Powered By Blogger

DicAri

Kamis, 17 Desember 2009

SEJARAH BAHASA MESIR

SEJARAH BAHASA MESIR KUNO

Pada awalnya Bahasa Mesir adalah bahasa Afro-Asia yang sangat erat hubungannya dengan bahasa Berber, bahasa Semit, dan bahasa Beja. Bahasa ini bertahan sampai abad ke-5 Masehi dalam bentuk bahasa Demotik dan sampai abad ke-17 Masehi dalam bentuk bahasa Koptik. Catatan tertulis dengan bahasa Mesir dari tahun 3200 SM, membuatnya menjadi bahasa tertua yang ditulis.

Para ahli telah memperiodisasi bahasa Mesir dalam enam pembagian,yaitu:
• Bahasa Mesir Kuno (sebelum 2600 SM)
• Bahasa Mesir Lama (2600 SM - 2000 SM)
• Bahasa Mesir Pertengahan (2000 SM - 1300 SM)
• Bahasa Mesir Akhir (1300 SM - 700 SM)
• Bahasa Mesir Demotik (abad ke-7 SM - abad ke-5 M)
• Bahasa Koptik (abad ke-4 M - abad ke-17 M)

Periodisasi mengenai pembagian bahasa ini telah memberi gambaran tentang asal mula bahasa Mesir itu munsul.Tetapi banyak hal yang sebenarnya masih menjadi teka teki dalam kasus asal mula dari bahasa Mesir Kuno ini. Pada salah satunya dikatakan bahasa Mesir Kuno terbuat dari sebuah surat perjanjian yang disebut dengan Batu Rosetta. Batu ini ditulis dengan bahasa Yunani Kuno, bahasa hieroglif, dan demotik. Bahasa demotik sendiri memiliki bentuk yang lebih sederhana dari hierogrif. Setelah Kerajaan Mesir Kuno runtuh, terdapat seorang Penjelajah yang menganggap bahwa bahasa Mesir ini merupakan suatu "teka-teki" yang sulit dipecahkan. Berabad-abad telah berlalu. Dengan teknologi yang lebih maju, maka "teka-teki" tersebut akan lebih muda dipecahkan.

Bahasa arab sekarang ini merupakan bahasa nasional Mesir, yang menggantikan bahasa Koptik secara bertahap sebagai bahasa sehari-hari selama berabad-abad setelah penaklukan Islam atas Mesir. Koptik masih digunakan sebagai bahasa liturgi oleh Gereja Ortodoks Koptik dan Gereja Katolik Koptik, serta menjadi bahasa ibu untuk beberapa orang. Bahasa Perancis dan Inggris juga dipakai setelah bahasa Arab. Di bumi para Nabi ini, budaya membaca dan tulis-menulis sangat maju, terbukti dengan banyaknya buku baru yang terbit dalam waktu yang cukup berdekatan. Di Negeri ini juga banyak buku baru yang terbit secara Intensif. Media massanya juga terbuka. Budaya beli buku adalah pemandangan umum yang terjadi disetiap awal tahun ketika pameran buku internasional (book fair) digelar dipusat kota Cairo. Kesempatan ini dimanfaatkan mahasiswa sebagai ajang beli kitab besar-besaran karena harga yang relatif lebih murah.

Di Mesir juga, kita jumpai banyak ulama dengan kaliber Internasional, ulama yang tawaddu’ dan ikhlas mengajarkan ilmunya kepada orang yang menuntut ilmu. Namun anehnya, tingkat buta huruf di Mesir masih tinggi juga. Kontradiksi serupa dapat kita saksikan pula pada aspek-aspek kehidupan lainnya seperti budaya orang-orang kaya yang gemar memiliki kendaraan impor mutakhir. Sementara di sisi lain, masih ada saja orang miskin di kota yang mengendarai keledai.

Ada juga hal-hal yang seharusnya tidak terjadi di negara kuat keislamannya seperti Mesir ini. Seperti kurang diperhatikannya masalah kebersihan, tidak adanya kedisiplinan lalu lintas, administrasi yang semrawut dan kondisi-kondisi lain yang aneh. Maka, tidak jarang dalam urusan-urusan administrasi, seseorang yang capek-capek antri dalam waktu yang lama, ketika tiba gilirannnya dibilang “Bukroh (Besok)!” atau “kaman nifsu sa’ah (setengah jam lagi)!” Sehingga dibutuhkan satu kesabaran yang tinggi dalam urusan-urusan di negeri ini. Tapi, bila kita pandai melobi (Bernujamalah), biasanya urusan menjadi lebih mudah dan cepat beres. Itulah segala pernak-pernik kehidupan sosial dan budaya di Mesir. Mungkin banyak yang belum kita jumpai segala keunikan sosial budaya di negri gudang peradaban dan ilmu pengetahuan ini.

Sehingga keterbatasan waktu dalam mencari informasi dan teknologi inilah yang mempengaruhi sedikitnya rangkuman ini, yang mana rangkuman ini saya buat sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Sejarah Kebudayaan Dunia, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya, untuk itu semoga dapat diterima dengan semestinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar