang Ikan
Tanggal Penemuan : 20 Nopember 1975
Lokasi Penemuan : Ds. Bukuran, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
14. Gigi Ikan Hiu
Tanggal Penemuan : 6 April 1977
Lokasi Penemuan : Ds.Bukuran, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
15. Ruas Tulang Belakang Ikan
Tanggal Penemuan : 20 November 1975
Lokasi Penemuan : Ds. Bukuran, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
6. Sirip Ikan Bagian Depan
Tanggal Penemuan : 4 Januari 1991
Lokasi Penemuan : Desa Dayu, Kec. Gondangrejo, Kab. Karanganyar
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
16. Kepiting
Tanggal Penemuan : 6 April 1970
Lokasi Penemuan : Ds.Bukuran, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
• Vitrin 3 FOSIL KAYU
Selain sisa-sisa manusia dan binatang purba, di kawasan Cagar Budaya Sangiran ditemukan pula sisa-sisa batang pohon yang telah menjadi fosil. Pada vitrin ini dipamerkan Fosil Batang Pohon dari Dukuh Jambu, Desa Dayu, Kec. Gondangrejo, Kab. Karnganyar, yang ditemukan tahun 1955 dan Fosil Batang Pohon dari Desa Krikilan, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen, yang ditemukan tahun 1977. keduanya dari Formasi Pucangan.
• Vitrin 4 KUDA NIL (Hippopotamus Sp)
Kuda Nil adalah binatang darat yang hidup di danau atau rawa-rawa dan dapat menyelam di dalam air selama 5 menit dengan cara menutup lubang hidung dan matanya. Di daerah Sangiran binatang ini ditemukan pada formasi Pucangan dan Kabuh.
1. Rahang Bawah (Mandibula)
Tanggal Penemuan : 20 Februari 1994
Lokasi Penemuan : Lereng Tebing di Sebelah Barat Dukuh
Grogolan, Ds. Bukuran, Kali Jambe, Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
2. Rahang Atas (Maxilla)
Tanggal Penemuan : 25 April 1994
Lokasi Penemuan : Dukuh Pablengan, Desa Krikilan, Kec. Kali Jambe, Kab Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan
3. Tulang Kering (Tulangbia)
Tanggal Penemuan : 4 Januari 1993
Lokasi Penemuan : Dukuh Bubak, Desa Ngebung, Kec.Klaijambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan Atas
4. Tulang Kaki Depan Bagian Atas (Humerus)
Tanggal Penemuan : 28 Desember 1993
Lokasi Penemuan : Desa Krikilan, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Formasi Pucangan Atas
• Vitrin 5 COPY FOSIL TENGKORAK MANUSIA
Vitrin ini berisi copy tengkorak manusia purba dari berbagai situs prasejarah dunia yang secara berurutan menggambarkan bukti-bukti evolusi manusia purba.
1) Australopithecus Africanus (copy)
Tanggal Penemuan : Tahun 1937
Lokasi Penemuan : Di Sterfonteine, Afrika Selatan
2) Umur/Stratigrafi : Diperkirakan 2,5 juta tahun
3) Pithecanthropus Modjokertensis (copy)
Tanggal Penemuan : Tahun 1936
4) Lokasi Penemuan : Di Perning, Mojokerto, Jawa Tiur
Umur/Stratigrafi : Diperkirakan 1,9 juta tahun (Individu usia anak anak 6 tahun)
5) Tengkorak Pithecanthropus erectus II (copy)
Tanggal Penemuan : Tahun 1937
Lokasi Penemuan : Dukuh Bapang, Desa Bukuran, Kec. Klaijambe, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi :
6) Tengkorak Pithecanthropus VIII (Sangiran 17)
Fosil tengkorak Homo Erectus terlengkap hingga saat ini yang pernah ditemukan di Indonesia. Terdiri dari Tempurung, Kepala, Bagian Muka, dan Rahang Atas dengan Gigi Geraham (premolar 4), Taring (canine) kiri, serta Geraham (molar 1-3) kanan.
Fosil ditemukan di sebelah selatan Kali Pucung, Ds. Dayu, kec. Gondangrejo, Kab. Karanganyar. Secara geologis fosil ini diperkirakan berumur 700.000 tahun yang lalu.
1. Tengkorak Pithecanthropus Soloensis (copy)
Tanggal Penemuan : Tahun 1932
Lokasi Penemuan : Di Ngandong, Kab. Blora, Jawa Tengah
Umur/Stratigrafi : Diperkirakan 400.000 tahun
2. Homo Neandertha Eropa (copy)
3. Homo Neanderthal Asia (copy)
4. Homo Sapiens (copy)
Lokasi Penemuan : Dari Dukuh Ngrejeng, Ds. Somomoro dukuh, Kec. Plupuh, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Diperkirakan hidup sekitar 40.000 tahun yang lalu.
• Vitrin 6 ALAT-ALAT BATU
Manusia purba yang hidup di Sangiran menggunakan batu sebagai peralatan untuk temuan alat batu di Situs Sangiran membuktikan tentang adanya adaptasi manusia purba terhadap lingkungannya. Ditemukan “Bakalan” kapak batu di daerah Sangiran, membuktikan bahwa alat-alat batu tersebut Tidak didatangkan dari tempat lain. Adapun alat-alat batu yang ditemukan di Sangiran anatar lain: Serpih dan Bilah, Serut dan Gurdi, Bakalan Kapak Batu, Beliung Persegi, Kapak Perimbas, Batu Inti, dan Bola Batu.
a. Serpih dan Bilah. Alat yang dibuat denagn memecah batu menjadi serpihan. Serpihan panjang disebut bilah, digunakan seperti pisau, untuk memotong ataupun menguliti binatang buruan.
b. Serut adalah alat serpih untuk menyerut, Gurdi adalah alat batu untuk melobangi.
c. Beliung Persegi merupakan alat batu yang sudah diperhalus dan dipergunakan sebagai alat pertania di zaman Neolitikkhum.
d. Bakal Kapak batu yaitu bahan yang disiapkan untuk membuat kapak batu.
e. Batu inti, merupakan bahan baku untuk membuat alat-alat batu separti Serpih dan Bilah. Bahan baku yang biasa digunakan antara lain Batuan Tufa Kersikan, Batuan Gamping Kersikan, Kwarsa, dll.
f. Bola batu, yaitu batuan yang mengalami pembulatan karena alam. Bola Batu tersebut diperkirakan digunakan sebagai alat lempar.
• Vitrin 7 CONTOH BATUAN SITUS SANGIRAN
Vitrin ini memamerkan beberapa jenis contoh batu dan batuan yang ditemukan di kawasan Cagar Budaya Sangiran yang dapat dijadikan sebagai indikasi terhadap aam dan lingkungan Sangiran, yang secara geologis dapat memberikan informasi kondisi alam purba masa itu.
a. Batu Rijang, banyak ditemukan di sekitar tulang-tulang trianggulasi di Ds. Ngebung, Kec Kali Jambe, Kab. Sragen, batu ini banyak digunakan sebagai bahan pembuat alat serpih.
b. Batu Meteor. Ditemukan antar lain di desa Krikilan, Rejosari, dan lain-lain.
c. Batu Kalsedon. Banyak ditemukan di sekitar tulang-tulang patok trianggulasi di Desa Ngebung, Kec. Klaijambe, Kab. Sragen. Batu ini banyak digunakan oleh sebagian bahan pembuat alat.
d. Batauan Konkresi. Ditemukan dari Dsa Pablengan.
e. Batu Cetakan (Steinkem). Ditemukan di Dukuh Pondok, Desa Krikilan, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen. Jenis bataun ini terjadi karean masuknya material batuan ke dalam cangkang kemudian cangkang tersebut terawetkan, setelah material berubah menjadi fosil, maka cangkangnya aslinya hancur.
f. Batu Koral. Ditemuakn pada endapan/formasi Kalibeng, kala Meosin. Jenis batuan ini ditemukan di Dukuh Sangiran, Desa Krikilan, kec. Kali Jambe, Kab. Sragen.
g. Batu Diatome. Diatome adalah plankton laut yang berlapis-lapis yang telah mengeing dan mengeras. Jenis bataun ini merupakan salah satu ciri dari endapan dari Formasi Pucangan pada kala. Pleostosen Bawah. Sampel batuan diambil dari Dukuh Pablengan, Desa Krikilan, Kec. Klaijambe, Kab. Sragen.
h. Batu Gamping Moluska. Merupakan endapan molusa yang tersementasi oleh batu kapur temuan dari situs Sangiran.
i. Batu Gamping Foraminifera. Temuan dari Dukuh Ngempon, Desa Krikilan, Kec. Klaijambe, Kab. Sragen. Ditemukan pada endapan/formasi Kalibeng.
j. Endapan Mud Vulcano. Ditemukan di Desa Krikilan, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen. Mud Vulcano adalah bataun erupsi dari dalam bumi yang muncul ke permukaan bumi sambil membawa zat-zat dari dalam bumi. Dari penelitian diketahui bahwa material mud vulcano di Situs Snagiran beasal dari Zaman Tersier sekitar 65 s/d 5 juta tahun yang lalu.
• Vitrin 8 TENGKORAK KERBAU (Bubalus Palaeokerabau)
Tanggal Penemuan : 20 November 1992
Lokasi Penemuan : Dari Dukuh Tanjung, Ds. Dayu, Kec. Gondangrejo, Kab. Karanganyar.
Umur/Stratigrafi : Formasi kabuh
• Vitrin 9 GAJAH PURBA
Gajah Purba yang pernah hidup di daerah Cagar Budaya Sangiran antara lain jenis Mastodon, Stegodon, dan Elephas. Spesies Stegodon Trigonocephalus merupaakn jenis gajah purba yang paling banyak ditemukan di Situs Sangiran. Fosil binatang ini banyak ditemukan pada formasi Pucangan Atas dan Kabuh dan hidup antara 1.200.000 - 500.000 tahun yang lalu.
No. Nama Koleksi Tanggal Penemuan Asal Temuan
1. Rahang Atas (Maxilla) Gajah Mastodon Sp 5 Januari 1992 Formasi Kabuh, Situs Sangiran
2. Tulang Rusuk (costa) Gajah Stegodon Trigonochepalus 3 Desember 1991 Formasi Pucangan Atas di Dukuh Bukuran, Kali Jambe, Sragen
3. Gading Gajah Stegodon Trigonocepalus 24 Agustus 1980 Formasi Kabuh Bawah, di Dukuh Blimbing, Ds. Cangkol, Kec. Plupuh, Kab. Sragen
4. Sepasang Gading Gajah Stegodon Trigonochepalus 7 Juni 1984 Formasi Kabuh di Dukuh Grogolan
5. Tulang Panggul (Pelvis) Gajah Stegodon Trigonochepalus 20 April 1992 Formasi Kabuh, Dukuh Tanjung, Ds. Dayu, Kec. Gondangrejo, Kab. Karang Anyar
6. Ruas Tulang Jari (Phalanx) Gajah Stegodon Trigonochepalus 28 Oktober 1971 Formasi Kabuh, Situs Sangiran
7. Ruas Tulang belakang (vertebrae) Gajah Stegodon Trigonochepalus 15 Dsember 1975 Formasi Kabuh, Situs Sangiran
8. Ruas Tulang Leher (vertebrae) Gajah Stegodon Trigonocephalus 20 Desember 1975 Formasi Kabuh Bawah, Situs Sangiran
9. Gigi Geraham Bawah Gajah 8 November 1975 Formasi Kabuh Bawah, Situs Sangiran
10. Gigi Gajah (Elepnas Namadicus) 12 Desember 1975 Formasi Kabuh Bawah, Situs Sangira
• Vitrin 10 FOSIL BOVIDAE
Bovidae adalah kelompok binatang bertanduk seperti Kerbau, Banteng, dan lain-lain. Fosil binatang ini banyak ditemukan pada Formasi Pucangan Atas dan Foramsi Kabuh.
No. Nama Koleksi Tanggal Temuan Asal Temuan
1. Tulang Belakang (Vertebrae) 26 Mei 1977 Formasi Kabuh, Sangiran
2. Rahang Bawah (Mandibula) 10 Desember 1977 Formasi Kabuh Bawah, di Dukuh Kricikan, Ds. Rejosari, Kec. Gondangrejo, Karang Anyar.
3. Tulang Rusuk (Costa) 17 Mei 1977 Formasi Kabuh Bawah, Sangiran
4. Tulang Paha (Femur) 1 Pebruari 1994 Formasi Kabuh di Dukuh Kriilan, Kec. Kali Jambe, Sragen
5. Tulang Kering 9 Tulangbia) 10 Mei 1977 Formasi Kabuh di Dukuh Kriilan, Kec. Kali Jambe, Sragen
6. Tulang Tapak Kaki (Metacarpal) 3 November 1994 Formasi Kabuh di Dukuh Sendang, Ds. Bukuran, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
7. Tulang Kaki Depan Atas (Humerus) 28 Januari 1995 Formasi Kabuh, di Dukuh Sendang Ds. Bukuran, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
8. Tengkorak (cranium) 1975 Formasi Kabuh, di Ds. Krikilan, Kali Jambe, Sragen
• Vitrin 11 STEGODON TRIGONOCEPHALUS
a. Tulang Paha Gajah
Tanggal Penemuan : 4 Februari 1989
Lokasi Penemuan : Dari Desa Ngebung, Kec. Kali Jamb, Kab. Sragen
Umur/Stratigrafi : Pada Formasi Pucangan Atas
b. Tulang Hasta (ulna) Stegodon Trigonocephalus
Tanggal Penemuan : 23 November 1975
Lokasi Penemuan : Dari kawasan Cagar Budaya Sangiran
Umur/Stratigrafi : Pada Formasi Kabuh Bawah
• Vitrin 12 FOSIL RUSA (Cervus Sp.) dan DOMBA
Vitrin ini berisi fosil rusa dan domba yang pernah hidup pada kala Pleostosin Tengah dan endapan pada Formasi Kabuh. Koleksi vitrin antara lain:
a. Tanduk Rusa jenis Cervus Hippelaphus
b. Tanduk dari jenis Cervus Lydekteri
c. Tengkorak Rusa (Cranium)
d. Rahang Bawah Carvus Hippelaphus (Mandibula)
e. Rahang Atas Cervus Sp
f. Tulang Pinggul (Pelvis) Cervus Sp
g. Duboisia Santeng
h. Rahang Bawah Domba (Mandibula)
i. Tulang Paha (Femur) Domba
j. Tulang Tapak Kaki Belakang Bawah (Metatarsus) Domba
k. Tulang Pengumpil (Radius)
l. Ruas Tulang Jari (Phalanx) Domba
m. Ruas Pergelangan Kaki Belakang Domba
• Vitrin 13 FOSIL BABI, HARIMAU, DAN BADAK
No Nama Koleksi Penemuan Dan Tanggal Penemuan Asal Temuan
1 Rahang Atas Babi Sus
(Brachinathus) Mitro, 14 Maret 1997 Formasih Kabuh di
Dk.Sangiran, Ds. Krikil
Kec. Kaliambe, Kab. Sragen
2 Rahang Bawa (Mandibula) Babi
Sus Terhaati Tahun 1976 Formasi Kabuh Di
Situs Sangiran
3 Tengkorak Harimau
(Cranium Fellis Paleojavanica) Ngadino, 24 Desember 1993 Formasih Kabuh di Dk.Wonolelo, Ds. Ngembung Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
4 Ti Paha Harimau (Femur) 12 Juni 1993 Formasih Kabuh di Dk.Wonoelo, Ds. Brangkal Kec. Gemolong, Kab. Sragen
5 Taring Harimau (Canine) Ngandino, 25 April 1991 Formasih Kabuh di Dk.Wonolelo, Ds. Ngembung Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
6 Tengkorak Badak
(Rhinoceros Sondaicus) Harto, 24 April 1993 Formasi Kabuh Di Dk. Sangiran, Kec. Kali Jambe, Kab. Sragen
7 Rahang Bawah Badak Mintorejo, 7 Oktober 1993 Formasi Kabuh di Dk. Grogolan Krajan, Ds. Manjarejo, Plupuh, Sragen.
8 TI. Belikat Badak Danusari, 6 Juli 1994 Formasi Kabuh di Dk. Kebonaagung, Kec. Tanon. Kab. Sragen
• Vitrin 14 RAHANG ATAS ELEPHANS NAMADICUS
Tanggal : 24 April 1980
Penemuan :
Nama Penemu : Atmo
Lokasi : Dari Dukuh Ngejeng, Desa Somomoro
Penemuan di : dukuh, Kec. Plupuh, Kab. Sragen
Umur/ Stretigrafi : Pada Lapisan grenzbank (antara formasi pucangan dan kabuh)
• Vitrin 15 RAHANG GAJAH
Vitrin ini berasal dari Rahang atas Stegodon Trinocephalus dan Rahang Bawah Elephentoides. Keduanya jenis gajah purba yang pernah hidup di Sangiran.
No Nama Koleksi Penemu dan Tgl Penemuan Asal Temuan
1 Rahang Atas gajah Stegodon Trigonocephalus Atmo,24 April 1980 Lapisan Grezbank di Dk. Ngrejek, Ds. Sommoro- dukuh, Kec.Plupuh, Sragen
2 Rahang Bawah ( Mandibula) Gajah Elephantoides Supardi, 3 Desember 1991 Formasi Pucangan Atas di Ds. Bukuran, Kali Jambe, Sragen
BAB IV
PENUTUP
• Kesimpulan
Pada dasarnya sebuah penelitian harus berdasar pada suatu teori- teori penelitian yang dilakukan, sehingga penelitian tersebut mepunyai konsep dan rancangan terhadap obyek yang diteliti. Para ilmuan dengan konsep teorinya tentang perkembangan-perkembangan manusia purba, banyak mendukung terhadap penelitian. Tetapi disisi lain teori-teori tersebut juga mendapat kencaman dari para ilmuan. Maka dari itu untuk kebenaran teori tersebut perlu penelitian lebih lanjut. Teori yang diungkapkan Darwin tentang asal-usul manusia bahwa manusia berasal dari seokor kera yang berevolusi, hal ini menjadi perdebatan dikalangan para ilmuan. E. Debois seorang warga Belanda mencoba mencari kebenaran teori Darwin, dengan penelitianya yang dilakukan, ia bertujuan menjawab pertanyaan (The Missink Link) siapa nenek monyang manusia yang hilang dan telah berevolisi. Dengan latar belakang itulah, penelitian di lakukan di Indonesia karena dianggap cocok terhadap perkembangan manusia yang berevolusi setelah hilangnya bulu manusia purba. Karena tidak mungkin bahwa manusia purba hidup di empat iklim setelah hilangnya bulu manusia, tetapi di iklim tropislah mereka berkembang yaitu di Indonesia.
• Saran
Mengingat pentingnya penelitian yang dipelopori bangsa lain terhadap penelitian yang dilakukan di kawasan Indonesia, Sebagai putra bangsa kita harus tanggap terhadap potensi alam kita, yang menyimpan berbagai pengetahuan yang belum bisa diungkapkan secara luas, khususnya Perkembangan Manusia Purba. Sebagain besar penemuan sumber-sumber data/ situs Manusia Purba yang banyak ditemukan di Indonesia, karena itu perlu tindak lanjut pemerintah dan masyarakat sekitar agar dapat dikembangkan potensinya sebagai sumber penelitian pengetahun akan perkembangan Manusia Purba. Disamping tindakan pemerintah yang lebih optimal, peran masyarakat perlu ikut, agar sumber-sumber data bisa menjadi sumber data budaya kita.
Langganan:
Postingan (Atom)